Daya Terima Panelis Terhadap TeksturFlakes
                                                                                Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa nilai F
hitung
0,9 F
tabel
3,15. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan tekstur pada setiap flakes yang  dihasilkan  pada  flakes  dengan  tepung  talas  dan  tepung  pisang  barangan
mentah. Tekstur  makanan  berkaitan  dengan  sensasi  sentuhan.  Memandang  satu
produk dapat memberi gagasan apakah suatu produk tersebut kasar, halus, keras, atau  lembek  Shewfelt,  2014.  Pada  flakes  dengan  komposisi  tepung  pisang
barangan  mentah  yang  banyak,  memiliki  tekstur  yang  renyah.  Sedangkan  pada flakes  dengan  komposisi  tepung  talas  lebih  banyak  dan  komposisi  tepung  talas
dan  tepung  pisang  barangan  mentah  sama  banyak  memiliki  tekstur  yang  kurang renyah.
5.7  Analisis Kandungan Karbohidrat, Protein, Lemak, Air, dan Abu Flakes Tepung Talas dan Tepung Pisang Barangan Mentah
Hasil  analisis  kandungan  karbohidrat,  protein,  lemak,  air  dan  abu    flakes tepung talas dan tepung pisang barangan mentah menunjukkan bahwa kandungan
lemak belum sesuai dengan syarat mutu  flakesmenurut SNI 01-4270-1996.Flakes dengan tepung talas dan tepung pisang barangan mentah 2:1 memberi kontribusi
karbohidrat  sebesar  84,4.  Flakes  dengan  tepung  talas  dan  tepung  pisang barangan mentah 1:2 memberi kontribusi karbohidrat sebesar 79,1 dan Flakes
dengan tepung talas dan tepung pisang barangan mentah 1:1 memberi kontribusi karbohidrat sebesar 74,0 karbohidrat. Menurut syarat mutu flakesSNI 01-4270-
1996dengan  minimum  kadar  karbohidrat  sebesar  60,  kandungan  karbohidrat dengan tiga perlakuan terhadap flakes sudah memenuhi syarat mutu.
Kandungan  protein  yang  terdapat  padaflakes  masing-masing  sebesar 4,97,  5,42,  7,18  ini  menunjukkan  bahwa  hanya  perlakuan  pertama  yaitu
flakes  dengan  tepung  talas  dan  tepung  pisang  barangan  2:1  belum  memenuhi syarat  mutu.  Sedangkan  flakes  dengan  perlakuan  kedua  dan  ketiga  sudah
memenuhi syarat mutu flakes menurut SNI 01-4270-1996 dengan minimum kadar protein  sebesar  5.  Flakes  dengan  tepung  talas  dan  tepung  pisang  barangan
mentah  1:1  menyumbang  protein  paling  banyak  dari  ketiga  perlakuan  pada flakes. Kandungan Protein yang tinggi dalam suatu makanan berfungsi sebagai zat
pengatur  dan  pembangun  yang  dapat  berperan  dalam  proses  pertumbuhan  dan pembentukan jaringan.
Kandungan  lemak  pada  flakesyaitu  sebesar  3,34,  2,10,  6,41  belum memenuhi  syarat  yaitu  minimum  kandungan  lemak  7  dalam  100  gramflakes.
Lemak  merupakan  zat  gizi  penghasil  energi  yang  paling  tinggi  konsentrasinya. Energi  yang  diperoleh  dari  lemak  menghemat  protein  agar  digunakan  untuk
sintesis  jaringan.  Untuk  menjaga  pertumbuhan  dan  perkembangan  neurologis makanan balita mengandung asam lemak esensial berupa asam linoleat  dan asam
linolenat. Almatsier, 2011. Kandungan air pada flakesyaitu masing masing sebesar 3,58, 9,95 dan
8,17  hanya  perlakuan  pertama  yaitu  flakesdengan  tepung  talas  dan  tepung pisang  barangan  mentah  2:1  yang  memenuhi  syarat  yaitu  maksimal  kandungan
air  3.  Dengan  kandungan  air  yang  banyak  padaflakesmenurunkan  daya  tahan flakesuntuk jangka waktu simpan yang lama. Pada kadar abu maksimum 4 pada
flakes menurut syarat SNI 01-4270-1996, sedangkanflakesdengan tepung talas dan
tepung  pisang  barangan  mentah  2:1  mengandung  3,21,  flakes  dengan  tepung talas  dan  tepung  pisang  barangan  mentah  1:2  mengandung  3,22  dan  3,90
flakes  dengan  tepung  talas  dan  tepung  pisang  barangan  mentah  1:1  ini menunjukkan  bahwa  kandungan  kadar  abu  dengan  syarat  mutu  flakes  menurut
SNI 01-4270-1996 sudah memenuhi. Modifikasi  flakes  telah  banyak  dilakukan  yang  tujuannya  untuk
memperkaya zat gizi seperti pada penelitian Anandayu 2004 yang menggunakan ubi  jalar  dalam  pembuatan  flakes.  berdasarkan  pembuatan  flakes  menggunakan
ubi jalar terbukti energi protein yang tinggi. Selain itu pembuatan  flakes jewawut yang dilakukan oleh Hildayanti 2012 menunjukkan kandungan karbohidrat yang
tinggi. Zat  gizi  yang  mengandung  energi  terdiri  dari  karbohidrat,  protein  dan
lemak.  Dianjurkan  energi  yang  diperlukan  untuk  penyandang  penderita  diabetes melitus  terdapat  dari  60-70  karbohidrat,  10-15  protein  dan  20-25  lemak.
Flakes dari tepung pisang barangan mentah dan tepung talas dapat menyumbang 5,4-8,2  protein  dari  kebutuhan  perhari  penderita  diabetes  melitus.  Karbohidrat
kompleks paling banyak terkandung dalam flakes tepung pisang barangan mentah dan tepung talas. Karbohidrat kompleks tidak akan menyebabkan lonjakan kadar
gula darah seacar drastis karna memerlukan proses pencernaan berkali kali untuk dapat diserap tubuh dan menjaga tingkat insulin tetap stabil.
Pada  buah  pisang  barangan  mengandung  zat  inulin.  Inulin  merupakan salah  satu  zat  pangan  yang  memiliki  fungsi  sebagai  prebiotik  yang  baik  untuk
perkembangan  dan  aktivitas  bakteri  nonpatogen  dalam  sistem  pencernaan.  Pada
pisang  mengandung  inulin  sebesar  4,27  yang  fungsinya  membantu meningkatkan  kesehatan  dimana  salah  satunya  adalah  meningkatkan  imunitas
tubuh  dengan  perannya  sebagai  prebiotikWahyuningsih  devi,  2014.Pada  buah pisang  barangan  dan  umbi  talas  juga  mangandung  kalium  yang  berfungsi
membantu  sistem  sirkulasi  tubuh,  hingga  peredaran  oksigen  ke  otak  menjadi lancar.  Kalium  juga  bermanfaat  dapat  menetralkan  tekanan  darah  tinggi  dan
menjaga kesehatan jantung. Jika penyandang diabetes melitus mengkonsumsi sebanyak 50 gram flakes
diperkirakan  dapat  menyumbang  karbohidrat  sebanyak  20  dari  kebutuhan karbohidrat perhari.
Dengan demikian  flakes tepung pisang barangan mentah dan tepung talas dapat  dijadikan  sebagai  alternatif  kudapan  yang  mengandung  karbohidrat
kompleks sehingga dianjurkan pada penyandang diabetes melitus mengkonsumsi flakes tepung pisang barangan mentah dan tepung talas.
66