Pengertian Pendekatan Saintifik Pendekatan Ilmiah

50 a. Pengembangan Kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan. b. Manajemen Implementasi 1 Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah provinsi dan pemerintah daerah kabupatenkota. 2 Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum. 3 Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional. 4 Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait. 5 Pemerintah kabupatenkota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupatenkota terkait. 64 c. Evaluasi Kurikulum Evaluasi Kurikulum dilaksanakan selama masa pengembangan ide deliberation process, pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan selama masa implementasi kurikulum. Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum implementasi kurikulum dise lenggarakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah dan guru menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan pendidikan dan dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah kotakabupaten secara rutin. 65

D. Konsep Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013

1. Pengertian Pendekatan Saintifik Pendekatan Ilmiah

Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu kurikulum 2013 mengutamakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik ini diyakini mampu mengoptimalkan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi 64 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit., h.14. 65 Ibid. 51 kriteria ilmiah ini, penalaran induktif inductive reasoning lebih diutamakan dibandingkan dengan penalaran deduktif deductivereasoning. Dengan proses ilmiah ini pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „mengapa‟. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „bagaimana‟. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „apa‟. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baiksoft skills dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak hard skillsdari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 66 Permendikbud Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipadu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik atau ilmiah. Pendekatan saintifik atau ilmiah dalam pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri pada kurikulum 2013 ini. 67 Pendekatan saintifik ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Adapun dengan pendekatan ilmiah ini informasi bisa didapatkan peserta didik dari mana saja dan kapan saja tidak bergantung pada informasi tunggal yang diberikan guru. Oleh karena itu melalui pendekatan saintifik ini diharapkan tercipta kondisi pembelajaran yang mendorong peseta didik untuk mencari informasi dari berbagai sumber bukan sekedar diberitahu oleh guru. Adapun cara mencari informasi bisa dengan cara membaca, mendengar, menyimak dan melihat. Setelah melakukan aktifitas mengamati peserta didik juga diharapkan mampu merumuskan masalah dengan banyak menanya. 66 Direktorat Pendidikan Agama Islam, Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP, Jakarta: BADAN PSDMPK-PMP, 2014 h. 87. 67 Imas Kurniasih dan Berlin Sani., Sukses Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Kata Pena, 2014 h. 29. 52 Proses pembelajaran diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis peserta didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan bukan berpikir mekanis rutin dengan hanya mendengarkan dan menghapal semata. 68

2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah