c. Memberikan penjelasan singkat kepada panelis tentang cara memulai dan cara pengisian formulir.
d. Memberikan kesempatan kepada panelis untuk memulai dan menuliskan penilaian pada lembar fomulir penilaian.
e. Mengumpulkan formulir yang telah diisi oleh panelis. f. Setelah formulir penilaian dikumpulkan kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisa sidik ragam.
3.8 Analisis Proksimat
Pada analisis proksimat dilakukan uji laboratorium yang dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan.Flakes yang telah dibuat dengan 3
perlakuan di uji kadarKarbohidrat, Protein, lemak, kadar abu dan kadar air. Ukuran flakesyang digunakan sebanyak 2 gram dengan dua kali percobaan setiap
satu formulaflakes. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan. Adapun langkah
– langkah yang dilakukan dalam proses pengujian adalah sebagai berikut :
3.8.1 Uji Karbohidrat
Kandungan karbohidrat dihitung secara perbedaan antara jumlah kandungan air, protein, lemak dan abu dengan 100.
Rumus karbohidrat g100g=100 - protein+lemak+abu+air.
3.8.2 Uji Protein
Cara kerja: 1.
Timbang seksama 0,51 g sampel, masukkan ke dalam labu Kjeldhal 100 ml.
2. Tambahkan 2 g campuran selen dan 25 ml H2SO4 pekat.
3. Panaskan di atas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih dan
larutan menjadi jernih kehijau-hijauan sekitar 2 jam. 4.
Biarkan dingin, kemudian encerkan dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tepatkan sampai tanda garis.
5. Pipet 5 ml larutan dan masukkan ke dalam alat penyuling, tambahkan 5 ml
NaOH 30. 6.
Sulingkan selama lebih kurang 10 menit, sebagai penampung gunakan 10 ml larutan asam borat 2 yang telah dicampur indikator.
7. Bilasi ujung pendingin dengan air suling.
8. Titar dengan larutan HCl 0,01 N.
9. Kerjakan penetapan blanko.
Perhitungan :
Kadar Protein =
Keterangan: w: bobot contoh
: volume HCl 0,01 N yang digunakan penitrasi contoh : volume hcl yang digunakan penitrasi blanko
N : normalitas HCl fk: faktor konversi untuk protein dari makanan secara umum 6,25 susu hasil
olahannya:6,38 mentega kacang: 5,46 fp: faktor pengenceran
3.8.3 Uji Lemak
Cara kerja: 1.
Timbang dengan teliti 1-2 gr sampel, lalau dimasukkan kedalam tabung reaksi berskala 10 ml, ditambahkan kloroform mendekati skala.
2. Kemudian ditutup rapat, dikocok dan dibiarkan semalam, himpitkan
dengan tanda skala 10 ml dengan pelarut lemak yang sama dengan memakai pipet, lalu dikocok hingga hommogen kemudian disaring dengan
kertas saring kedalam tabung reaksi. 3.
Dipipet 5cc kedalam cawan yang telah ketahui beratnya a gram lalu diovenkan suhu 1000C selama 3 jam.
4. Dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang b
gram. 5.
Dihitung kadar lemak kasar dengan rumus sebagai berikut
Kadar Lemak =
Keterangan: w: bobot contoh dalam gram
bobotlemak sebelum ekstraksi dalam gram bobotlabu lemak sesudah ekstraksi
3.8.4 Uji Kadar Abu
Cara kerja: 1.
Cawan pengabuan dibakar dalam tanur kemudian didinginkan selama 3-5 menit lalu ditimbang.
2. Ditimbang dengan cepat kurang lebih 2 gr sampel yang sudah
dihomogenkan dalam cawan. 3.
Dimasukkan dalam cawan petri pengabuan kemudian dimasukkan kedalam tanur dan dibakar sampar didapat abu-abu atau sampai beratnya
tetap. 4.
Bahan didinginkan kemudian ditimbang. 5.
Dihitung kadar abunya
Kadar Abu =
Keterangan: w: bobot contoh sebelum diabukan
bobot contoh + cawan sesudah diabukan bobot cawan kosong
3.8.5 Uji Kadar Air
Cara kerja: 1.
Cawan kosong yang tutupnya dikeringkan dalam oven selam 15 menit. 2.
Ditimbang dengan cepat kurang lebih 2 gr sampel yang sudah dihomogenkan dalam cawan.
3. Dimasukkan dalam cawan kemudian dimasukkan ke oven selam 3 jam.
4. Cawan didinginkan selama 3-5 menit. Setelah dingin bahan ditimbang
kembali. 5.
Bahan dikeringkan kembali didalam oven 30 menit sampai diperoleh berat yang tetap.
6. Bahan didinginkan kemudian ditimbang sampai diperoleh berat yang
tetap. 7.
Dihitung kadar dengan rumus
Kadar Air =
Keterangan: w: bobot cuplikan sebelum dikeringkan
bobot setelah dikeringkan
3.9 Panelis
Jenis panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih yang diambil dari 30 orang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
UtaraMedan.Umur panelis berkisar 18-25tahun. Pada saat diminta penilaian terhadap uji daya terima ini, para panelis telah memenuhi syarat-syarat sebagai
panelis yaitu tidak dalam keadaan sakit karena apabila sakit maka kepekaan indera perasa panelis akan menjadi berkurang kemampuannya. Penilaianpengujian
dilakukan pada Oktober 2015 pukul 09.00 WIB dimana telah sesuai dengan syarat-syarat waktu pengujian yang baik.
Syarat-syarat seseorang panelis adalah : a. Sehat
b. Tidak lelah c. Bisa bekerja sama
3.10 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang sudah dikumpulkan, diolah secara manual kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif persentase, kemudian untuk mengetahui
ada tidaknya perbedaan pada masing-masing perlakuan maka digunakan analisis sidik ragam.Analisis deskriptif persentase ini digunakan untuk mengkaji reaksi
panelis terhadap suatu bahan yang diujikan.Untuk mengetahui tigkat kesukaan dari panelis dilakukan analisis deskriptif kualitatif persentase yaitu kualitatif yang
diperoleh dari panelis harus dianalisis dahulu untuk dijadikan data kuantitatif. Skor nilai untuk mendapatkan persentase dirumuskan sebagai berikut Ali 1992:
= x 100
Keterangan : = skor presentase
n = jumlah skor yang diperoleh N = skor ideal skor tertinggi x jumlah panelis
Untuk mengubah data skor persentase menjadi nilai kesukaan konsumen, analisanya sama dengan analisis kualitatif dengan nilai yang berbeda, yaitu
sebagai berikut : Nilai tertinggi = 3 suka
Nilai terendah = 1 tidak suka Jumlah kriteria yang ditentukan = 3 kriteria
Jumlah panelis = 30 orang a. Skor maximum = jumlah panelis x nilai tertinggi
= 30 x 3 = 90
b. Skor minimum = jumlah panelis x nilai terendah = 30 x 1
= 30 c. Persentase maksimum = skor maksimumskor maksimum x 100
= = 100
d. Persentase Minimum = Skor minimumskor Maksimum x 100 =
= 33,3 e. Rentangan = Persentase maximum
– Persentase minimum = 100 - 33,3
= 66,7 f. Interval presentase = Rentangan : Jumlah kriteria
= 66,7 : 3 = 22,23
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat dibuat interval persentase dan criteria kesukaan sebagai berikut :
Tabel 3.4 Interval Persentase Dan Kriteria Kesukaan
Persentase Tingkat kesukaan
74- 100 Suka
48 – 73
Kurang suka 33
– 47 Tidak suka
Setelah mengetahui bagaimana penerimaan panelis terhadap flakesyang dihasilkan, langkah selanjutnya adalah mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
padaOrganoleptik flakesdengan berbagai perlakuan jumlah penambahan tepung pisang barangan mentah dan tepung talas, maka dapat dilakukan beberapa tahap
uji, yaitu : 1. Uji Barlett, dilakukan untuk menguji kesamaan varians populasi.
