Kriteria Keberhasilan Teknik Analisis Data

46

3. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan peneliti sesudah melakukan tindakan. Guru pembimbing dengan peneliti melakukan diskusi dan mengevaluasi tindakan dalam proses layanan. Hasil evaluasi dikaji dan direnungkan kembali kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Jika masih ditemukan masalah atau hambatan sehingga tujuan penelitan belum tercapai, maka akan dilakukan langkah perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus kedua.

G. Kriteria Keberhasilan

Bimbingan kelompok teknik diskusi dilakukan untuk meningkatan kemampuan perencanaan karier di SMP Negeri 3 Kebumen. Teknik diskusi yang dilakukan dalam kelompok kecil diharapkan dapat memberikan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman mengenai bagaimana cara merencanakan karier yang efektif. Menentukan keberhasilan bimbingan kelompok teknik diskusi, maka peneliti menentukan beberapa kriteria keberhasilan yaitu: 1. Adanya peningkatan skor yang diperoleh siswa dengan membandingkan skor sebelum pelaksanaan bimbingan kelompok teknik diskusi, pada saat siklus pertama, dan setelah siklus kedua. 2. Nilai atau skor siswa yang diperoleh dari skala perencanaan karier siswa rata-rata berada pada kriteria tinggi atau sebesar 114 poin lebih. 47

H. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara Sugiyono, 2013:224. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut:

1. Skala

Skala merupakan salah satu alat untuk memahami individu secara tes untuk mengungkap suatu tingkah laku ataupun sikap. Penelitian ini menggunakan skala perencanaan karier untuk mengukur sejauh mana peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana cara merencanakan karier yang benar setelah melakukan bimbingan kelompok teknik diskusi. Skala diberikan sebelum pelaksanaan bimbingan kelompok untuk mengukur kemampuan perencanaan karier awal siswa. Pelaksanaan bimbingan kelompok teknik diskusi siklus I digunakan untuk mengetahui perbandingan kemampuan perencanaan karier dan pelaksanaan bimbingan kelompok siklus II digunakan untuk mengetahui peningkatan perencanaan karier siswa. Penelitian ini menggunakan angket dalam check list, sebuah daftar. Skala yang disusun dalam penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu: sangat sesuai SS, sesuai S, tidak sesuai TS, dan 48 sangat tidak sesuai STS. Subjek diminta memilih salah satu alternatif jawaban sesuai dengan keadaan subjek yang benar. Skor yang digunakan dalam rencana penelitian ini disediakan empat alternatif pilihan jawaban untuk setiap item mempunyai nilai terdiri dari 4 sampai dengan 1, mulai dari sangat sesuai 4 sampai dengan sangat tidak sesuai 1. Pertanyaan favorable item pernyataan yang mendukung obyek yang ingin diukur bergerak dari 4, 3, 2, 1 dan bila unfavorable item pertanyaan tidak mendukung obyek yang ingin diukur bergerak dari 1, 2, 3, dan 4. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Skor Jawaban Responden terhadap Instrumen No Alternatif Jawaban Skor Jawaban Favorable Unfavorable 1 Sangat Sesuai 4 1 2 Sesuai 3 2 3 Tidak Sesuai 2 3 4 Sangat Tidak Sesuai 1 4

2. Observasi

Jonathan Sarwono 2006:224 menyatakan bahwa ―kegiatan observasi meliputi: melakukan pencatatan secara sistematik kejadian- kejadian, perilaku objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan ‖. Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses tindakan yang dilaksanakan. Diskusi kelompok yang 49 dilakukan apakah sudah tepat dilaksanakan sesuai dengan langkah- langkah. 3. Wawancara Menurut Sudaryono G. Margono dan Wardani Rahayu 2013:35 ―wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya ‖. Wawancara dilakukan apabila ingin mendapatkan informasi secara mendalam mengenai keadaan sumber. Pertanyaan dalam wawancara bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi, atau evaluasi sumber. Penelitian ini, wawancara merupakan metode pengumpulan data pendukung. Wawancara dilakukan pada saat refleksi setelah siklus II berakhir. Wawancara dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perasaan dan pengetahuan siswa mengenai masalah perencanaan karier. Wawancara akan ditujukan langsung kepada beberapa subjek penelitian setelah bimbingan kelompok teknik diskusi dilakukan.

I. Instrumen Penelitian

1. Skala

Menutur Sugiyono 2013:93 ―skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial ‖. Berkaitan dengan sikap dalam penelitian ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Menggunakan skala likert, maka variabel yang 50 akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan. Skala dalam penelitian diberikan pada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan perencanaan karier sebelum maupun setelah dilakukan tindakan. Langkah-langkah untuk membuat skala kemampuan perencanaan karier adalah sebagai berikut:

a. Kisi-kisi Skala Kemampuan Perencanaan Karier

Kisi-kisi skala kemampuan perencanaan karier dibuat berdasarkan definisi operasional yang telah dikemukakan di atas. Adapun kisi-kisi skala perencanaan karier dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Kisi-kisi Skala Perencanaan Karier Variabel Aspek Indikator Perencanaan Karier 1. Pemahaman Diri a. Mengetahui bakat yang dimiliki b. Mengetahui minat yang dimiliki c. Mampu menilai kemampuan akademik d. Mengetahui sifat-sifat kepribadian yang mempunyai relevansi terhadap partisipasi dalam karier e. Mengetahui kelebihan dan kelemahan yang dimiliki f. Memiliki cita-cita masa depan 2. Kemampuan mengumpulkan informasi tentang dunia kerja a. Mengetahui informasi dan persyaratan dalam suatu pekerjaan b. Mengetahui jenis-jenis pekerjaan 3. Kemampuan memilih tujuan karier yang diinginkan a. Mengetahui kemungkinan pekerjaan yang sesuai dengan keadaan dirinya b. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan 51

b. Penyusunan Item Skala berdasarkan Kisi-kisi

Sistem penilaian ini menggunakan pengukuran dengan skala likert. Saifuddin Azwar 2015:72 menyatakan bahwa ―respon terhadap skala psikologi, diberi skor melalui proses penskalaan scaling. Pemberian skor setiap respon positif terhadap aitem favorabel positif akan diberi bobot yang lebih tinggi daripada respon negatif. Sebaliknya untuk aitem unfavorabel, respon positif akan diberi skor yang bobotnya lebih rendah daripada respon negatif ‖. 2. Pedoman Observasi Observasi atau yang biasa disebut pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra Suharsimi Arikunto, 2002:133. Observasi yang dilakukan untuk memperoleh data tentang proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi yang diberikan dalam peningkatan kemampuan perencanaan karier siswa pada setiap siklus tindakan. Pedoman terlampir.

3. Pedoman Wawancara

Menurut Sugiyono 2013:137 wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, ingin mengetahui hal- hal dari responden yang lebih mendalam, dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara tanya-jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian. Wawancara digunakan dalam penelitian ini bertujuan 52 untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik diskusi yang diberikan dalam meningkatkan kemampuan perencanaan karier pada siswa. Pedoman terlampir.

J. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai Nana Sudjana, 2009:13. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur Sugiyono, 2013:121. Validitas yang peneliti gunakan adalah validitas isi content validity. Menurut Sugiyono 2007:352 untuk menguji validitas isi maka dapat digunakan pendapat dari ahli experts judgment. Cara menggunakan validitas isi ialah dengan membandingkan antara isi skala dengan kisi-kisi skala. Pada kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan item merupakan penjabaran dari indikator, agar uji validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Expert judgment yang menjadi penguji validitas isi skala adalah dosen pembimbing, dosen pembimbing memiliki keahlian dalam bidang bimbingan karier. Angket diujicobakan kepada subjek uji coba terlebih dahulu. Adapun subjek yang diambil adalah 30 siswa kelas VIII G di SMP Negeri 3 Kebumen. Uji coba instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas 53 dari tiap-tiap butir pernyataan. Data yang diperoleh kemudian diuji validitasnya menggunakan program SPSS. Adapun untuk mengetahui dari tiap-tiap butir pernyataan dapat menggunakan rumus product moment sebagai berikut: r xy = √ Keterangan: r xy = Koefisien korelasi antara X dan Y N = Jumlah responden ∑ x = Sigma atau jumlah X skor butir ∑X 2 = Sigma X kuadrat ∑y = Sigma Y skor total ∑y 2 = Sigma Y kuadrat ∑XY= Jumlah perkalian antara X dan Y Apabila hasil perhitungan koefisien r xy ≥ p, maka butir pernyataan dari instrumen dikatakan valid, sebaliknya jika r xy p, maka butir pernyataan dari instrumen dikatakan tidak valid. Item-item yang valid digunakan dalam penelitian. Menurut Cronbach Saifuddin Azwar, 2015:143 koefisien validitas yang berkisaran 0.3 sampai dengan 0.5 telah dapat memberikan kontribusi yang baik. Dengan demikian, semua pernyataan yang memiliki korelasi dengan koefisien kurang dari 0.3 harus disisihkan dan pernyataan-pernyataan yang diikuti dalam angket 54 kemampuan perencanaan karier ini adalah yang memiliki koefisien korelasi 0.3. Hasil pengujian validitas mendapatkan koefisien korelasi product moment pada beberapa pernyataan antara -0.072 —0.207 para item pernyataan 15, 24, 26, 30, dan 36. Perolehan kurang dari 0.3 menandakan item bersangkutan gugur. Sedangkan untuk pernyataan lainnya mendapatkan koefisien korelasi antara 0.367 —0.693, menunjukan lebih dari 0.3 yang berarti valid atau memiliki ketepatan dan kecermatan dalam fungsi ukurnya Saifuddin Azwar, 2012:173. Hasil pengujian dengan program SPSS didapatkan dari 43 butir soal terdapat 38 butir soal yang dinyatakan valid dengan p ≥ 0.361 dan 5 butir soal yang dinyatakan gugur dengan p ≤ 0.361. Adapun rangkuman item yang valid dan gugur tercantum dapat dilihat pada tabel berikut: 55 Tabel 3. Rangkuman Item Sahih dan Item Gugur Variabel Indikator Deskriptor No. Item Semula No Item Sahih No Item Gugur Perencana an Karier Pemahaman Diri a. Mengetahui bakat yang dimiliki 1, 2, 3, 4, 5 1, 2, 3, 4, 5 b. Mengetahui minat yang dimiliki 7, 8 7, 8 c. Mampu menilai kemampuan akademik 6, 9, 10, 11 6, 9, 10, 11 d. Mengetahui sifat-sifat kepribadian yang mempunyai relevansi terhadap partisipasi dalam karier 12, 13, 14, 15, 16, 17 12, 13, 14, 16, 17 15 e. Mengetahui kelebihan dan kelemahan yang dimiliki 18, 19, 23, 24 18, 19, 23 24 f. Memiliki cita-cita masa depan 20, 21, 22, 25 20, 21, 22, 25 Kemampuan mengumpulkan informasi tentang dunia kerja a. Mengetahui informasi dan persyaratan dalam suatu pekerjaan 26, 27, 28, 31, 32 27, 28, 31, 32 26 b. Mengetahui jenis-jenis pekerjaan 29, 30, 33, 34, 37 29, 33, 34, 37 30 Kemampuan memilih tujuan karier yang diinginkan a. Mengetahui kemungkinan pekerjaan yang sesuai dengan keadaan dirinya 35, 36, 38, 39 35, 38, 39 36 b. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan 40, 41, 42, 43 40, 41, 42, 43 Jumlah 43 38 5

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono 2011:173 mendefinisikan ―instrumen reliabilitas adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan hasil yang sama‖. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. 56 Apabila data tersebut memang sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali pun diambil akan sama. Pada penelitian ini menggunakan reliabilitas internal dalam menguji sebuah instrumen penelitian yang berupa angket perencanaan karier, peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach. Uji reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Hal ini disebabkan bentuk pernyataan berdasarkan model skala likert yang penyekorannya 4, 3, 2, dan 1 bagi pernyataan yang bersifat positif dan sebaliknya 1, 2, 3, dan 4 bagi pernyataan yang bersifat negatif. Menurut Suharsimi Arikunto 2010:239 rumus alpha cronbach adalah sebagai berikut: Keterangan r 11 : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pernyataan ∑α : jumlah varians butir σ : varian total Menurut Saifuddin Azwar 2015:112 reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berkisar antara 0 sampai dengan 1.00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 nol, berarti semakin rendah reliabilitasnya. Setelah dilakukan olah data dari 43 item, diketahui estimasi reliabilitas adalah 0,903 yang berarti dapat dikatakan reliabel. 57

K. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kuantatif merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik Sugiyono, 2013:147. Untuk mengetahui tingkat perencanaan karier dengan instrumen skala, maka penentuan kategori kecenderungan dari tiap-tiap variabel didasarkan pada norma atau ketentuan kategori. Menurut Saifuddin Azwar 2015:149-150 kategori tersebut diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Skor terendah sampai dengan M-1 SD = Rendah 2. M-1 SD sampai dengan M+1 SD = Sedang 3. M+1 SD sampai dengan skor tertinggi = Tinggi Selanjutnya kategori tersebut disusun dan kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Adapun langkah-langkah penghitungan sebelum kategorisasi menurut Saifuddin Azwar 2012:149 adalah sebagai berikut: 1. Menentukan skor tertinggi dan terendah Skor tertinggi = 4 x jumlah item Skor terendah = 1 x jumlah item 2. Menghitung mean ideal M M = ⁄ skor tertinggi + skor terendah 3. Menghitung standar deviasi SD SD = ⁄ skor tertinggi – skor terendah 58 Selanjutnya kategori perencanaan karier tersebut akan disusun dan kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Adapun langkah-langkah penyusunannya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan skor tertinggi dan terendah Skalaberisi 38 pernyataan yang masing-masing memiliki skor maksimal 4 dan skor minimal 1, sehingga total skor maksimalnya adalah 38 x 4 = 152, dan skor minimalnya adalah 38 x 1 = 38. 2. Menentukan rata-rata skor ideal M ½ skor tertinggi + skor terendah ½ 152 + 38 = 95. 3. Menghitung standar deviasi SD 16 skor tertinggi – skor terendah 16 152 - 38 = 19. Skor perencanaan karier siswa dapat dikategorisasikan sesuai kurva normal menjadi tiga kelompok dengan interval dalam tabel berikut. Tabel 4. Kategorisasi Skor Skala Kemampuan Perencanaan Karier Kategori Interval Skor Interval Rendah X M - 1 SD Di bawah 76 Sedang M – 1 SD ≤ x ≤ M + 1 SD 76 – 114 Tinggi X M + 1 SD Di atas 114 Analisis data secara deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini adalah memberikan penjelasan data kuantitatif secara detail yaitu dengan membandingkan hasil skor pengisian skala sebelum tindakan dan setelah tindakan yang diperoleh subjek. Serta menjelaskan kondisi-kondisi lain yang 59 terjadi selama proses pemberian tindakan. Perpaduan kuantitatif dan kualitatif, sebagai yang utama digunakan kuantitatif untuk melihat terjadinya peningkatan dan kualitatif untuk membantu menceritakan proses tindakan. Dengan demikian dapat diketahui adanya peningkatan kemampuan perencanaan karier pada siswa kelas VIII H di SMP Negeri 3 Kebumen. 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kebumen yang beralamat di Jalan Siswondo Parman nomer 3 Kebumen, merupakan sekolah adiwiyata di Kabupaten Kebumen. SMP Negeri 3 Kebumen menempati lokasi yang cukup strategis karena mudah dijangkau oleh siswa dan berada di kompleks perkantoran pemerintah dan instansi pendidikan lainnya. Sekolah ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap dalam menunjang proses kegiatan belajar mengajar. SMP Negeri 3 Kebumen memiliki laboratorium komputer, biologi, bahasa, musik, mushola, perpustakaan, koperasi, dan hot spot area. Sekolah ini juga memiliki lapangan yang cukup luas sebagai sarana untuk berolahraga, upacara, dan kegiatan ekstrakulikuler. Sarana di atas cukup baik untuk menunjang kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Sekolah ini termasuk salah satu sekolah favorit di Kabupaten Kebumen. Hal ini terbukti pada saat penerimaan siswa baru, SMP Negeri 3 Kebumen selalu memiliki banyak peminat dan standar nilai yang tinggi untuk masuk sebagai siswa di sekolah ini. Jumlah siswa saat ini yaitu sekitar 768, dan jumlah guru sebanyak 46 didukung dengan 20 karyawan. Keadaan sekolah tampak bersih dan juga didukung keberadaan banyak tempat sampah, sehingga siswa tidak kesulitan dalam membuang

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA TERHADAP KEGIATAN KEPRAMUKAAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 DEMAK TAHUN 2012 2013

4 81 216

PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 26

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 6 PERCUT SEI TUAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 18

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK DISKUSI KELOMPOK TERHADAPKEBIASAAN BELAJAR SISWA YANG BERPRESTASI RENDAH KELAS VIII SMP SANTO THOMAS 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 22

Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Juwana Tahun Pelajaran 2009/2010.

0 0 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X.5 DI SMA NEGERI 2 UNGARAN.

0 5 97

PENINGKATAN KOHESIVITAS KELOMPOK MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOMEROOM PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA.

1 7 176

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN ULARTANGGA PADA SISWA KELAS VIII E DI SMP NEGERI 3 SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 2016. -

2 9 59

View of PENGARUH TEKNIK DISKUSI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 21 SURABAYA

0 1 8

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII E SMP N 2 JAKEN

0 1 26