30 Kelas XI SMASMK
6. Di Zi Gui Standar Perilaku Anak
Laku baki kepada orang tua benar-benar harus diwujudkan dalam indakan nyata. Dari yang sederhana yang kasat mata, yaitu melakukan perawatan, menjaga
perilaku sehingga idak sampai berbuat onar yang akan memalukan orang tua, sampai pada usaha yang sungguh-sungguh untuk menggali potensi diri untuk
mencapai prestasi yang gemilang sehingga memuliakan ayah bunda orang tua.
Sekarang, marilah kita pelajari dan prakikkan dalam perilaku sehari-hari kita di rumah, tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang anak yang berbaki. Sebagai
mana ajaran Nabi Kongzi yang tercatat dalam Lunyu Bab I Pasal 6.
Nabi Kongzi bersabda, ”Seorang muda di rumah hendaklah bersikap baki, di luar rumah hendaklah bersikap rendah hai, hai-hai sehingga dapat dipercaya,
menaruh cinta kepada masyarakat dan berhubungan erat dengan orang-orang yang berpericinta kasih. Jika telah melakukan hal itu dan masih mempunyai kelebihan
tenaga, gunakanlah untuk mempelajari kitab-kitab.” a. Cepat Tanggap
Sebagai anak yang berbudi pekeri luhur, dalam hubungan dengan orang tua, rasa santun, hormat, patuh, dan berbaki harus diutamakan. Jika orang tua memanggil,
harus segera dijawab. Jangan acuh tak acuh dan jangan mengabaikannya
Jika orang tua menugaskan kita untuk melakukan sesuatu, segera dilaksanakan. Jangan mencari-cari alasan untuk menundanya. Jangan malas, apalagi menolak
tugas itu. Cepat tanggap dalam hal ini berari segera merespons seiap panggilan dan melaksanakan perintah orang tua.
b . Menerima Nasihat
Jika orang tua memberi petunjuk dan nasihat, dengarkan dengan saksama dan
ikui dengan perbuatan. Orang tua pasi akan mengajarkan kita ilmu dan adab
yang luhur, bersih, dan lurus. Nasihat itu pasi akan menyelamatkan kita dalam
bergaul di tengah masyarakat luas. Oleh karena itu, dengarkan nasihat itu dengan
hormat, santun, dan penuh perhaian, untuk selanjutnya diprakikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Jika kita terlanjur salah, khilaf, dan keliru
lalu ditegur atau dimarahi orang tua,
Sumber: Dokumen penulis
Gambar 2.9. Sikap menerima nasihat dari
orang tua.
31
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri
jangan membantah. Kita harus menerima teguran itu dengan lapang hai dan berjanji pada beliau untuk idak mengulangi kesalahan yang sama. Jangan
membuat orang tua bersedih hai melihat kelakuan kita yang salah tetapi idak mau memperbaiki diri. Anak yang berbaki akan senang membaca petunjuk ini,
sementara anak durhaka idak akan senang dan mungkin marah. Nabi Kongzi Bersabda: ”Jika bersalah, janganlah takut memperbaiki.” Lunyu I: 4
c. Menyenangkan Hai Orang Tua
Orang tua sudah berbuat sangat banyak untuk kepeningan kita. Maka, sangat layaklah kalau kita berusaha membalasnya, dengan melayani kebutuhan orang
tua kita. Semua itu mesi dilakukan dengan ikhlas, sungguh-sungguh, dan sepenuh hai.
”Adalah Kesusilaan bagi semua anak manusia; pada musim dingin berupaya menghangatkan, dan pada musim panas berusaha menyejukkan. Menjelang
senja, wajib membereskan segala sesuatunya dan pada pagi hari wajib menanyakan kesehatan orang tuanya; di dalam pergaulan dengan orang-orang
mengupayakan idak sampai berebut.” Li Ji I A: II: 12 Hal lain yang akan membahagiakan orang tua adalah kemantapan hai dalam
berakivitas dan berkegiatan. Jangan sampai kita seperi orang yang selalu gelisah, idak berketetapan hai, suka bergani-gani pekerjaan, kegiatan, dan
profesi. Kemantapan dan ketekunan kita dalam suatu kegiatan akan membawa kita makin ahli dalam kegiatan tersebut, dan hal itu akan makin membahagiakan
orang tua.
d. Berpamitan, Melapor, dan Hidup Teratur
Gambar 2.10. Pamit dan minta
izin kepada orang tua jika akan bepergian.
Sumber: Dokumen penulis