65
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri
menyampaikan berita yang terkait dengan masalah militer Wu . Untuk yang lidah
pembunyinya dari kayu disebut Mu Duo, dan digunakan untuk menyampaikan berita yang terkait dengan masalah sipil Wen
. Dari penjelasan di atas dapatlah kita ketahui bahwa Mu Duo
dapat diarikan sebagai berikut:
Duo arinya genta, Mu arinya kayu, dan Jin arinya logam. Jadi, Mu Duo dapat
diarikan genta dengan pemukul dari kayu, dan Jin Duo dapat diarikan genta dengan pemukul dari logam.
Catatan:
Unsur kayu pada Mu Duo berlandaskan pada kitab Yijing kitab perubahan,
yang menguraikan tentang lima unsur elemen sebagai ini zat dalam semesta, yaitu: Air, Api, Kayu, Logam, dan Tanah. Kayu yang mengandung
unsurelemen organik diambil sebagai lambang kerohanian.
Demikianlah Mu Duo dan Jin Duo adalah sarana yang berfungsi pembawa
pemberita amanat dan maklumat raja. Tertulis di dalam Kitab Shujing Buku
III, Bab IV, ayat II3, sebagai berikut. “Tiap awal tahun pada bulan pertama musim semi, ditugaskan petugas yang
membawa Mu Duo berkeliling, dan diserukan, ”Para pejabat, kamu wajib
mampu mempersiapkan petunjuk-petunjuk. Para pekerja, kamu hendaknya segera mempersiapkan peralatan dan segera bekerja. Camkanlah, jangan
lengah dan gegabah hingga idak tak beres dan waspada untuk hal-ikhwal yang tak benar.”
Ini memberi suatu acuan bahwa Mu Duo sudah terdokumentasi dalam keberadaan dan fungsinya di zaman Raja Zhong Kang dari Dinasi Xia yang
memerintah di tahun 2159-2146 SM.
Kitab Suci Li Ji bagian Yue Ling bahasan Zhong Chun tersurat: “….Tiga hari
sebelum cuaca buruk kilat halintar menyambar, dibunyikan Mu Duo untuk membawa berita memperingatkan rakyat.”
Ini memberi gambaran bahwa Mo Duo digunakan sebagai pembawa irman atau amanat dan maklumat kerajaanraja dibunyikan sebagai pertanda atau
peringatan bagi rakyat jika akan terjadi suatu bencana.
66 Kelas XI SMASMK
Catatan:
• Dalam Kitab Suci Zhou Li dijelaskan bahwa untuk urusan sipil dibunyikan Mu Duo, sedangkan untuk urusan militer dibunyikan Jin
Duo. Maka, makin jelaslah bagi kita bahwa Mu Duo adalah “sarana”
pembawa dan pemberita irman raja, pertanda dan peringatan, pemandu dan pemimpin.
• Raja Wen Wen Wang mempergunakan Mu Duo sebagai alat
memanggil rakyat untuk beribadah dan bersembahyang kehadirat Tuhan di Bei Tang Ci Hai
.
3. Gelar Nabi Kongzi sebagai Mu Duo Genta Rohani
Pada hari besar persembahyangan Dongzhi tanggal 22 Desember, saat jarak matahari dalam lintasan terjauhnya pada garis balik di selatan khatulisiwa, umat
Khonghucu melaksanakan sembahyang kepada Tuhan yaitu sembahyang syukur dan harapan, atau dikenal juga dengan sembahyang Dongzhi
. Pada zaman Dinasi Zhou 1122–255 SM, saat Dongzhi ditetapkan sebagai saat ibanya Tahun Baru Xin
Chun . Pada hari persembahyangan besar tersebut di tahun 497 SM, Nabi Kongzi
memutuskan untuk meninggalkan Negeri Lu dan meninggalkan semua yang ia miliki di Negeri Lu termasuk melepaskan jabatannya seingkat perdana menteri di
Kerajaan Lu. Beliau meninggalkan Negeri Lu mengembara ke berbagai negeri untuk menyebarkan ajaran-ajarannya.
