Pengelolaan Zonasi Taman Nasional Wakatobi

budaya hidup adalah suatu yang dinamis, yang dapat berubah untuk mempertahankan hidup. Perubahan budaya Suku Bajo sebenarnya merupakan hal yang wajar dan bukan merupakan permasalahan dalam pengelolaan kawasan. Akan tetapi yang menjadi masalah adalah perubahan budaya hidup Suku Bajo dari rumah panggung sampai membuat rumah beton dengan menggunakan karang dari dalam kawasan TNW. Sehingga kegiatan tersebut merupakan suatu yang bermasalah, karena terumbu karang merupakan sumberdaya yang penting untuk dilindungi.

5.4 Lokasi Perlindungan dan Pemanfaatan Sumberdaya Laut

5.4.1 Pengelolaan Zonasi Taman Nasional Wakatobi

Undang-undang Republik Indonesia No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa taman nasional merupakan kawasan pelestarian alam asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Nasional Wakatobi memiliki 1.390.000 ha yang dibagi kedalam beberapa zona dengan tujuan pengelolaan yang berbeda. Zona inti ZI dengan luas 1.300 ha yang diperuntukan untuk perlindungan keanekaragaman hayati asli dan khas. Zona perlindungan bahari ZPB dengan luas 36.450 ha merupakan bagian taman nasional yang letak, kondisi dan potensinya mampu mendukung ZI dan ZPL. Zona pariwisata ZPr dengan luas 6.180 ha merupakan bagian taman nasional yang dimanfaatkan untuk pariwisata alam dan jasa lingkungan lainnya. Zona pemanfaatan lokal ZPL dengan luas 804.000 ha merupakan zona yang dapat dimanfaatakan dan dikembangkan secara tradisional oleh masyrakat sekitarnya atau hanya untuk masyarakat lokal. Zona pemanfaatan umum ZPU dengan luas 495.700 merupakan zona yang diperuntukan untuk perikanan laut dalam dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan secara umum. Selain membentuk zonasi perairan laut, seluruh wilayah daratan dinyatakan sebagai zona khusus ZK dengan luas 46.370 ha. Dengan demikian dalam kawasan TNW luas daerah larang ambil yang ditunjukkan dengan warna merah ZI, biru ZPB, hijau ZPr mencapai 3,16, sedangkan daerah pemanfaatan yang ditunjukan dengan warna coklat ZPL dan warna hijau muda ZPu umum 93,50 dan kawasan daratan 3,35 Lampiran 1. Secara lebih operasional dapat dikatakan bahwa zona-zona yang ada dalam taman nasional adalah unit-unit produksi yang akan menghasilkan satu paket manfaat yang berkaitan dengan tujuan pengelolaan taman nasional yang telah digariskan Basuni 1987. Walaupun demikian masih banyak terjadi pelanggaran zonasi dalam penggunaan kawasan oleh masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil monitoring Joint Program TNW-TNC WWF yang masih banyak menemukan kegiatan pemanfaatan sumberdaya laut pada zona larang ambi, yaitu pada ZI, ZPb dan ZPr Gambar 9. Sumber : Joint Program TNW-TNC WWF 2009 Gambar 9 Peta lokasi pemanfaatan sumberdaya alam Taman Nasional Wakatobi.

5.4.2 Lokasi Perlindungan Sumberdaya Laut Suku Bajo