22
C. Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin berdasarkan perkembangan fisiologi dan psikologi antara wanita dan pria berbeda Gilarso, 1993. Elizabeth B. Hurlock
1992:191-192 menyatakan bahwa, Akibat yang luas dari masa puber pada keadaan fisik anak juga
mempengaruhi sikap dan prilaku. Pada umumnya pengaruh masa puber lebih banyak pada anak perempuan daripada anak laki- laki,
sebagian disebabkan karena anak perempuan biasanya lebih cepat matang dari pada anak laki- laki dan sebagian banyak hambatan-
hambatan sosial mulai ditekankan pada prilaku anak perempuan justru pada anak perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari berbagai
pembatasan. Berikut perbedaan karakter pria dan wanita menurut Kartini Kartono
1971:137-144: 1. Betapapun baik dan cemerlangnya intelegensi wanita itu, namun pada
intinya hampir-hampir ia tidak mempunyai interese yang menyeluruh pada soal-soal teoritis seperti kaum laki- laki. Hal ini bergantung pada struktur
otaknya. 2. Kaum wanita lebih langsung atau direct, lebih praktis dan lebih meminati
segi-segi kehidupan yang segera. Sedangkan laki- laki pada umumnya hanya mempunyai interess, jika kejadian-kejadian tadi mengandung latar
belakang atau nuansa tertentu, sesuai dengan minatnya, atau berhubungan dengan kepribadiannya. Jadi wanita itu lebih dekat pada masalah- masalah
kehidupan yang praktis, sedang kaum laki- laki lebih tertarik pada segi-segi kejiwaan yang bersifat abstrak dari kehidupan ini sebagai bagian dari
kehidupannya sendiri. 3. Wanita itu pada umumnya sangat bergairah, sangat vivid penuh vitalitas
hidup. Sering memiliki sifat keremajaan, dan pada banyak hal wanita itu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
berdiri lebih dekat pada anaknya. Oleh karena itu sangat tepatlah ia ditugaskan sebagai pendidik anaknya. Tepat juga untuk teman bergaul bagi
kaum pria karena kaum pria itu selalu tertarik pada keremajaan dan kesegaran sifat-sifat wanita ini.
4. Wanita itu pada hekekatnya lebih hetero-centris, lebih menonjol sifat kesosialannya. Sesuai dengan kodrat alamiahnya, wanita itu lebih banyak
tertarik pada kehidupan orang lain. Pada banyak segi wanita itu menganggap orang laki- laki sebagai anaknya yang harus dibimbingnya.
Oleh karena itu wanita ini selalu terbuka hatinya bagi orang lain, dan mudah menerima orang lain, sehingga ia menjadi tempat pemberhentian
yang terpercaya. Sedang kaum pria itu bersifat lebih egosentris, dan suka berfikir pada hal-hal yang lebih objektif dan esensiil. Kaum pria itu
biasanya muncul sebagai pemegang inisiatif, yang menjadi stimulans dan pengarah bagi kemajuan. Dia mengejar cita-citanya dengan sarana tertentu.
Oleh karena itu kehidupan dirinya dianggap sebagai sesuatu yang autonom, sebagai suatu prospek usaha yang ekspansif dan sifat-sifatnya selalu
agresif, penuh daya serang untuk menguasai sesuatu ruang lingkup. Wanita itu sebaliknya dari laki- laki. Sifatnya lebih melindungi, memelihara dan
mempertahankan defensif. Perbedaan lain wanita dan pria pada waktu senggang yaitu, bahwa wanita itu lebih suka menyibukan diri dengan
berbagai macam pekerjaan ringan. Sedang kaum pria lebih suka istirahat, tidur atau relax seenak-enaknya. Dengan demikian wanita itu pada
umumnya lebih tangkas dan lebih giat pada waktu senggangnya, sehingga segenap waktunya selalu dipenuhi oleh macam- macam kesibukan dan
pekerjaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Berdasarkan perbedaan wanita dan pria di atas Kartini Kartono 1971:144 menyimpulkan bahwa,
Perbedaan pria dan wanita itu bukannya terletak pada adanya perbedaan yang esensiil daripada temperament atau karakternya, akan
tetapi pada perbedaan susunan jasmaniahnya, juga ada perbedaan dalam tujuan hidupnya serta fungsi sosialnya atau fungsinya di dalam
masyarakat. Tri Dayakisni dan Hudaniah 2003:184 menyatakan bahwa wanita
lebih mungkin daripada pria untuk menghibur temannya, memberikan dukungan emosional, dan memberikan informasi konseling tentang masalah-
masalah pribadi atau psikologis.
D. Prestasi Belajar