Alasan lain mengapa Nabi Kongzi meninggalkan Negeri Lu adalah karena raja Negeri Lu Lu Ding Gong sudah idak mengindahkan lagi nasihat-nasihatnya. Beliau
terpanggil untuk mewujudkan misi sucinya untuk mulai mengembara mencari raja yang mau menerapkan ajarannya agar tercipta Keharmonisan Agung. Maka, hari
sembahyang besar Dongzhi
bagi umat Khonghucu juga diperingai sebagai Hari Mu Duo
atau Genta Rohani, hari dimulainya perjalanan Nabi Kongzi menebarkan ajaran-ajarannya.
Maka, bersama murid-muridnya Kongzi memulai perjalanan berkeliling ke berbagai negeri menebarkan ajaran agama mengajak dunia kembali ke Jalan Suci
Dao dan kembali ke Negeri Lu pada tahun 484 SM. Perjalanan 13 tahun inilah yang
mengukuhkan kenabian Nabi Kongzi. Di dalam Kitab Sishu bagian Lunyu
Bab III ayat 24 ada tertulis: “Sudah lama dunia ingkar dari Dao
Jalan Suci, kini Tian Tuhan Yang Maha Esa mengutus dan menjadi Guru Kongzi sebagai Mu Duo Tuhan Genta Rohani Tuhan.”
67
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri
Jelas dan tegaslah orang suci tapal batas Negeri Gi yang meyakinkan para murid Nabi untuk idak gelisah dan menepai keadaan, memberi pandangan Nabi
Kongzi sebagai Mu Duo Tuhan bukan tanpa alasan Dari uraian dan sejarah Mu Duo bisa disimpulkan bahwa Nabi Kongzi dalam peran Su Wang
Raja Tanpa Mahkota yang melanjutkan menggenapi dan menyempurnakan Mahakarya Dinasi Zhou
Rangkaian Wahyu dan Kitab Wahyu: Yijing, yang menetapkan hukum dunia dan menghimpun kitab suci untuk manusia, sesungguhnya memang tak lain tak bukan
adalah Genta Rohani Tuhan: •
Yang membawa dan memberitakan irman Tuhan untuk umat manusia. • Yang memberi pertanda dan peringatan bagi umat manusia akan Dia.
• Yang memandu dan memimpin kehidupan rohani umat manusia dalam Taqwa
kepada-Nya sebagai Zhong Shi semesta, dalam ibadah, dan dalam kehidupan beragama.
Demikianlah Nabi Kongzi diimani umat Khonghucu sebagai Genta Rohani Tuhan tak dapat dilepaskan dari fungsi dan makna Mu Duo, namun yang dibedakan bahwa
irman yang dibawakan Nabi Kongzi bukanlah irman raja, tetapi irman Tuhan.
Catatan: Dalam turunnya dikenal juga isilah Si Duo sebagai petugas yang
berhubungan dengan urusan keagamaan, masalah persembahyangan, hal ikhwal upacararitual. Ini memberi penambahan wawasan bahwa Mu
Duo dengan Si Duo mempunyai hubungan tak terpisahkan dengan urusan agamasembahyangritual. Mungkin Si Duo bisa disamakan dengan
Rohaniawan dalam salah satu misi dan tugasnya Bila ditambah dengan bagaimana Wen Wang mempergunakan Mu Duo
sebagai alat memanggil rakyat untuk beribadah dan bersembahyang kehadirat Tuhan di Bei Tang Ci Hai
: makin lengkap dan jelaslah sebutan Mu Duo
untuk Nabi di samping sebagai tersebut di muka, juga ada ari lain yang menunjukkan peran Nabi Kongzi sebagai penyeru umat manusia
beribadah kepada Tuhan Khalik Semesta Berdasarkan referensi dari berbagai fungsi dan makna Mu Duo tersebut,
kita di Indonesia berketetapan untuk mempergunakan Genta Rohani sebagai pandanan kata Mu Duo
; hal ini jelas tak jauh dari pesan kenabian Kongzi sebagai ”pembawa dan pemberita Firman Tuhan”, ”pertanda
dan peringatan bagi umat manusia akan hukum-Nya”, ”pemandu dan pemimpin kehidupan rohani umat manusia”, sekaligus ”penyeru panggilan
beribadah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.”