87
B. Keterbatasan Penelitian
Mengingat penelitian ini merupakan penelitian yang baru pertama kali di angkat sebagai tugas akhir di Program Studi Matematika, peneliti sadar akan
beberapa kelemahan yang merupakan keterbatasan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Pada awalnya observer untuk pengatamatan terhadap aktivitas guru
direncanakan ada 2 observer, namun dalam perjalanannya di lapangan seorang observer mendapat tugas mengikuti seminar tingkat propinsi
sehingga akhirnya observasi terhadap aktivitas guru hanya dilakukan oleh satu orang observer saja.
2. Gedung sekolah SMKN 54 Jakarta Pusat yang sebenarnya sedang dalam
tahap renovasi sehingga penelitian dilakukan di lokasi sementara SMKN 54 Jakarta Pusat di kompleks SD Sumur Batu. Selain itu, kepala sekolah
dan bagian administrasi sekolah ditempatkan di lokasi berbeda yakni di gedung PUSLATDIKJUR Jakarta. Mengingat situasi dan kondisi yang
terbatas ini, maka ada beberapa butir pengamatan yang tidak terjangkau oleh observer untuk diamati secara intensif.
3. Pada awalnya uji validitas instrumen hanya berupa validitas isi oleh para
pakarahli. Namun kemudian menyadari akan kelemahan dari validitas isi ini peneliti kemudian mengukur validitas butir berdasarkan perhitungan
matematis dengan menggunakan rumus Korelasi Pearson, sedangkan untuk mengukur reliabilitas butir peneliti menggunakan perhitungan
alpha.
88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan rumusan masalah serta landasan teori yang dibahas dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut: 1.
Berdasarkan pendapat siswa yang subjektif, peneliti mengungkap seberapa erat korelasi antara karakter guru matematika dengan minat
belajar siswanya terhadap pelajaran matematika. Peneliti mengambil sampel guru matematika dan siswa kelas X dan kelas XI SMKN 54
Jakarta Pusat. Hasilnya menyatakan bahwa ada korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswanya terhadap mata pelajaran
matematika. Secara matematis, koofisien korelasi dari 3 pasang subjek penelitian menunjukan hasil yang berbeda yakni : r
1
=0,5645, r
2
=0,602, dan r
3
=0,3806. Walaupun koofisien korelasi yang diperoleh ini menggambarkan tingkat korelasi yang cukup rendah, namun hasil yang
positif dari tiap koofisien tersebut menyatakan adanya hubungan korelasi yang positif antara karakter guru matematika dengan minat belajar
siswanya di SMKN 54 Jakarta Pusat. Artinya karakter guru matematika membantu menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar siswa
terhadap pelajaran matematika.
89
2. Adanya korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar
siswanya tersebut tidak lepas dari peran guru sebagai tenaga pendidik profesional, yaitu sebagai pengajar, pendidik, pembimbing, korektor,
fasilitator, mediator, supervisor,dan evaluator. Selain karakter guru yang cukup mempengaruhi minat belajar siswa, ada beberapa faktor lain yang
dapat mempengaruhi minat belajar mereka antara lain: faktor keluarga, sarana dan prasarana di sekolah, lingkungan masyarakat di tempat
tinggalnya, dan pendekatan kecenderungan belajar siswa tersebut. 3.
Peneliti mencari tahu karakter guru matematika seperti apa yang diidamkan oleh siswa SMKN 54 Jakarta Pusat. Hipocrates dalam Darwis
2009 menggolongkan manusia dalam empat jenis karakter Mulyati, April 2012 yaitu : sanguinis, korelis, melankolis, dan flegmatik. Untuk
menjawab hal tersebut, peneliti membuat kuesioner karakter guru matematika idamanku dimana siswa diminta untuk mencentang kriteria-
kriteria apa saja yang mereka idamkan dari guru matematika. Melalui perhitungan dan analisis berdasarkan karakter dasar manusia menurut
Hippocrates, peneliti memperoleh hasil 43 siswa memilih karakter flegmatik, 30 memilih karakter sanguinis, 23 memilih karakter
melankolis, dan 4 memilih karakter korelis. Jadi karakater guru matematika idaman siswa SMKN 54 Jakarta Pusat adalah tipe Flegmatik.
90
B. Saran
Berdasarkan pengalaman penelitian, peneliti berharap agar ke depannya bisa lebih banyak penelitian tentang korelasi dari karakter guru
matematika terhadap minat belajar siswanya. Selain mencari korelasi dari karakter guru matematika dengan minat belajar siswa SMK mungkin penelitian
lebih lanjut dapat dikembangkan menjadi : 1.
Pengaruh dari karakter guru matematika terhadap minat belajar siswa SMK
2. Pengaruh dari karakter guru matematika terhadap minat belajar siswa
SMP 3.
Korelasi dan pengaruh dari karakter guru matematika terhadap siswa SMA
4. Perbandingan antara karakter guru matematika terhadap minat belajar
siswa SMA dan siswa SMK 5.
Pengaruh karakter dosen terhadap minat belajar mahasiswa program studi matematika semester pertama
Dengan banyak referensi tentang topik ini, diharapkan dapat menjadi pegangan bagi seorang calon guru maupun guru muda dalam meningkatkan
keprofesionalitasnya dalam berkarya.
91
DAFTAR PUSTAKA
Adimassana. 2007. Bahan Kuliah Pengantar Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Asmani M. Jamal. 2013. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.
Aqib Zainal. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.
Eko. 2011. Faktor utama dalam mempengaruhi karakter dan perkembangan moral. http:id.shvoong.comsocial-scienceseducation2200143-pengertian-
karakterixzz2LuEkj9Hh. Fitriyani Lilis. 2003. Skripsi: Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap
Karakterisitik Kepribadian Guru Matematika, Persepsi Siswa Terhadap Matematika, dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Matematika pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Depok. Masidjo. 2006. Psikologi Remaja. Yogyakarta: Bina Dharma Mulia.
Mulyati. 2012. Macam-macam karakter. http:id.shvoong.comwriting-and- speaki.
Nini Subini, Daryanti, Anang. 2012. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka.