memiliki tingkat keterdedahan yang tinggi akan komunikasi pemasaran. Pada usia paruh baya terdapat lima orang yang memiliki tingkat keterdedahan yang rendah
akan komunikasi pemasaran dan satu orang yang memiliki tingkat keterdedahan yang tinggi akan komunikasi pemasaran.
Hasil dari data yang dilihat dari tabulasi silang sudah memperlihatkan tidak adanya hubungan dan perbedaan yang signifikan antara usia dengan
keterdedahan responden akan komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh Restoran Bumbu Wangi. Hal ini diperkuat dengan hasil pengolahan data dimana
didapatkan p-value 0,841 0,05 maka terima Ho dan dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan tingkat keterdedahan akan
komunikasi pemasaran, yang artinya usia yang berbeda tidak mempengaruhi tingkat keterdedahan akan komunikasi pemasaran yang berbeda pula.
Hubungan yang tidak signifikan antara usia dengan tingkat keterdedahan komunikasi pemasaran ini disebabkan oleh karena pesan yang diangkat dan
disampaikan oleh Restoran Bumbu Wangi dapat diterima dengan baik oleh semua kelompok usia. Pada sisi responden, hal ini membuktikan bahwa pesan yang
disampaikan sesuai dengan kebutuhan konsumsi semua kelompok usia, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kebutuhan konsumsi produk UMKM
seperti Restoran Bumbu Wangi pada seseorang jika dilihat dari sisi kelompok usianya. Apabila dilihat data responden pengunjung usia dewasa awal
mendominasi sebanyak 63 responden dari total 80 responden. Hal ini disebabkan karena lokasi Restoran Bumbu Wangi terletak berdekatan dengan kampus Institut
Pertanian Bogor. Sehingga lebih dari 50 persen konsumen adalah mahasiswa yang termasuk usia dewasa awal. Walaupun lebih dari 50 persen responden termasuk
pada usia dewasa awal, tetap saja 42 dua responden keterdedahannya akan komunikasi pemasaran rendah dan 21 responden tergolong tinggi. Hal ini ikut
membuktikan perbedaan usia tidak mempengaruhi keterdedahan akan komunikasi pemasaran.
5.2.2 Hubungan Pendidikan dengan Penerimaan Komunikasi Pemasaran
Responden yang berpendidikan terakhir SMA terdiri dari 48 responden dari total keseluruhan 80 responden. Responden yang tingkat keterdedahannya
rendah berjumlah 30 responden dan responden yang tingkat keterdedahannya tinggi berjumlah 18 responden. Pada pendidikan terakhir diploma terdapat satu
orang responden yang keterdedahannya akan komunikasi pemasaran tergolong rendah, dan dua orang tergolong tinggi. Pada responden yang pendidikan
terakhirnya adalah S1 terdapat 21 orang yang tingkat keterdedahannya rendah, dan sebanyak enam orang tingkat keterdedahannya akan bauran pemasaran
tergolong tinggi. Pada S2S3 tidak ada responden yang keterdedahannya akan bauran pemasaran tinggi, dan dua orang keterdedahannya tergolong rendah.
Data hubungan pendidikan dengan penerimaan komunikasi pemasaran secara ringkas disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Responden Menurut Penilaiannya Terhadap Komunikasi Pemasaran dan Pendidikan di Restoran Bumbu Wangi Tahun 2011
Pendidikan Tingkat Keterdedahan Terhadap
Komunikasi Pemasaran Total
Rendah Tinggi
SMA 30
62,5 18
37,5 48
Diploma 1
33,3 2
66,7 3
S1 21
77,8 6
22,2 27
S2S3 2
100 2
Total 54
26 80
Ket : p-value Chi-Square = 0,221
Data yang ditunjukkan pada tabel terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan antara pendidikan terakhir dengan tingkat keterdedahan akan
komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh Restoran Bumbu Wangi. Terlihat walaupun berbeda pendidikan tetapi keterdehan akan bauran pemasaran rendah
dan tinggi pada setiap tingkatan pendidikan jumlahnya masih sama-sama didominasi oleh responden yang tingkat keterdedahannya rendah akan komunikasi
pemasaran, walaupun pada pendidkan diploma jumlah responden yang keterdedahannya tinggi lebih banyak namun hanya berbeda satu responden,
sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan tingkat keterdedahan komunikasi pemasaran. Hal ini diperkuat dengan
hasil pengolahan data dengan menggunakan Chi-Square yang mendapatkan p- value 0,221 yang berarti terima Ho. Maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan
antara pendidikan terakhir dengan tingkat keterdedahan komunikasi pemasaran, yang artinya pendidikan terakhir yang berbeda tidak mempengaruhi tingkat
keterdedahan akan komunikasi pemasaran yang berbeda pula. Hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pendidikan dengan
komunikasi pemasaran ini bisa dikarenakan karena memang komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh Restoran Bumbu Wangi lebih merata dan tidak
ditujukan pada golongan tertentu seperti pelajar SMA saja ataupun mahasiswa S1 atau diploma saja. Pada sisi responden hal ini membuktikan bahwa kebutuhan
konsumsi produk UMKM seperti Restoran Bumbu Wangi pada seseorang tidak terdapat perbedaan yang signifikan jika dilihat dari pendidikannya, dengan asumsi
pendidikan minimal SMA dan seterusnya pendidikan yang lebih tinggi.
5.2.3 Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Penerimaan Komunikasi Pemasaran