2. Uji Anova, dilakukan apabila varians populasi dimana sampel ditarik adalah sama homogen.
3. Uji Kruskal Wallis, dilakukan apabila varians populasi dimana sampel ditarik adalah tidak sama heterogen.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada uji barletts adalah : 1.
Siapkan tabel penolong sedemikian rupa, dan tabel penolong ini juga akan digunakan dalam analisis varians.
Tabel 3.5 Tabel Penolong Untuk Uji Barlett
Subjek pengamatan Kelompok perlakuan
1 2
... K
1 x
11
x
12
... x
1k
2 x
21
x
22
... x
2k
... ....
... ...
... N
x
n1
x
n2
... x
nk
Jumlah pengamatan n
2
n
2
... n
k b
i 1
nj Jumlah data
b i 1
1 o
x
b i 1
2 o
x ...
b i 1
ok
x
b i 1
k j
xij
1
Jumlah kuadarat data
b i 1
2 1
o
x
b i 1
2 2
o
x ...
b i 1
2 ok
x
b i 1
k j
ij
x
1 2
Varians Ragam
2 1
S
2 2
S
...
2 k
S
k j
j
S
1 2
Rata-rata
1
x
2
x ...
k
x
2. Pasangan hipotesis :
Ho : data populasi homogen Ha : sekurang-kurangnya ada dua varians populasi yang tidak sama data
populasi tidak homogen 3.
Sebaran Barlett b
h
: b
h
= [
2 1
S
n1-1
.
2 2
S
n2-1
.....
2 k
S
nk-1
]
k nj
1 k
j j
S
1 2
4. Koefisien sebaran Barlett b
c
: b
c
= [n
1
b
k
; n
1
+ n
2
b
k
;n
2
+ ....+ n
k
b
k
;n
k
]
k j
j
n
1
5. Daerah kritis : tolak Ho, jika b
h
b
c
6. Kesimpulan : a.
Jika hasil analisis statistik menunjukkan Ho diterima, artinya varians data populasi darimana data sampel ditarik seragam homogen.
b. Jika hasil analisis statistik menunjukkan Ho ditolak, artinya data populasi
dari mana data sampel ditarik tidak seragam tidak homogen.Apabila kesimpulan menunjukkan Ho diterima maka dapat dilanjutkan ke analisa
sidik ragam.
Tabel 3.6 Daftar Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap
Sumber Keragaman
Db JK
KT F. Hitung
F. Tabel
Perlakuan Galat
P-1 PU-1
JKP perlakuan
JKG JKP
P-1 JKG
PU-P JKPP-1
JKG PU-P F Tabel
Total PU-1
JKT
Keterangan : db : derajat bebas
JK : Jumlah kuadrat
KT : Kuadrat Total
F : Uji-F
P : Jumlah perlakuan
U : Jumlah unit percobaan
G : Galat
Rumus :
1. Derajat bebas db
a. db perlakuan jumlah perlakuan - 1
b. db galat
jumlah perlakuan x jumlah unit percobaan – 1
c. db galat
= jumlah perlakuan x jumlah unit percobaan – 1
2. Faktor koreksi FK
faktor koreksi
3. Jumah kuadrat JK
a. Jumlah kuadrat total
ΣYij
2
– FK b.
Jumlah kuadrat perlakuan c.
Jumlah kuadrat galat = jumlah kuadrat total - jumlah kuadrat perlakuan
4. Kuadrat total KT
a. KT perlakuan =
b. KT galat =
5. F-Hitung
F Hitung =
Bandingkan F.hitung dengan F.table Lihat table F, dimana : pembilang = db perlakuan, penyebut = db galat
Bila F.Hitung F.Tabel = H0 di tolak, Ha diterima Bila F.Hitung F.Tabel = H0 diterima, Ha ditolak
Dengan menggunakan derajat bebas α 5 Bila F.Hitung F. Tabel berarti ada perbedaan antara perlakuan-perlakuan
tersebut. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan tiap-tiap perlakuan maka akan dilanjutkan dengan uji ganda Duncan
Duncan’s Multiple Range Test. Dengan uji