16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia. Sebab pendidikan merupakan instrumen yang digunakan untuk
membebaskan manusia dari kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Pendidikan juga merupakan penentu kemajuan sebuah bangsa. Bangsa akan
maju apabila memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi ini ditentukan oleh pendidikan yang mereka terima
sekarang. Terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Pendidikan diyakini mampu menanamkan kemampuan bagi semua orang
untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia yang berkualitas.
Dalam menyukseskan pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Yaitu, kebijakan pemerintah yang memihak pada kemajuan
pendidikan, anggaran dana yang benar-benar direalisasikan, visi, misi dan tujuan pendidikan yang jelas, peningkatan profesionalisme guru, sarana dan
prasarana yang memadai, serta kurikulum yang matang. Dan menurut Muzamiroh, kurikulum yang matanglah yang memiliki andil besar dalam
menentukan keberhasilan sebuah proses pendidikan.
1
Kurikulum memainkan peranan yang penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan oleh UU No. 20 Tahun 2003. Yaitu mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Mulyasa dalam bukunya Pengembangan dan Implementasi
Kurikulum 2013, di era globalisasi ini kita dihadapkan pada berbagai tantangan. Yaitu globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti AFTA
Asean Free Trade Area dan AFLA Asean Free Labour Area, maupun di
1
Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, Jakarta: Mata Pena, 2013 h. 110.
17 kawasan negara-negara Asia Pasifik APEC. Era ini menimbulkan kesemrawutan
sehingga manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan yang sangat kompleks. Dan era globalisasi ini menuntut berbagai perubahan pendidikan yang mendasar.
2
Oleh karena itu, kurikulum juga harus selalu disusun dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan zaman agar terjadi kelinearan antara pendidikan
dengan dunia kerja. Hal ini sejalan juga dengan undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
3
Komitmen pemerintah untuk memperbaiki sistem dan kurikulum pendidikan di Indonesia mulai mununjukkan titik terang. Melalui Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Kemendikbud, pemerintah melakukan perombakan kurikulum di tiga jenjang sekolah sekaligus, mulai dari tingkat dasar, menengah hingga tingkat
atas. Uji publik kurikulum ini pun sudah dilakukan.
4
Di Indonesia memang sudah beberapa kali mengalami perbaikan kurikulum di antaranya kurikulum 1994 yang pada gilirannya diganti dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004. Penerapak KBK pun di sekolah tidak bertahan lama karena dua tahun kemudian tepatnya 2006, pemerintah
Indonesia meluncurkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP sebagai penyempurna dari kurikulum selanjutnya. Dan kini
kita juga akan dikenalkan dengan kurikulum baru yang akan diluncurkan oleh pemerintah, yaitu kurikulum 2013.
5
Perubahan kurikulum memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif. Pada kurikulum baru, siswa bukan
lagi menjadi obyek tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Sementara, menurut Rosyid, upaya ini dilakukan sebagai
respon atas tawuran pelajar dan mahasiswa yang marak dan sinyalemen keras
2
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2013 h. 2.
3
Muzamiroh, Op. Cit., h. 111.
4
Husamah dan Yanur. S., Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013, h.2.
5
Muzamiroh, Loc. Cit.
18 bahwa kurikulum kita saat ini overloaded, terlalu banyak mata pelajaran yang
disajikan di sekolah.
6
Lebih lanjut, Kemendikubud menegaskan bahwa generasi yang kreatif dan berkarakter kuat adalah generasi yang akan mampu bersaing di era persaingan
global di masa depan. Kreativitas seseorang dapat dilatih melalui pendidikan. Oleh karena itu, proses pendidikan harus dirancang untuk mengasah rasa
keingintahuan intelektual yanng akan melahirkan kreativitas. Di sinilah pentingnya penyempurnaan kurikulum di Indonesia.
