Jawablah pertanyaan-petanyaan berikut ini dengan uraian yang jelas

44 Kelas XI SMASMK Nabi Kongzi sebagai Tian Zi Muo Duo Bab 3 45 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri

A. Nabi Kongzi sebagai Penyempurna Ru Jiao

Nabi Kongzi, Beliau bermarga Kong, bernama Qiu alias Zhongni, arinya, anak kedua dari Bukit Ni. Lahir dari seorang ibu bernama Yan Zhengzai. Ayahnya adalah seorang perwira dari Negeri Lu, bernama Kong Shu Liang He. Sebelum Zhongni lahir, Kong Shu Liang He telah memiliki sembilan orang putri dan satu orang putra. Namun sayangnya, putra satu-satunya itu memiliki cacat pada kakinya sehingga dipandang idak cakap untuk melanjutkan keturunan keluarga Kong. Mengingat keadaan keluarganya yang seperi itu, Kong Shu Liang He menjadi sangat bersedih hai dan berharap akan mendapatkan putra lagi. Ibunda Yan Zhengzai menganjurkan agar suaminya memohon kepada Tuhan dengan melakukan sembahyang di bukit Ni. Maka demikianlah selanjutnya, Kong Shu Liang He dan Ibunda Yan Zhengzai sering melakukan sembahyang di bukit Ni untuk memohon kepada Tuhan agar dikaruniakan seorang putra sebagai pelanjut keturunan keluarga Kong. Harapan Shu Liang He dan Ibunda Yan Zhengzai dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk mendapatkan seorang putra, hal ini menyebabkan Kongzi kecil diberi nama Qiu alias Zhongni. Pada waktu itu, di Zhongguo sedang berkuasa Dinasi Zhou. Dinasi Zhou. adalah dinasi keiga di Zhongguo, yang berkuasa dari tahun 1122–255 SM. Tahun 770–476 SM adalah masa yang dikenal dengan sebutan zaman Chun Qiu atau Zaman pertengahan Dinasi Zhou. Pada zaman Chun Qiu ini, kekuasaan Dinasi Zhou sudah mulai melemah. Masa itu merupakan masa Feodalisik, di mana banyak negara bagian memberontak dan saling berperang merebutkan wilayah kekuasaan. Kehidupan para panglima perangnya sama seperi kehidupan panglima perang pada umumnya, dipenuhi dengan pembantaian, kelaparan, dan pesta pora. Pada zaman yang kacau inilah, Qiu alias Zhongni Nabi Kongzi dilahirkan, pada tanggal 27 bulan 8 Yinli tahun 551 SM, di Negeri Lu salah satu negara bagian Dinasi Zhou, Kota Zou Yi, di sebuah desa bernama Chang Ping, di Lembah Kong Sang. Sekarang Jazirah Shandong Kota Qu Fu. Bagi keluarga Kong, kelahiran Kong Qiu merupakan suatu rahmat dan harapan baru untuk dapat dilanjutkannya keturunan keluarga Kong. Sumber : www.matakin.or.id Gambar 3.1. Nabi Kongzi Penyempurna Ru Jiao. 46 Kelas XI SMASMK Keika Nabi Kongzi dilahirkan, Shu Liang He telah berusia sangat lanjut. Menginjak usia Nabi Kongzi iga tahun, Shu Liang He wafat. Kong Qiu kecil dirawat dan menerima pendidikan dari ibu dan nenek luarnya. Berkat kebijaksanaan dan keteguhan iman ibunda Yan Zhengzai, di kemudian hari, Qiu berhasil menjadi seorang besar dan memiliki kebijaksanaan inggi hingga menjadi guru pembimbing hidup bagi seluruh masyarakat umum pada masa itu. Kong Qiu adalah penganut ajaran Ru Jiao. Ru Jiao arinya agama bagi orang- orang yang lembut hai, yang terpelajar, dan terbimbing. Beliau adalah seorang yang sangat menyukai belajar. Pada usia lima belas tahun, semangat belajarnya sudah mantap dan membara. Hal ini ditegaskan oleh Nabi sendiri dan menjadi catatan pening tentang perjalanan kehidupannya. “Keika Aku berusia lima belas tahun, Aku hanya tertarik untuk belajar.” Inilah yang menjadi fondasi kokoh bagi kehidupannya, yang dapat dibagi dalam sejumlah tahap: “Usia 30 tahun, tegaklah pendirian. Usia 40 tahun, iada lagi keraguan dalam pikiran. Usia 50 tahun, telah mengeri akan irman Thian. Usia 60 tahun, pendengaran telah menjadi alat yang patuh untuk menerima kebenaran. Dan usia 70 tahun, aku sudah dapat mengikui hai dengan idak melanggar garis kebenaran.” Lunyu II : 4. Karena semangat dan kemauan belajar yang inggi, Nabi memiliki kebijaksanaan yang sempurna. Ditambah dengan sifat-sifat kenabian yang memang sudah ada pada diri beliau sejak lahir, menjadikan Nabi Kongzi mampu menyempurnakan dan menggenapi ajaran Ru, sekaligus sebagai penutup rangkaian wahyu yang diturunkan Tuhan melalui nabi-nabi sebelum Nabi Kongzi. Dari sini jelas diketahui, bahwa Nabi Kongzi bukanlah pencipta, melainkan pelanjut, penerus, dan penggenap ajaran- ajaran yang memang sudah ada sebelumnya. Nabi Kongzi bersabda, “Aku idak mencipta, Aku hanya menaruh suka pada ajaran-ajaran yang kuno itu.” Lunyu VII : 1 “Orang yang menyukai ajaran kuno dan dapat menerapkannya pada yang baru dia boleh dijadikan guru.” Pada masa selanjutnya, para sarjana-sarjana Barat yang dipelopori oleh FR. Mateo Ricci 1551-1610 Masehi menyebut Nabi Kongzi sebagai Confucius. Nabi Kongzi adalah seorang pemikir besar, poliisi, dan pendidik kebudayaan Cina yang terkemuka dan termasyur di seluruh pelosok Zhongguo. Nabi Kongzi memang bukanlah pendiri sebuah agama baru, tetapi beliau adalah seorang yang sangat dalam perasaan keagamaannya. Nabi Kongzi hanya meneruskan ajaran yang memang sudah ada sebelumnya, yaitu agama Ru , yang sudah dirinis diletakkan dasar-dasarnya oleh Nabi Tang Yao dan Nabi Yi Shun tahun 2357– 2205 SM. Nabi Kongzilah penyempurna dari agama yang sudah ada itu.