Sejarah Kawasan Pergeseran nilai tradisional Suku Bajo dalam perlindungan dan pemanfaatan sumberdaya laut Taman Nasional Wakatobi

3.2 Sejarah Kawasan

Kepulauan Wakatobi dan perairan disekitarnya seluas ±1.390.000 ha ditunjuk sebagai taman nasional berdasarkan SK Menhut No.393Kpts-VI1996, tanggal 30 Juli 1996 dan telah ditetapkan berdasarkan SK Menhut No.7651Kpts-II2002, tanggal 19 Agustus 2002, yang terbagi menjadi 8 kecamatan dalam wilayah administratif Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara. Taman Nasional Wakatobi TNW dikelola dengan sistem zonasi, yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam No.198KptsDJVI1997 tanggal 31 Desember 1997, terdiri atas: zona inti, zona pelindung bahari, zona pariwisata, zona pemanfaatan lokal dan zona pemanfaatan umum. Namun karena proses penetapannya dianggap belum melalui tahapan proses konsultasi diberbagai tingkatan serta pembagian ruangnya belum sesuai dengan fungsi peruntukkan serta kebutuhan yang berkembang, maka penetapan zonasi lama banyak menimbulkan konflik dilapangan. Pemberlakuan Undang Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.32 tahun 2004, telah meningkatkan kesadaran pemerintah daerah dan masyarakat untuk melakukan pembagian kewenangan dan tanggung jawab antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Semangat penerapan undang-undang tersebut juga menyangkut pengelolaan sumberdaya alam yang selama ini dirasakan kurang memperhatikan kepentingan daerah dan masyarakat. Dalam perkembangannya, pada tahun 2003 melalui Undang-undang No.29 tahun 2003, Kabupaten Wakatobi dibentuk sebagai pemekaran dari Kabupaten Buton. Letak dan luas kabupaten baru ini sama persis dengan letak dan luas TNW. 3.6 Kondisi Fisik Bentuk topografi daerah Kepulauan Wakatobi umumnya datar dan terdapat beberapa mikro atol seperti Karang Kapota, Karang Kaledupa dan Karang Tomia. Konfigurasi terumbu karang pada umumnya datar, kadang-kadang muncul di permukaan dengan beberapa daerah yang bertubir-tubir karang yang tajam. Perairan lautnya mempunyai konfigurasi perairan mulai dari datar hingga melandai ke arah laut, dan beberapa daerah perairan bertubir curam. Kedalaman airnya bervariasi, dengan bagian terdalam terletak di sebelah Barat dan Timur Pulau Kaledupa yaitu sedalam 1.044 m. Kepulauan Wakatobi terletak berdekatan dengan garis khatulistiwa, sehingga beriklim tropis. Kepulauan Wakatobi memiliki dua musim yaitu, musim kemarau musim timur pada bulan April – Agustus dan musim hujan musim barat pada bulan September – April. Suhu harian berkisar antara 19 – 34 C. Kepulauan Wakatobi juga mengenal adanya musim angin barat berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret yang ditandai dengan sering terjadi hujan, sementara itu musim angin timur berlangsung bulan Juni sampai dengan September yang ditandai dengan kondisi laut yang teduh, gelombang tenang dan jarang terjadi hujan. Peralihan musim yang biasa disebut musim pancaroba bulan Oktober-November dan bulan April-Mei. Kondisi gelombang laut tidak menentu, sangat tergantung dengan cuaca. Data sepuluh tahun terakhir menyebutkan jumlah curah hujan di Kepulauan Wakatobi tidak begitu tinggi. Jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan September 2,5 mm dan curah hujan tertinggi pada bulan Januari yang dapat mencapai 229,5 mm.

3.4 Kondisi Biologi