Kualitas Bakteriologis Air Bangunan dan Fasilitas

2 pada kegiatan sanitasi makanan di rumah sakit, bahan makanan yang diolah sebagai makanan untuk pasien rawat inap di rumah sakit sangat penting diperhatikan kebersihan dalam pembuatan makanannya. Kemudian menurut Aritonang 2009, makanan yang disajikan kepada konsumen dokter, pegawai dan pasien harus terjaga dan terjamin kualitasnya demi keamanan pangan. Sanitasi dan hygiene yang diamati meliputi makanan, penjamah makanan, peralatan dan ruangan pengolahan dan pendistribusian makanan. Endrah 2010 berpendapat, Pekerja yang memiliki peranan penting untuk kelancaran proses produksi karena pekerja merupakan perencana, pelaksana dan pengelola dalam suatu penyelenggaraan makanan. Pekerjaan dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya apabila dalam diri pekerja memiliki sikap positif. Pengetahuan tenaga pengolah tentang higiene dan sanitasi dapat mempengaruhi tindakan higiene dan sanitasi dalam pengolahan makanan untuk terjaminnya keamanan pangan. Higiene dan sanitasi yang tidak memadai dalam tahapan produksi dapat menimbulkan tumbuh dan berkembangnya jasad renik pembusuk dan patogen dalam makanan Hapsari, 2010. Selain itu, Kontaminasi juga dapat terjadi saat pencucian peralatan makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia peraturan telah dibuat dalam bentuk Permenkes RI No. 1204MenkesSKX2004, bahwa untuk persyaratan peralatan makan dengan angka total kuman sebanyak-banyaknya 100cm 2 dan tidak mengandung bakteri Escherichia coli negatif. Peranan peralatan makan juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan makanan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting 3 diketahui secara mendasar, jika pencucian dilakukan secara baik maka akan menghasilkan peralatan yang bersih dan sehat. Menurut Depkes RI 2003, kebersihan peralatan makan yang kurang baik sangat mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan penyebaran kuman penyakit dan keracunan. Untuk itu peralatan makanan harus dijaga kebersihannya, berarti telah membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi kuman patogen salah satunya bakteri Escherichia coli”. Menurut Purnawijayanti 2001 yang mengutip pendapat Loken, Di amerika serikat 25 dari semua penyebaran penyakit melalui makan disebabkan oleh pengolahan makanan yang terinfeksi dari higiene perorangan yang buruk. Kejadian Luar Biasa KLB kasus diare yang diteliti pada 3 Rumah Sakit di Jakarta pada tahun 1995 masih sangat tinggi yaitu 20, sedangkan keracunan makanan sebanyak 22. Menurut Dewi dan Hartanto 2003 bahwa salah satu penyebab terjadi masalah kesehatan tersebut adalah proses pencucian bahan makanan tidak dengan air yang mengalir, tidak menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat PHBS, tidak memakai pakaian kerja pada saat bekerja dan memakai perhiasan pada saat pengolahan makanan. Berdasarkan penelitian Afriyenti yang dikutip oleh Chandra 2006, bahwa ditemukannya kandungan Escherichia coli dari 8 delapan sampel makanan ada 2 dua sampel yang mengandung Escherichia coli yaitu acar 2g di RSJ Pekanbaru dan sayur bayam 2g di RSJ Ibnu Sina Pekanbaru. Dalam persyaratan mikrobiologi Escherichia coli dipilih sebagai indikator tercemarnya air atau makanan, karena keberadaan Escherichia coli dalam sumber air atau 4 makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia. Kemudian menurut Nurwantoro dkk 1997, Escherichia coli yang terdapat pada makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit seperti kolera, disentri, gastroenteritis, diare dan berbagai penyakit saluran pencernaan yang lain. Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah Rumah Sakit Negeri Kelas B yang belum pernah dilakukan penelitian tentang analisis kondisi higiene dan sanitasi instalasi gizi serta pemeriksaan Escherichia coli pada peralatan makan. Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan, Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Haji Medan masih banyak dijumpai proses pengolahan makanan yang kurang baik, konstruksi bangunan, pencucian peralatan dan penyimpanan bahan makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, sarana sanitasi yang kurang memadai, higiene penjamah makanan tidak memenuhi syarat seperti tidak memakai celemek, penutup kepala dan masker pada saat mengolah makanan serta tidak memakai sarung tangan. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Kondisi Higiene dan Sanitasi Instalasi Gizi serta Pemeriksaan Escherichia coli pada Peralatan Makan di Rumah Sakit Umum Haji Medan tahun 2016.

Dokumen yang terkait

Analisis Higiene dan Sanitasi Staf Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2013

13 128 110

Higiene Sanitasi Pengelolaan Makanan dan Pemeriksaan Escherichia coli pada Peralatan Makan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Mayjen H.A.Thalib Kabupaten Kerinci Tahun 2011

36 161 102

Analisis Kondisi Higiene dan Sanitasi Instalasi Gizi serta Pemeriksaan Escherichia coli pada Peralatan Makan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016

0 2 17

Analisis Kondisi Higiene dan Sanitasi Instalasi Gizi serta Pemeriksaan Escherichia coli pada Peralatan Makan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016

0 0 2

Analisis Kondisi Higiene dan Sanitasi Instalasi Gizi serta Pemeriksaan Escherichia coli pada Peralatan Makan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016

0 0 6

Analisis Kondisi Higiene dan Sanitasi Instalasi Gizi serta Pemeriksaan Escherichia coli pada Peralatan Makan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016

0 0 36

Analisis Kondisi Higiene dan Sanitasi Instalasi Gizi serta Pemeriksaan Escherichia coli pada Peralatan Makan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016

1 3 5

Analisis Kondisi Higiene dan Sanitasi Instalasi Gizi serta Pemeriksaan Escherichia coli pada Peralatan Makan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016

2 1 29

Gambaran Hygiene Sanitasi Penyelenggaraan Makanan Dan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Hajar Medan Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Hygiene Sanitasi Penyelenggaraan Makanan Dan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Hajar Medan Tahun 2016

0 0 8