Pengertian karakter Macam – macam karakter

33 Karakter Kekuatan Kelemahan kanakan Senang kumpul dan berkumpul untuk bertemu dan bicara Umumnya hebat di permukaan Mudah berteman dan menyukai orang lain Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian Menyenangkan dan dicemburui orang lain Mudah memaafkan dan tidak menyimpan dendam Mengambil inisiatif menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan Menyukai hal-hal yang spontan termasuk hal-hal yang sepele RKP Rentang Konsentrasi Pendek Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban awalnya saja antusias Mudah berubah-ubah Susah datang tepat waktu jam kantor Prioritas kegiatan kacau Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya Egoistis Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama Konsentrasi ke “How to spend money ” daripada “How to earnsave money” Koleris Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan Tidak sabar dan cepat marah kasar dan tidak taktis Senang memerintah Terlalu bergairah dan tidaksusah untuk santai 34 Karakter Kekuatan Kelemahan Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran target Bebas dan mandiri Berani menghadapi tantangan dan masalah “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini” adalah motonya Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas Membuat dan menentukan tujuan Terdorong oleh tantangan dan tantangan Tidak begitu perlu teman Mau memimpin dan mengorganisasi Biasanya benar dan punya visi ke depan Unggul dalam keadaan darurat Menyukai kontroversi dan pertengkaran Terlalu kaku dan kuatkeras Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik Tidak suka yang sepele dan bertele-tele terlalu rinci Sering membuat keputusan tergesa-gesa Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan Workaholics kerja adalah “tuhan”-nya Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf Mungkin selalu benar tetapi tidak populer

3. Faktor – faktor yang membentuk karakter seseorang

Hippocrates 400 SM menganalisa unsur – unsur pokok yang ada di dalam tubuh manusia seperti darah empedu hitam, empedu kuning dan lendir. Bila manusia tertentu memiliki salah satu dari unsur-unsur tersebut 35 dalam kadar yang lebih banyak daripada yang lainnya, maka sifat atau watak individu itu adalah perwujudan dari sifat unsur yang dominan tersebut. Hal ini dilakukan Hippocrates mengacu pada penyelidikan tertua tentang karakter yang dilakukan oleh Empedocles 450 SM, yang menyatakan bahwa perwujudan sifat-sifat unsur alam tercemin dalam watak manusia, yaitu ada yang mencerminkan sifat-sifat udara hangat dan lembab, tanah dingin dan kering, api panas dan kering, dan air dingin dan lembab itu dalam diri dan tingkah lakunya. Patty dkk, 1982:154 Bila kita ikhtisiarkan pokok pikiran Hippocrates dalam suatu skema, maka kita akan melihat sifat dari tiap-tiap tipe manusia menurut unsur yang dominan dalam dirinya sebagai berikut: Tabel 2.2. Tipe dan watak manusia menurut Hippocrates Patty dkk, 1982:155 Tipe Krakteristik Disebabkan oleh pengaruh proses Sanguinis Cepat, periang, tidak stabil Darah Koleris Mudah marah Empedu kuning Melankolis Pesimis, pemurung Empedu hitam Flegmatis Lamban, tidak mudah tergerak Lendir Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1982, V. Campbell dan R. Obligasi Eko, 15 Agustus 2011 mengusulkan faktor utama dalam mempengaruhi karakter dan perkembangan moral adalah: a. faktor keturunan, b. pengalaman masa kanak-kanak, 36 c. pemodelan oleh orang dewasa yang lebih tua penting bagi remaja, d. pengaruh teman sebaya, e. lingkungan fisik dan sosial secara umum, f. media komunikasi, g. apa yang diajarkan di sekolah-sekolah dan lembaga lain, dan h. situasi spesifik dan peran yang menimbulkan perilaku yang sesuai.

