Kode Etik Guru Empat Kompetensi Dasar Guru Profesional

24 a. Masa awal remaja Rentang usia pada masa ini adalah antara 11 atau 12 tahun sampai dengan 15 atau 16 tahun. Masa remaja awal merupakan masa negatif, dengan tanda-tanda sebagai berikut: tidak tenang, kurang suka bekerja, kurang suka bergerak, kebutuhan tidur besar, lekas lelah, suasana hati murung, pesimistik, dan non sosial. Remaja bersikap negatif karena bekerjanya kelenjar-kelenjar pertumbuhan. Hal ini memungkinkan perubahan-perubahan cepat dalam diri remaja, sehingga ia merasa ragu-ragu, malu, dan sebagainya. b. Masa remaja tengah Rentang usia pada masa ini adalah 15 atau 16 tahun sampai dengan 17 atau 18 tahun. Setelah si remaja mengalami kesepian dalam penderitaannya karena merasa ditelantarkan, maka langkah berikutnya mencari teman yang dapat memahami dan menolongnya. Dari sini tumbuh dorongan untuk mencari pedoman hidup, yang dipandang bernilai dan pantas dijunjung tinggi. Dalam proses ini terjadi kegoncangan batin dalam diri remaja. Langkah – langkah proses penemuan pedoman hidupnilai-nilai hidup adalah: 1 karena tiada pedoman, dia merindukan “sesuatu” yang dianggap bernilai dan pantas dipuja, namun belum 25 mempunyai bentuk tertentu mengingini sesuatu, tetapi tidak tahu apa yang diingini. 2 objek pujaan lebih jelas : pribadi-pribadi yang dipandang mendukung nilai tertentu. 3 si remaja telah dapat menghargai nilai-nilai yang lepas dari pendukungnya. Saat yang tepat untuk menentukan pilihanpendirian hidup. c. Masa remaja akhir Rentang usia pada masa ini adalah 17 atau 18 tahun sampai dengan 21 tahun. Bila si remaja dapat menentukan pendirian hidup sendiri berarti telah tercapai masa remaja akhir. Berdasarkan kedudukan siswa tersebut, peran gurupendidik dalam mengembangkan siswa adalah: a. peran guru terutama dalam membantu siswa pada masa remaja untuk mencapai taraf perkembangan yang optimal yang mengarah pada pendewasaan kepribadiannya secara utuh dan normal. b. bantuan yang dilaksanakan tersebut dilaksanakan melalui penyajian pokok bahasansub pokok bahasan setiap mata pelajaran dan setiap tingkah laku guru sebagai modelcontohpanutan, sehingga pada diri siswa terjadi perubahan-perubahan mental yang semakin sempurna. 26

2. Perkembangan minat

a. Pengertian minat Minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri peserta didik dimana ia merasa tertarik pada suatu hal dan merasa gembira bersama dengan hal tersebut Masidjo, 2006:25. Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat timbul dalam diri seseorang untuk memerhatikan, menerima, dan melakukan sesuatu tanpa ada yang menyuruh dan sesuatu itu dinilai penting atau berguna bagi dirinya. Dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan di pelajari. Nini Subini dkk, 2012:87 b. Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan minat 1 Komentar dan penerimaan teman sebaya dan orang dewasa terhadap objek minat. Makin didukung oleh komentar positif dan diterima objek yang diminati siswa, maka semakin membantu perkembangan minatnya. 2 Makin sadar akan kemampuan diri dan kagum terhadap objek yang diminati siswa, maka akan semakin membantu perkembangan minatnya.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA TEACHING STYLE (GAYA MENGAJAR GURU) DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA Hubungan Antara Teaching Style (Gaya Mengajar Guru) Dengan Minat Belajar Matematika Pada Siswa SMK Muhammadiyah 4 Wonogiri.

0 10 17

HUBUNGAN ANTARA TEACHING STYLE (GAYA MENGAJAR GURU) DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA Hubungan Antara Teaching Style (Gaya Mengajar Guru) Dengan Minat Belajar Matematika Pada Siswa SMK Muhammadiyah 4 Wonogiri.

0 2 19

STUDI KORELASI ANTARA VOCABULARY MASTERY, GRAMMAR MASTERY DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Studi Korelasi Antara Vocabulary Mastery, Grammar Mastery Dan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas Internasional

0 2 21

KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS Korelasi Antara Minat Belajar Dengan Kedisiplinan Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa SD Kelas IV SD Negeri 1 Srobyong UPTD Dikpora Kecamatan Mlonggo,

0 3 16

KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS IV SD Korelasi Antara Minat Belajar Dengan Kedisiplinan Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa SD Kelas IV SD Negeri 1 Srobyong UPTD Dikpora Kecamatan Mlo

3 18 15

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA Hubungan Minat Belajar Dan Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika.

0 1 15

Pengaruh Permainan Matematika Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika

1 6 6

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENATA PRODUK PADA SMKN 16 JAKARTA PUSAT - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9

Korelasi antara karakter guru matematika dengan minat belajar siswa SMKN 54 Jakarta Pusat pada mata pelajaran matematika - USD Repository

0 3 214