7
Tujuan pendidikan menurut Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
8
Secara konseptual dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 adalah salah satu solusi ideal dalam membentuk manusia
– manusia usia produktif di Indonesia agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Namun, dalam kenyataannya penerapan kurikulum 2013 ini menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Sehingga yang terjadi belum sesuai dengan
harapan. Seperti yang tertulis pada http:lampost.co Lampost.co: Sulitnya mengubah
mindset dan kebiasaan guru mengajar di depan kelas menjadi kendala penerapan kurikulum baru 2013.
Pasalnya, para guru selama ini telah memiliki gaya mengajar dan pola pikir dalam mendidik yang cenderung tidak berubah, yakni berorientasi konten dan
penyelesaian materi. Hal ini diakui Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Bandar Lampung Haryanto
kepada Lampung Post, Rabu 18-9, usai menerima tim monitoring dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan LPMP Lampung terkait pelaksanaan kurikulum
2013 di sekolahnya.
6
Husamah dan Yanur. S., Op. Cit., h. 4.
7
Ibid.
8
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah, h. 4.
19 Guru sudah terbiasa pada gaya lama, yaitu berorientasi pada konten untuk
menyelesaikan materi. Sementara pada kurikulum 2013, orientasi guru adalah mengarahkan siswa berpikir kritis dan analitis, ujar dia.
9
Selain itu Metrotvnews.com, Jakarta menulis bahwa: Federasi Serikat Guru Indonesia FSGI memantau pelatihan guru dan persiapan penerapan Kurikulum
2013 di 17 kabupatenkota dari 10 provinsi di Tanah Air. Hasilnya, kegagalan sistemik pelatihan guru dan sejumlah masalah krusial
penerapan Kurikulum 2013 ditemukan. Pelatihan hanya berlangsung searah dan mengedepankan ceramah. FSGI
menilai ini akan berdampak pada kegagalan mengubah paradigma guru dalam pembelajaran. Ini akan menjadi sumber kegagalan penerapan Kurikulum 2013.
Dalam pelatihan guru, sekolah kesulitan menentukan guru yang akan pelatihan. Lantaran hanya satu hingga dua guru yang diminta.
Ketika guru bahasa Indonesia dan bahasa Inggris digabung, ternyata terjadi diskriminasi. Mulai dari tempat menginap sampai keterlambatan menerima soal
pretest.
10
Senada dengan yang ditulis http:www.suarapembaruan.com, Meski telah berjalan dua bulan, penerapan kurikulum 2013 di beberapa sekolah percontohan
di Palu, Sulawesi Tengah Suleteng, masih mengalami kendala. Selain karena buku pelajaran yang terbatas, kendala lainnya adalah belum
siapnya seluruh guru dalam menerapkan kurikulum baru. Kepala SMA Negeri 2 Palu, Syarifudin mengatakan sebagian guru masih
kesulitan mencari buku untuk digunakan pada kurikulum 2013. Itu karena mereka
9
Lampung Post, Mindset dan Kebiasaan Guru Mengajar Kendala Penerapan Kurikulum 2013, diakses pada 18 Januari 2014,
http:lampost.co .
10
Timi Trieska Dara, Ada Sejumlah Masalah Krusial dalam Implementasi Kurikulum 2013, diterbitkan pada hari Kamis, 11 Juli 2013 | 15:13 WIB di http:www.metrotvnews.com . diakses
pada 18 Januari 2014.
20 hanya mengandalkan silabus yang diberikan pemerintah. Sedangkan belum semua
buku pelajaran mereka terima.
11
Sesuai dengan data-data diatas yang didapat melalui penelusuran internet, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 masih menemui banyak kendala dan
tantangan dalam penerapan uji cobanya ini. Maka berdasarkan ketidaksesuaian teori dengan kenyataan di lapangan
mengenai penerapan kurikulum 2013 ini, peneliti tertarik untuk menjadikan permasalahan pada penerapan kurikulum 2013 ini sebagai obyek penelitian.
Penelitian ini diberi judul
“Penerapan Kurikulum 2013 di SDN Cilangkap 2”.
B. Identifikasi Masalah