Menelusur i Konsep d an Urgensi Dasar Negara Secar a etim o lo gis, istilah dasar n eg ar a maknanya identik deng an istilah

3. Menelusur i Konsep d an Urgensi Dasar Negara Secar a etim o lo gis, istilah dasar n eg ar a maknanya identik deng an istilah

gru ndnor m (n orm a dasar), recht sidee (cita h ukum ), st aa t sidee (cita n eg ar a), philosophisch e gr ondslag (d asar filsaf at negara). Banyaknya istilah Dasar Neg ar a dalam kosa kata bahasa asing m enunju kkan bahwa dasar negara bersifat universal, dalam art i setiap n egar a m em iliki dasar negar a.

Secar a term in ologis atau secar a istilah, dasar negara dapat d iar tikan sebagai lan dasan dan sum ber d alam mem bent uk dan m enyelenggarakan negara.

Dasar negar a juga d apat diartikan sebagai sum ber dari segala sum ber hukum negara. Secara teoretik, istilah dasar negara, m eng acu kep ada pendapat Hans Kelsen, disebu t a basic no rm atau Gru ndnor m (Kelsen, 1 9 70 : 8). Norm a d asar ini m er upakan norm a ter tinggi yang m en dasari kesatuan- kesatuan sistem nor m a dalam m asyar akat yang teratur term asu k di dalam nya negara yang sifatnya tidak beru bah (Attam im i dalam Oesm an d an Alfian, 19 93 : 7 4). Deng an dem ikian, kedudukan dasar n eg ar a berbeda den gan ked udukan peratur an perun dan g- undang an karena dasar negara mer upakan sum ber dari peratur an perun dan g- undang an. Imp likasi dar i kedudukan dasar negar a ini, m aka dasar negara bersif at perm anen sem entara peratur an perund an g- und ang an bersifat fleksibel dalam ar ti dapat d iubah sesu ai dengan tu ntutan zam an.

Hans Nawiasky m enjelaskan b ahwa dalam suatu n egar a yang m er upakan kesatuan tatan an hukum , t er dap at suatu kaidah tert inggi, yang kedudukannya lebih tinggi dar ipada Undang- Undang Dasar . Kaidah tertinggi dalam tatanan kesatuan h ukum dalam n eg ar a disebut st aat sf undam en t alnorm , yang untuk Indonesia beru pa Pancasila (Riyanto dalam Pim pinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Period e 20 09 - 2 01 4, 2 01 3: 9 3 - 94 ). Dalam pandangan yan g lain, pengem bangan teo ri dasar negar a dapat diam bil dari pid at o Mr. Soepo m o. Dalam penjelasannya, kata “ cit a negara” m er upakan t er jem ah an dari kata “ St aat sidee ” yang terdapat dalam kepust akaan Jer m an dan Belan da. Kata asing itu m enjadi terkenal setelah beliau m enyam paikan pidatonya dalam rapat pleno Bad an Penyelidik Usaha- usaha Per siap an Kem erdekaan Indonesia pada 3 1 Mei 1 9 45 . Sebagai catatan, Soepom o m en er jem ahkan “ St aat sidee ” dengan “ dasar pengert ian negara” at au “aliran p ikir an negara”. Mem ang, dalam bahasa asin g sen diri kata itu tid ak m udah m em p er oleh u raian pengert ian nya. J. Opp enh eim (1 84 9 - 1 92 4), ah li huku m tata negara dan hukum adm inistrasi n eg ara di Gronin gen Beland a, m engem ukakan d alam Hans Nawiasky m enjelaskan b ahwa dalam suatu n egar a yang m er upakan kesatuan tatan an hukum , t er dap at suatu kaidah tert inggi, yang kedudukannya lebih tinggi dar ipada Undang- Undang Dasar . Kaidah tertinggi dalam tatanan kesatuan h ukum dalam n eg ar a disebut st aat sf undam en t alnorm , yang untuk Indonesia beru pa Pancasila (Riyanto dalam Pim pinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Period e 20 09 - 2 01 4, 2 01 3: 9 3 - 94 ). Dalam pandangan yan g lain, pengem bangan teo ri dasar negar a dapat diam bil dari pid at o Mr. Soepo m o. Dalam penjelasannya, kata “ cit a negara” m er upakan t er jem ah an dari kata “ St aat sidee ” yang terdapat dalam kepust akaan Jer m an dan Belan da. Kata asing itu m enjadi terkenal setelah beliau m enyam paikan pidatonya dalam rapat pleno Bad an Penyelidik Usaha- usaha Per siap an Kem erdekaan Indonesia pada 3 1 Mei 1 9 45 . Sebagai catatan, Soepom o m en er jem ahkan “ St aat sidee ” dengan “ dasar pengert ian negara” at au “aliran p ikir an negara”. Mem ang, dalam bahasa asin g sen diri kata itu tid ak m udah m em p er oleh u raian pengert ian nya. J. Opp enh eim (1 84 9 - 1 92 4), ah li huku m tata negara dan hukum adm inistrasi n eg ara di Gronin gen Beland a, m engem ukakan d alam

b esar m engem ukakan bahwa “ st aat sidee ” dapat d ilukiskan sebagai “h akikat yang paling dalam dari negara” (

pengukuhannya yang kedu a (1 89 3) sebagai gu ru

de st aat s diapse w ezen ), sebagai “ keku atan yang m em bentuk negara- negara (

de st at en ver m onde kr acht ) (Attam imi dalam Soepr ap to, Bahar dan Ariant o, 19 9 5: 1 21 ).

Dalam karyanya yang berjud ul Nom oi ( The Law ), Plato (Yu suf, 2 0 09 ) berpend apat bahwa “suatu negara sebaiknya berdasarkan atas h ukum d alam segala hal”. Senada dengan Plato , Aristo teles m em berikan pan dan gannya, bahwa “suatu negar a yang baik adalah negara yang dip er intahkan o leh konstitusi dan kedaulatan hukum ”. Sebagai su atu keten tuan per atur an yan g m engikat, nor m a h uku m mem iliki sifat yang ber jen jan g atau berting kat.

Artinya, nor m a hukum akan berdasarkan pada nor m a hu kum yang leb ih tinggi, dan bersum ber lag i pada nor ma hukum yan g lebih tingg i lagi, dem ikian seterusnya sam pai p ad a n orm a dasar /n orm a yang t er tinggi dalam su atu negara yang disebu t dengan gru ndnor m .

Den gan dem ikian, dasar negara m erupakan suatu n orm a dasar d alam penyelenggaraan bern eg ar a yang m enjadi sum b er dari segala su mb er hukum sekaligus sebagai cita hu kum ( recht sidee ), baik tertu lis m au pun t idak ter tulis dalam suatu negara. Cita h ukum ini akan m engar ahkan huku m pada cita- cita bersam a dari m asyarakatnya. Cit a- cita in i m encerm inkan kesam aan- kesam aan kepent ingan d i antara sesam a warga m asyarakat (Yu suf, 20 09 ). Terdapat ilustr asi yang dapat m en deskrip sikan tata urut an perundangan - undang an d i In donesia sebagaim ana Gam bar III.3 .

Prinsip bahwa no rm a hukum itu b er tingkat dan berjenjang, term anif est asikan dalam Un dan g- Un dang No m or 1 2 tahun 2 01 1 tentang Pem bentukan Peraturan Perundang - undangan yan g tercer m in pada pasal 7 yan g m enyebut kan jenis dan hierarki Peratur an Peru ndang- u ndangan, yaitu sebagai berikut:

a. Un dan g- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahu n 1 94 5 ;

b. Ket et apan Majelis Perm u syawarat an Rakyat;

c. Un dan g- Undang/ Perat uran Pem erintah Peng ganti Undang- Undang;

d. Peraturan Pem erintah;

e. Peraturan Presiden ;

f. Peraturan Daer ah Provinsi; dan

g. Peraturan Daer ah Kabu paten/Kota.

