2.4.3. Ciri-ciri Semangat Kerja Tinggi
Carlaw, Deming Friedman 2003 menyatakan bahwa yang menjadi ciri-ciri semangat kerja yang tinggi adalah sebagai berikut:
a. Tersenyum dan tertawa
Senyum dan tawa mencerminkan kebahagiaan individu dalam bekerja. Walaupun individu tidak memperlihatkan senyum dan tawanya, tetapi di
dalam dirinya individu merasa tenang dan nyaman bekerja serta menikmati tugas yang dilaksanakannya.
b. Memiliki inisiatif
Individu yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan memiliki kemauan diri untuk bekerja tanpa pengawasan dan tanpa perintah dari
atasan. c.
Berfikir kreatif dan luas Individu mempunyai ide-ide baru, dan tidak mempunyai hambatan untuk
menyalurkan ide-idenya dalam menyelesaikan tugas. d.
Menyenangi apa yang sedang dilakukan Individu lebih fokus terhadap pekerjaan daripada memperlihatkan
gangguan selama melakukan pekerjaan. e.
Tertarik dengan pekerjaannya Individu menaruh minat pada pekerjaan karena sesuai keahlian dan
keinginannya. f.
Bertanggung jawab Individu bersungguh-sungguh dalam menjalankan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
g. Memiliki kemauan bekerjasama
Individu memiliki kesediaan untuk bekerjasama dengan individu yang lain untuk mempermudah atau mempertahankan kualitas kerja.
h. Berinteraksi dengan atasan
Individu berinteraksi dengan atasan dengan nyaman tanpa ada rasa takut dan tertekan.
2.4.4. Dimensi Semangat Kerja
a Hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan, yaitu adanya
hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara pimpinan dan
bawahan sehingga dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.
b Kepuasan para karyawan pada tugas dan pekerjaannya, yaitu adanya rasa
percaya diri para karyawan untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya secara sungguh-sungguh dan semaksimal mungkin demi tercapainya
tujuan organisasi.
c Terdapatnya suatu suasana dan iklim kerja yang bersahabat dengan
anggota-anggota lain dalam organisasi, yaitu tercapainya suatu kondisi yang dapat memberikan semangat kerja dan mendukung terselesainya
tugas dan pekerjaannya dengan rasa senang, kondisi semacam ini akan tercipta jika hubungan kerja terjalin semestinya sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab serta hal dan kewajibannya masing-masing.
d Adanya tingkat kepuasan ekonomi sebagai imbalan untuk jerih payahnya,
yaitu adanya upah yang sesuai dengan pekerjaan yang diberikan sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman yang mampu memenuhi
kebutuhannya secara layak.
Universitas Sumatera Utara
e Rasa kemanfaatan bagi tercapainya tujuan organisasi yang juga merupakan
tujuan bersama, yaitu adanya tujuan yang jelas yang ingin dicapai yang
pada akhirnya akan berguna untuk kepentingan bersama.
f Adanya ketenangan jiwa, jaminan kepastian serta perlindungan dari
organisasi, yaitu adanya perlindungan kerja dan jaminan keselamatan pada setiap kecelakaan yang terjadi pada karyawan saat dia menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya sehingga karyawan merasa aman dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
g Adanya lingkungan fisik suatu kantor, yaitu adanya suatu kondisi fisik
dimana karyawan melaksanakan tugas dan kewajiban serta mempengaruhi
dirinya dalam memberikan tugas yang diberikan kepadanya. 2.4.5. Indikator-Indikator Semangat Kerja
Menurut Nitisemito 2005, indikator-indikator semangat kerja adalah sebagai berikut:
a. Rendahnya produktivitas kerja
Menurunnya produktivitas dapat terjadi karena kemalasan, menunda pekerjaan, dan sebagainya. Bila terjadi penurunan produktivitas, maka hal ini
berarti indikasi dalam organisasi tersebut telah terjadi penurunan semangat kerja.
b. Tingkat absensi yang naik atau tinggi
Pada umumnya, bila semangat kerja menurun, maka karyawan dihinggapi rasa malas untuk bekerja. Apalagi kompensasi atau upah yang diterimanya
tidak dikenakan potongan saat mereka tidak masuk bekerja. Dengan demikian dapat menimbulkan penggunaan waktu luang untuk mendapatkan penghasilan
Universitas Sumatera Utara
yang lebih tinggi, meski hanya untuk sementara. c.
Labour turn over atau tingkat perpindahan karyawan yang tinggi Keluar masuk karyawan yang meningkat terutama disebabkan karyawan
mengalami ketidaksenangan atau ketidaknyamanan saat mereka bekerja, sehingga mereka berniat bahkan memutuskan untuk mencari tempat
pekerjaan lain yang lebih sesuai dengan alasan mencari kenyamanan dalam bekerja. Manajer harus waspada terhadap gejala-gejala seperti ini.
d. Tingkat kerusakan yang meningkat
Meningkatnya tingkat kerusakan sebenarnya menunjukkan bahwa perhatian dalam pekerjaan berkurang. Selain itu dapat juga terjadi kecerobohan dalam
pekerjaan dan sebagainya. Dengan naiknya tingkat kerusakan merupakan indikasi yang cukup kuat bahwa semangat kerja telah menurun.
e. Kegelisahan dimana-mana
Kegelisahan tersebut dapat berbentuk ketidaktenangan dalam bekerja, keluh kesah serta hal-hal lain. Terusiknya kenyamanan karyawan memungkinkan
akan berlanjut pada perilaku yang dapat merugikan organisasi itu sendiri. f.
Tuntutan yang sering terjadi Tuntutan merupakan perwujudan dari ketidakpuasan, di mana pada tahap
tertentu akan menimbulkan keberanian untuk mengajukan tuntutan. Organisasi harus mewaspadai tuntutan secara massal dari pihak karyawan.
g. Pemogokan
Pemogokan adalah wujud dari ketidakpuasan, kegelisahan dan sebagainya. Jika hal ini terus berlanjut maka akan berujung pada munculnya tuntutan dan
pemogokan.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Teori Tentang Kinerja Karyawan 2.5.1. Pengertian Kinerja Karyawan