Hubungan Komunikasi Pemasaran dengan Loyalitas Konsumen

antara tingkat keterdedahan akan bauran pemasaran dengan tingkat loyalitas konsumen, yang artinya jika tingkat keterdedahan akan bauran pemasaran rendah maka kemungkinan terdapat reponden dengan tingkat loyalitas konsumen yang tinggi rendah pula, dan apabila tingkat keterdedahan akan bauran pemasaran tinggi maka kemungkinan terdapat responden dengan tingkat loyalitas konsumen yang tinggi tinggi pula. Adanya hubungan antara tingkat keterdedahan akan bauran pemasaran dengan tingkat loyalitas konsumen disebabkan karena komponen dari bauran pemasaran yang diterapkan sangat luas, mulai dari promosi, harga, produk, dan lokasi UMKM. Melalui wawancara mendalam yang dilakukan denga responden, didapatkan data bahwa sebagian besar respoden senang untuk mengunjungi Restoran Bumbu Wangi disebabkan oleh lokasi dan kenyamanan tempatnya. Apabila dilakukan penelitian lebih lanjut terdapat kemungkinan bahwa komponen bauran pemasaran yang paling menonjol pada kasus ini adalah strategi place dari Restoran Bumbu Wangi. Hal ini termasuk tempat yang strategis dan kenyamanan lokasi.

6.3 Hubungan Komunikasi Pemasaran dengan Loyalitas Konsumen

Komunikasi pemasaran pada kasus ini termasuk bagian dari bauran pemasaran yang diterapkan oleh Restoran Bumbu Wangi. Akan tetapi akan dilihat secara lebih lanjut apakah komunikasi pemasaran yang diterapkan memiliki hubungan dengan tingkat loyalitas konsumen. Data hubungan tingkat keterdedahan akan komunikasi pemasaran dengan tingkat loyalitas konsumen dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan data yang terdapat pada tabulasi silang, pada responden yang tingkat keterdedahan akan komunikasi pemasarannya rendah terdapat satu orang responden yang tingkat loyalitas konsumennya rendah pula, kemudian terdapat empat puluh delapan orang responden yang tingkat loyalitas konsumennya sedang, dan sisanya sebanyak empat orang responden memiliki tingkat loyalitas konsumen yang tinggi. Pada responden yang memiliki tingkat keterdedahan akan komunikasi pemasarannya tinggi, terdapat satu orang responden yang tingkat loyalitas konsumennya rendah, kemudian terdapat dua puluh empat orang yang tingkat loyalitas konsumennya sedang, dan sisanya sebanyak dua orang responden yang memiliki tingkat loyalitas konsumen yang tinggi. Tabel 16. Jumlah Responden Menurut Penilaiannya Terhadap Loyalitas Konsumen dan Komunikasi Pemasaran di Restoran Bumbu Wangi Tahun 2011 Tingkat Keterdedahan Komunikasi Pemasaran Loyalitas Konsumen Total Rendah Sedang Tinggi Rendah 1 48 4 54 Tinggi 1 24 2 26 Total 2 72 6 80 Ket : p-value Rank-Spearman = 0,305 Berdasarkan pada data yang yang ada pada tabulasi silang terlihat tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat keterdedahan komunikasi pemasaran dengan tingkat loyalitas konsumen. Baik responden yang memiliki tingkat keterdedahan akan komunikasi pemasaran rendah atau tinggi, sama-sama memiliki tingkat loyalitas konsumen yang rendah, sedang dan tinggi. Bahkan jumlah responden dengan tingkat keterdedahan komunikasi pemasaran yang tinggi lebih sedikit yang memiliki tingkat loyalitas konsumen yang tinggi dan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa belum adanya hubungan yang signifikan antara tingkat keterdedahan komunikasi pemasaran dengan tingkat loyalitas konsumen. Hal ini diperkuat dengan hasil pengolahan data dengan menggunakan Rank-Spearman yang mendapatkan p-value 0,305 yang berarti terima Ho. Maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara tingkat keterdedahan akan komunikasi pemasaran dengan tingkat loyalitas konsumen, yang artinya tingkat keterdedahan akan komunikasi pemasaran yang berbeda tidak mempengaruhi tingkat loyalitas konsumen yang berbeda pula. Tidak adanya hubungan antara tingkat keterdedahan akan komunikasi pemasaran dengan tingkat loyalitas konsumen disebabkan karena memang menurut wawancara yang dilakukan dengan responden, sebagian besar responden menjelaskan bahwa mereka tertarik untuk kembali mengunjungi Restoran Bumbu Wangi secara berulang-ulang bukan karena strategi-strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh Restoran Bumbu Wangi ataupun yang mereka rasakan, namun lebih karena tempat dan lokasi bumbu wangi yang strategis dan sangat nyaman bagi mereka.

BAB VII PENUTUP