4. Karakteristik kepribadian guru

Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru skripsi Lilis Fitriyani, 2008 adalah: a. Fleksibilitas kognitif guru Fleksibilitas kognitif merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan terjadi pada waktu yang bersamaan dan memadai dalam situasi tertentu. Dalam proses belajar mengajar fleksibilitas kognitif guru terdiri atas 3 dimensi, yaitu: 1 Karakteristik kognitif pribadi guru Profil seorang guru yang luwes digambarkan sebagai berikut: a menunjukan keterbukaan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar b menjadikan materi pelajaran berguna bagi kehidupan nyata siswa c mempertimbangkan berbagai alternatif cara mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa 37 d mampu merencanakan sesuatu dalam keadaan mendesak e dapat mengunakan humor secara proporsional dalam menciptakan situasi proses belajar mengajar yang menarik 2 Sikap kognitif guru terhadap siswa Profil seorang guru yang luwea digambarkan sebagai berikut: a menunjukan perilaku demokratis dan tenggang rasa kepada semua siswa b responsif terhadap kelas mau melihat, mendengar, dan merespon masalah disiplin, kesulitan belajar, dan lain-lain c memandang siswa sebagai patner dalam proses belajar mengajar d menilai siswa berdasarkan faktor-faktor yang memadai e berkesinambungan dalam menggunakan ganjaran dan hukuman sesuai dengan penampilan siswa 3 Sikap kognitif guru terhadap materi dan metode mengajar Profil guru yang luwes digambarkan sebagai berikut: a menyusun dan menyajikan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa b menggunakan macam-macam metode yang relevan secara kreatif sesuai dengan sifat materi c luwes dalam melaksanakan rencana dan selalu berusaha mencari pengajaran yang efektif 38 d pendekatan pengajarannya lebih problematik, sehingga siswa terdorong untuk berpikir b. Keterbukaan psikologis guru Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern antara lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Dia mau menerima kritik dengan ikhlas dan memiliki empati, yakni respon afektif terhadap pengalaman emosional dan perasaan tertentu orang lain. Keterbukaan psikologis sangat penting bagi guru mengingat posisinya sebagai panutan siswa. Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain, dan diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan antar pribadi guru dan siswa yang harmonis, sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan. Kinerja guru adalah penampilan guru dalam melaksanakan tugasnya membimbing siswa dalam belajar agar berjalan dengan efektif dan efisien. Ruseffendi, yang diungkapkan kembali oleh Hadi, menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yang berkaitan dengan kinerja guru, antara lain: 1 Kemampuan kompetensi guru, terbagi menjadi beberapa aspek sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA TEACHING STYLE (GAYA MENGAJAR GURU) DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA Hubungan Antara Teaching Style (Gaya Mengajar Guru) Dengan Minat Belajar Matematika Pada Siswa SMK Muhammadiyah 4 Wonogiri.

0 10 17

HUBUNGAN ANTARA TEACHING STYLE (GAYA MENGAJAR GURU) DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA Hubungan Antara Teaching Style (Gaya Mengajar Guru) Dengan Minat Belajar Matematika Pada Siswa SMK Muhammadiyah 4 Wonogiri.

0 2 19

STUDI KORELASI ANTARA VOCABULARY MASTERY, GRAMMAR MASTERY DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Studi Korelasi Antara Vocabulary Mastery, Grammar Mastery Dan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas Internasional

0 2 21

KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS Korelasi Antara Minat Belajar Dengan Kedisiplinan Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa SD Kelas IV SD Negeri 1 Srobyong UPTD Dikpora Kecamatan Mlonggo,

0 3 16

KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS IV SD Korelasi Antara Minat Belajar Dengan Kedisiplinan Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa SD Kelas IV SD Negeri 1 Srobyong UPTD Dikpora Kecamatan Mlo

3 18 15

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA Hubungan Minat Belajar Dan Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika.

0 1 15

Pengaruh Permainan Matematika Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika

1 6 6

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENATA PRODUK PADA SMKN 16 JAKARTA PUSAT - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9

Korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswa SMKN 54 Jakarta Pusat pada mata pelajaran matematika - USD Repository

0 3 214