commit to user
70
B. Penelitian Terdahulu
1. Prediksi IHSG dengan Model GARCH dan Model ARIMA Nachrowi dan Usman, 2007:73-91
Penelitian yang dilakukan oleh Nachrowi dan Usman 2007 mempergunakan IHSG Indonesia Jakarta Composite Index sebagai variable
dependen dan variabel independennya adalah IHSG NIKKEI Jepang, Dow Jones Amerika, IHSG SET pasar modal Thailand dan kurs dollar terhadap
rupiah. Nachorowi dan Usman mempergunakan model GARCH karena model ini dapat mengatasi masalah varians residual yang hetereokedastis. Hasil
penelitiannya mengemukakan bahwa hubungan antara IHSG dan NIKKEI adalah searah dimana ketika NIKKEI mengalami apresiasi maka IHSG akan
ikut terkena imbasnya melalui penguatan di pasar modal pula. Hal serupa juga terjadi dimana hubungan antara Dow Jones dan IHSG adalah searah.
Hasil penelitian sebelumnya oleh Nachrowi dan Novita 2005 mengatakan bahwa pasar modal negara yang kuat mempengaruhi pasar modal
negara berkembang. Sedangkan hubungan antara IHSG dan SET adalah negatif. Dalam awal penelitiannya Nachrowi dan Usman 2007
mengemukakan bahwa hubungan negatif yang terjadi antara IHSG dan SET Thailand adalah karena pemindahan aset dikarenakan kondisi geopolitik
Thailand saat itu tidak memungkinkan untuk melakukan investasi.Dan hubungan negatif yang terjadi antara IHSG dengan kurs dikarenakan ketika
dollar menguat maka investor akan cenderung beralih memegang dollar dan
commit to user
71
menjual saham di pasar modal sehingga terjadi panic selling. Keadaan ini pada akhirnya akan menyebabkan pasar modal tertekan dan mengalami
pelemahan. 2. The Relationship between Stock Prices and Exchange Rates Evidence from
Turkey Aydemir dan Dermirhan, 2009:27-215.
Penelitian yang dilakukan oleh Aydemir dan Demirhan 2009 menekankan pada pola hubungan antara nilai tukar dan harga saham. Dalam
penelitian ini, keduanya mengemukakan bahwa penguatan harga saham dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain performa perusahaan atau
emiten, nilai tukar, suku bunga, indeks harga sama negara lain dan sebagainya. Nilai tukar mempengaruhi performa perusahaan melalui arus kas,
investasi dan jumlah keuntungan. Aydemir dan Demirhan mengatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara nilai tukar dan harga saham. Ketika
nilai tukar melemah maka akan menurunkan kekayaan domestik yang kemudian akan memicu pelemahan nilai tukar dan menurunkan tingkat suku
bunga. Pelemahan indeks harga saham yang dicerminkan melalui pelemahan harga saham akan memicu investor untuk melepas aset dan mata uang
domestik.. Pergeseran permintaan dan penawaran valuta asing menyebabkan pelarian modal ke luar negeri capital outflow serta depresiasi nilai tukar.
Kesimpulan yang dikemukakan oleh Aydemir dan Demirhan 2009 bahwa hubungan antara nilai tukar dan harga saham adalah negatif.
commit to user
72
3. The Relationship between Exchange Rate and Stock Prices during the Quantitative Easing Policy Japan
Kurihara, 2006: 375-386.
Bank of Japan Bank Sentral Pemerintah Jepang mengeluarkan kebijakan moneter yang bersifat longgar untuk merangsang harga saham dengan tujuan
memperbaiki perekonomian. Kurihara melakukan penelitian mengenai hubungan antara variabel makro ekonomi terhadap harga saham. Penelitian ini
memperhatikan nilai tukar exchange rate dan suku bunga yang dikeluarkan oleh BoJ Bank of Japan sebagai variabel independen yang mempengaruhi
variabel harga saham khususnya di indeks NIKKEI. Kurihara 2006 memilih tingkat suku bunga sebagai variabel karena tingkat suku bunga merupakan
determinan dari harga saham. Selain variabel makro ekonomi suku bunga dan harga saham , variabel makro lainnya yaitu nilai tukar dan harga saham di
Amerika memainkan peranan pentingnya dalam menentukan harga saham domestik NIKKEI Kurihara, 2006. Campbell dan Ammer 1993 dalam
Kurihara 2006 juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara suku bunga dan harga saham .
Harga saham ini merupakan cerminan dari indeks harga saham gabungan. Sebagai negara yang berbasis ekspor maka Kurihara 2006 menyimpulkan
bahwa depresiasi terhadap mata uang domestik yen menyebabkan harga saham meningkat ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas ekspor perusahaan
dalam negeri. Sedangkan untuk variabel harga saham Amerika yaitu DJIA Dow Jones Industrial Average Kurihara 2006 mendapatkan hubungan yang
commit to user
73
signifikan karena ekonomi Jepang dan Amerika berhubungan sangat erat terutama dari segi ekspor dan impor. Di lain sisi, Kurihara 2006
mendapatkan hubungan yang tidak signifikan antara suku bunga dan harga saham karena pemerintah jepang dalam masa penelitian ini melakukan
kebijakan suku bunga yang hampir mendekati nol untuk mengatasi deflasi. 4. Analysis of the Long-term Relationship between Macroeconomics
Variables and the Chinese Stock Market Using Heterocedastic Cointegration
Liu dan Shrestha 2008:744-755. Penelitian yang dilakukan oleh Liu dan Shrestha 2008 bertujuan untuk
menginvestigasi hubungan antara pasar modal dan beberapa variabel makro ekonomi seperti nilai tukar, suku bunga, inflasi, penawaran uang dan
produkvitas industri. Fama 1981 dan Schwert 1990 dalam Liu 2008 melakukan penelitian mengenai dampak suku bunga, nilai tukar dan aktivitas
riil terhadap harga saham di pasar modal. Liu dan Shrestha2008 menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang rendah menyebabkan depresiasi nilai tukar
ini bertujuan untuk memacu roda perekonomian melalui ekspansi kredit. Variabel suku bunga dan nilai tukar dalam pengamatan Liu dan Shrestha
2008 menunjukkan hubungan yang negatif. Nilai tukar menurut Liu dan Shrestha 2008 mempengaruhi perusahaan terutama dari sisi arus kas dan
keuantungan. Untuk variabel suku bunga Liu dan Shrestha 2008 menyatakan bahwa suku bunga dan harga saham memiliki hubungan yang negatif dan
signifikan. Hubungan yang negatif ini dikarenakan apabila terjadi perubahan
commit to user
74
suku bunga maka akan ikut merubah proyeksi keuntungan perusahaan sehingga investor ragu untuk berinvestasi.
C. Kerangka Penelitian