CITA

PANCASILA Konstitut ive Rechtsidee

HUKUM

Regulat ive Rechtsidee

Pem buk aan

UUD 1945

Staatsf undament alnorm

Bat ang Tubuh

INDONESIA Tap M PR Hukum Dasar

Staatsgrundgesetz

Ti dak Ter t ulis

SISTEM

NORM A

Undang-undang

Form ell Gesetz

HUKUM

Per at uran Pelaksanaan dan Perat uran

Verordnung

Ot onomi, dll

Autonom e

Sat zung

Gambar III.3: Teori Tata Urutan Perundangan (Attamimi dalam Oesman dan Alfian, 1993: 85)

Anda masing-masing diminta untuk menelusuri dari berbagai sumber mengenai fungsi konstitutif dan fungsi regulatif dari Pancasila sebagai dasar negara di Indonesia, kemudian Anda diminta untuk membuat ringkasannya untuk diserahkan kepada dosen.

Menanya Alasan Diper lukannya Kajian Pancasil a sebagai Dasar Negara

Setiap orang pasti ber tanya- tanya term asu k Anda, benarkah Pan casila itu diper lukan seb agai dasar negara? Apa bu ktinya jika Pancasila itu per lu dijadikan dasar negara In donesia? Untuk m enjawab pertanyaan t er seb ut kit a akan m ulai dari an alogi terlebih d ahu lu . Apakah Anda m em punyai kendaraan? Apa yan g h ar us Anda lakukan jika tidak ada jalan yang dapat dilalui? Ya, Pan casila seperti jalan asp al yan g m em berikan ar ah kem ana kendaraan it u dapat d ibawa tanpa ada kerusakan. Berbeda dengan jalan yang tid ak d iasp al, m eskip un kend ar aan dapat ber jalan tetapi d alam waktu yang singkat ken dar aan Anda akan cepat rusak.

Gambar III.4: Pancasila seperti jalan aspal yang memberikan arah kemana kendaraan itu

dapat dibawa tanpa ada kerusakan Sumber: satu-1-satu.blogspot.com

Oleh karena itu, Pancasila m erupakan pandangan hidu p dan kepr ibadian bangsa yang nilai- nilainya bersifat nasion al yang m endasari kebu dayaan bangsa, m aka nilai- nilai tersebu t m erupakan p er wujudan d ar i asp irasi (cita- cita hidu p bangsa) (Muzayin, 1 99 2 : 1 6 ).

Den gan Pancasila, perp ecahan bangsa Indon esia akan m udah dihind ar i kar ena pandangan Pancasila bertu m pu pada pola hidup yang b er dasarkan keseim bangan, keselar asan, dan keserasian sehingga per bedaan apapu n yang ada dap at dib ina m enjadi suatu pola kehidu pan yang dinam is, penuh dengan keanekar agam an yang berada dalam sat u keseragam an yang ko koh (Muzayin , 1 9 92 : 16 ).

Den gan p er at uran yan g ber landaskan n ilai- nilai Pancasila, m aka perasaan adil dan tidak adil dapat dim inim alkan. Hal t er seb ut dikar en akan Pancasila sebagai dasar negar a m en au ngi dan m em berikan gam baran yang jelas tent ang peratur an tersebut berlaku unt uk semu a tanpa ada p er lakuan diskrim in atif bagi siapapun. Oleh karena itulah, Pan casila m em berikan arah t en tan g hukum harus m encip takan kead aan negar a yan g lebih baik den gan berlandaskan pada n ilai- nilai ketuhanan, kem anu siaan, p er sat uan, kerakyatan, dan keadilan .

Den gan dem ikian, dih ar apkan warga neg ar a dap at m em aham i dan m elaksan akan Pancasila dalam keh idupan sehari- hari, dim ulai dari keg iat an - kegiatan sed er hana yang m enggam bar kan had irnya nilai- nilai Pancasila tersebut dalam m asyarakat. Misalnya saja, m asyarakat selalu bah u- m em bahu dalam ikut berp ar tisipasi m em bersihkan lin gkun gan, saling m eno lo ng, d an Den gan dem ikian, dih ar apkan warga neg ar a dap at m em aham i dan m elaksan akan Pancasila dalam keh idupan sehari- hari, dim ulai dari keg iat an - kegiatan sed er hana yang m enggam bar kan had irnya nilai- nilai Pancasila tersebut dalam m asyarakat. Misalnya saja, m asyarakat selalu bah u- m em bahu dalam ikut berp ar tisipasi m em bersihkan lin gkun gan, saling m eno lo ng, d an

Lalu, b agaim ana dengan pem erintah? Sebagai p en yelenggara negar a, m ereka seharusnya lebih m engerti dan m em aham i d alam pengaktualisasian nilai- nilai Pan casila dalam kehidup an kenegaraan . Mer eka harus m enjadi panut an bagi warga negara yang lain, agar m asyar ak at luas m eyakin i bahwa Pancasila itu hadir dalam setiap h em b usan n afas bangsa in i. Dem ikian p ula halnya dengan petugas pajak yang bertanggun g jawab m engem ban am anat unt uk m enghim pu n dana b agi keberlangsung an pem bangun an , m ereka har us m am pu m enjadi panu tan bagi warg a negar a lain, teru tam a d alam hal keju juran sebagai pengejawantahan n ilai- nilai Pancasila dari nilai Ketuh an an , kem anusiaan, p er sat uan, m usyawar ah, dan keadilan. Nilai- nilainya hadir bukan h anya bagi m ereka yang ad a di pedesaan deng an keter bat asann ya, m elainkan juga o rang- or ang yang ada d alam pem erintahan yang no tab en e sebagai pem angku jabatan yang berw en ang m erum uskan kebijakan atas nam a bersam a. Hal tersebu t sejalan dengan pokok p ikiran ke- em pat yang m enuntu t kon sekuensi logis, yaitu Un dan g- Undang Dasar harus m engandun g isi yang m ewajibkan pem erintah dan lain - lain p enyelenggara negara untu k m em elihara budi pekert i kem anusiaan yang luhu r d an m em eg ang teguh cita- cita m or al rakyat yang luhur. Po kok p ikiran ini juga m en gan dung pengert ian takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan pokok pikir an kem an usiaan yang adil dan beradab sehingg a m engandun g m aksud m enjunju ng tingg i hak asasi m anusia yang luhu r dan berbu di pekert i kem anusiaan yang luh ur. Po kok pikiran ke- em pat Pemb ukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tah un 19 45 m erupakan asas m or al bangsa dan negara (Bakry,

Gambar III.5: Beberapa pegawai pajak memperlihatkan tapak tangan yang telah diberi warna dalam kegiatan pembubuhan cap tapak tangan berwarna di spanduk “ Pernyataan Komitmen

Anti Gratifikasi No Korupsi” (sumber: http://www.pajak.go.id/content/flash-foto/pernyataan-

komitmen-anti-gratifikasi-pegawai-kpp-madya-makassar-dengan-cap-tapak)

Menggali Sumber Yuridis, Hist oris, Sosiologis, dan Politis t ent ang Pancasila sebagai Dasar Negara

Dalam rangka m enggali p em aham an Pancasila sebagai dasar negara, Anda akan dihadapkan pada ber bagai sum ber keter an gan . Sum ber - sum ber tersebut m eliputi sum ber h istoris, sosiologis, d an politis. Ber ikut m erupakan rin cian d ar i sum b er - sum ber tersebut.