Instrumen Penelitian Analisis dan Interpretasi Data

dan rekaman video, peneliti dibantu pihak lain sehingga pengambilan gambar dan rekaman dapat terlaksana dengan baik.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk meneliti. Alat yang dipilih tergantung tujuan yang diharapkan untuk memperoleh data penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti Sugiyono, 2012: 133. Penelitian ini menggunakan metode tes lisan untuk mendapatkan data kemampuan berbicara peserta didik. Instrumen metode tes lisan berbicara adalah rambu-rambu penilaian. Instrumen tes lisan berupa rambu-rambu penilaian telah digunakan untuk mendukung penilaian kemampuan berbicara. Maka, Instrumen penelitian kemampuan berbicara yang akan digunakan dalam penelitian ini sesuai tes praktik atau performa. Peserta didik melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe kancing gemerincing pada pendekatan scientific dengan kriteria penilaian adalah faktor kebahasaan dan non kebahasaan. Ada enam aspek yang dijadikan kriteria penilaian. Kriteria tersebut yaitu: a. Lafal b. Kosakata c. Struktur Kalimat d. Materi e. Kelancaran f. Gaya Pemberian bobot pada masing-masing aspek yang dinilai menggunakan skala disesuaikan dengan tingkat kepentingan masing-masing unsur yang dinilai. Selanjutnya untuk mengetahui apakah kemampuan berbicaranya sesuai dengan rambu-rambu dalam berbicara pada instrumen penelitian digunakan dilakukan penskroran pada saat peserta didik diberikan tes lisan.

G. Analisis dan Interpretasi Data

1. Analisis Data Awal a. Uji normalitas Uji normalitas diadakan untuk mengetahui normal tidaknya data penelitian tiap variabel penelitian, uji yang dipakai adalah uji Liliefors. Langkah- langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Pengamatan X1, X2, . . . . . Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2. . . Zn dengan menggunakan rumus Zi = � − � dan S masing-masing merupakam rata-rata dan simpangan baku sampel. 2 Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F Zi = P Z≤ Zi . 3 Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, . . . . . Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan dengan oleh S zi , maka S zi = �� ��� , ,…… � ≤ � � 4 Hitung selisih F zi – S zi kemudian tentukan harga mutlaknya. 5 Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, sebutkanlah harga terbesar ini Lo. Untuk menerima atau menolak hipotesis dibandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar Lilliefors dengan taraf nyata α = 0,05 Dengan Kreteria : Jika Lo L tabel, maka berdistribusi normal Jika Lo L tabel, maka tidak berdistribusi normal. b. Uji homogenitas Uji homogenitas sampel digunakan untuk mengetahui kelompok- kelompok sampel berasal dari populasi yang sama untuk menguji homogenitas sampel dalam penelitian ini akan digunakan uji Bartlet. Tabel 3.2 Harga-Harga Untuk Uji Bartlett Sampel ke dk 1 S i 2 Log S i 2 dk Log S i 2 1 n 1 -1 1 1 −1 S 1 2 Log S 1 2 n 1 -1 Log S 1 2 2 n 2 -1 1 2 −1 S 1 2 Log S 2 2 n 2 -1 Log S 2 2 K n k -1 1 −1 S k 2 Log S k 2 n k -1 Log S k 2 Jumlah  n i – 1 1 −1 - - 1 −1 log 2 Sumber: Sudjana, 2002 Dari daftar di atas kita hitung harga-harga yang diperlukan, yaitu: 1 Varians gabungan dari semua sampel 2 = −1 2 −1 2 Harga satuan B dengan rumus � = log 2 − 1 3 Uji Bartlett ini menggunakan statistik chi kuadrat � 2 = ln 10 � − − 1 log 2 Dengan ln 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10 Sudjana, 2002. Harga � ℎ � 2 tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga � 2 yang mempunyai taraf signifikan 5 dan derajat kebebasan dk= k-1. Jika harga � ℎ � 2 lebih kecil dibandingkan dengan harga � 2 dikatakan bahwa data populasi tersebut homogenya. 2. Analisis Data Akhir a. Uji Hipotesis Analisis data akhir menggunakan uji-t satu pihak karena yang dibandingkan adalah dua hal yang benar-benar berbeda yaitu antara pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kooperatif learning tipe kancing gemerincing pada pendekatan scientific dengan pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Dari perbedaan tersebut ingin mengetahui pemberian pengaruh model kooperatif learning tipe kancing gemerincing pada pendekatan scientific. Uji t satu pihak yang akan digunakan adalah uji pihak kanan. Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol Ho berbunyi “lebih kecil atau samadengan ≤” dan hipotesis alternatifnya Ha berbunyi “lebih besar ”. Kalimat lebih kecil atau samadengan sinonim dengan kata “paling besar” Sugiyono, 2009: 102. Dalam pihak kanan ini berlaku ketentuan bahwa bila harga t hitung lebih kecil atau samadengan haraga t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak Sugiyono, 2009: 97. Hipotesis yang akan diuji : Ho: � ≤ � Ha: � � Maka statistik yang digunakan adalah: = 1 − 2 1 1 + 1 2 2 = 1 − 1 1 2 + 2 − 1 2 2 1 + 2 − 2 Kriteria pengujian adalah H o diterima jika α 1 t t   dimana α 1 t  didapat dari daftar distribusi t, dengan dk = n 1 + n 2 –2 dan peluang   α 1  maka rata-rata data pertama tidak lebih baik daripada rata-rata data kedua. Untuk harga-harga t lainnya H o ditolak.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN