tertulis maupun tidak tertulis maka akan berpengaruh terhadap disiplin kerjanya. Dengan disiplin yang tinggi maka diharapkan produktivitas
kerjanya yang tinggi. e.
Memiliki tanggung jawab yang tinggi. Tanggung jawab sangat berpengaruh besar pada disiplin kerja. Dengan bertanggung jawab
terhadap segala tugasnya maka menunjukkan bahwa disiplin kerja karyawan tinggi sehingga diharapkan produktivitas kerjanya tinggi.
2.3.5. Indikator Disiplin Kerja
Menurut Hasan 2002 indikator-indikator disiplin kerja adalah sebagai berikut:
a Melaksanakan dan menyelesaikan tugas tepat dengan waktunya.
Karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya sesuai dengan tengat waktu yang sudah ditentukan oleh pimpinan.
b Bekerja dengan penuh kreatif dan inisiatif.
Dalam melaksanakan tugasnya setiap karyawan diharapkan bisa bekerja dengan kreatif dan inisiatif yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
hal. c
Bekerja dengan jujur, penuh semangat dan tanggung jawab. Jujur dalam bekerja merupakan salah satu kredibilitas seorang karyawan,
sehingga karyawan bisa bersikap transparan dan terbuka serta mempunyai semangat yang tinggi dan bertanggung jawab atas pekerjaannya.
d Datang dan pulang tepat waktu.
Karyawan yang disiplin dalam bekerja akan selalu berusaha untuk datang tepat waktu dan pulang setelah pekerjaan yang menjadi tanggung
Universitas Sumatera Utara
jawabnya selesai dikerjakan. e
Bertingkah laku sopan. Dalam bekerja seorang karyawan harus menunjukkan sikap sopan bukan
hanya kepada pimpinan tetapi juga kepada rekan kerja yang lainnya. Menurut Hasibuan 2005 bahwa indikator yang mempengaruhi tingkat
kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya adalah: 1.
Tujuan dan kemampuan. Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan
karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti
bahwa tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan sehingga kemampuan untuk
menjalankan tugas yang dibebankan tersebut tidak memberi jalan untuk mendapatkan alasan bahwa karyawan tidak bekerja sungguh-sungguh dan
tidak disiplin dalam mengerjakan tugasnya. 2.
Teladan Pimpinan. Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan
karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya, maksudnya bahwa dalam lingkungan perusahaan semua
karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana karyawan dapat
mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. Pimpinan harus memberi
contoh yang baik, berdisiplin yang baik, jujur, adil serta sesuai kata
Universitas Sumatera Utara
dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik.
3. Balas Jasa.
Balas jasa gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan
karyawan terhadap perusahaanpekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik
pula. 4.
Keadilan. Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego
dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.
5. Waskat Pengawasan Melekat.
Waskat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus
aktif langsung mengawasi perilaku moral, sikap gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu hadirada di tempat
kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. 6.
Sangsi Hukuman. Sangsi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
karyawan. Dengan sangsi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan
Universitas Sumatera Utara
prilaku indisipliner karyawan akan berkurang. 7.
Ketegasan. Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi
kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai
dengan sangsi hukuman yang telah ditetapkan. 8.
Hubungan Kemanusiaan. Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut
menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan baik yang bersifat vertikal maupun horizontal akan memberikan dampak
yang baik dalam menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif dan berdampak pada terlaksananya pekerjaan dengan lancar.
2.4. Teori Tentang Semangat Kerja