88
5. Hasil Tindakan Siklus II
Hasil dari tiga tindakan pada siklus kedua dalam penelitian ini dapat dilihat dari pengamatan dan post-test II. Pemberian post-test II
dilaksanakan setelah tindakan ketiga yaitu hari Rabu, 14 September 2016 pukul 10.45 WIB bertempat di ruang kelas VIII H. Data kemampuan
perencanaan karier siswa setelah dilakukan post-test II dari 32 siswa, skor tertinggi adalah 134 dan skor terendah adalah 110. Berdasarkan hasil post-
test II sudah menunjukkan adanya peningkatan dari hasil post-test I. Skor rata-rata yang dicapai siswa masuk dalam kategori tinggi. Peningkatan
skor dari pre-test hingga post-test II dapat dilihat pada tabel berikut:
89 Tabel 10. Hasil Skala Pratindakan, Siklus I, Siklus II
No Nama
Pratindakan Siklus I
Siklus II Peningkatan
Skor Kategori Skor Kategori
Skor Kategori
Post- test I
Post- test II
1 AR
74 Rendah
113 Sedang
119
Tinggi 39
6 2
AE 85
Sedang 107
Sedang
112
Sedang 22
5 3
AT 70
Rendah 113
Sedang
120
Tinggi 43
7 4
AP 88
Sedang 124
Tinggi
129
Tinggi 36
5 5
AA 83
Sedang 131
Tinggi
134
Tinggi 48
3 6
AN 86
Sedang 111
Sedang
121
Tinggi 25
10 7
DZ 75
Rendah 104
Sedang
113
Sedang 29
9 8
DT 90
Sedang 113
Sedang
125
Tinggi 23
12 9
DR 88
Sedang 130
Tinggi
133
Tinggi 42
3 10
DS 83
Sedang 125
Tinggi
129
Tinggi 42
4 11
EW 84
Sedang 107
Sedang
112
Sedang 23
5 12
FA 83
Sedang 100
Sedang
110
Sedang 17
10 13
HF 72
Rendah 117
Tinggi
127
Tinggi 45
10 14
IO 71
Rendah 116
Tinggi
131
Tinggi 45
15 15
JD 83
Sedang 104
Sedang
113
Sedang 21
9 16
JB 105
Sedang 117
Tinggi
125
Tinggi 12
8 17
LK 72
Rendah 113
Sedang
132
Tinggi 41
19 18
LKN 75
Rendah 129
Tinggi
134
Tinggi 54
5 19
MC 78
Sedang 97
Sedang
110
Sedang 19
13 20
MI 86
Sedang 109
Sedang
118
Tinggi 23
9 21
MA 73
Rendah 112
Sedang
120
Tinggi 39
8 22
NN 71
Rendah 115
Tinggi
124
Tinggi 44
9 f23
PA 7f3
Rendah 110
Sedang
113
Tinggi 37
3 24
PU 73
Rendah 123
Tinggi
132
Tinggi 50
9 25
RS 91
Sedang 107
Sedang
125
Tinggi 16
18 26
RK 91
Sedang 107
Sedang
122
Tinggi 16
15 27
RP 97
Sedang 109
Sedang
126
Tinggi 12
17 28
SG 99
Sedang 102
Sedang
119
Tinggi 3
17 29
SN 108
Sedang 121
Tinggi
127
Tinggi 13
6 30
SK 70
Rendah 107
Tinggi
114
Tinggi 37
7 31
SE 77
Sedang 108
Sedang
124
Tinggi 31
16 32
YE 106
Sedang 123
Tinggi
131
Tinggi 17
8 Kategori skor perencanaan karier.
Tinggi : X ≥ 114
Sedang :
76 ≤ X 114 Rendah
: X 76
90
83 113
123
20 40
60 80
100 120
140
Pre-test Post-test I
Post-test II
Tabel di atas menunjukkan terdapat enam siswa yang memiliki kategori sedang setelah siklus II, yaitu AE dengan skor 112, DZ dengan
skor 113, EW dengan skor 112, FA dengan skor 110, JD dengan skor 113, dan MC dengan skor 110. Dalam tabel juga menunjukkan peningkatan
skor rata-rata sebesar 10 poin atau apabila dipersentasekan meningkat 6 dari 75 menjadi 81 antara skor rata-rata dari post-test I dan post-test II.
Skor rata-rata siswa pada post-test I sebesar 113 atau 75 yang masuk pada kategori sedang. Sedangkan pada post-test II sebesar 123 atau 81
yang sudah termasuk pada kategori tinggi. Perbandingan skor kemampuan perencanaan karier siswa akan lebih jelas dengan mencermati histogram
berikut:
Gambar 3. Histogram Perbandingan Skor Skala Kemampuan Perencanaan Karier
Gambar di atas menunjukkan peningkatan skor rata-rata kemampuan perencanaan karier siswa pada 3 tiga test yang telah dilakukan.
Peningkatan terbesar yaitu pada hasil post-test I yaitu sebesar 30 poin atau
91 20 dari hasil pre-test . Peningkatan 10 poin atau 6 pada hasil post-test
II dari hasil post-test I. Skor tersebut merupakan skor rata-rata, berikut tabel jumlah siswa dalam setiap kategori kemampuan perencanaan karier.
Tabel 11. Rekapitulasi Data Perencanaan Karier Pasca-Siklus II
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1. Rendah
- -
2. Sedang
6 19
3. Tinggi
26 81
Total 32
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kemampuan perencanaan karier siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II yang memiliki kriteria
tinggi sebanyak 26 siswa dengan persentase 81. Sementara yang memiliki kriteria sedang sebanyak 6 enam siswa dengan persentase 19.
Pada hasil post-test II sudah tidak ditemukan siswa yang memiliki kemampuan perencanaan karier rendah. Perbandingan jumlah kategori
pada setiap test lebih jelas dapat dilihat pada histogram berikut:
Gambar 4. Histogram Perbandingan Kemampuan Perencanaan Karier Pratindakan, Pasca-Siklus I, dan Pasca-Siklus II
5 10
15 20
25 30
Tinggi Sedang
Rendah Pratindakan
Pasca-Siklus I Pasca-Siklus II
92 Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa pada pratindakan
terdapat 12 siswa yang memiliki kriteria rendah dan 20 siswa kriteria sedang. Sedangkan hasil post-test siklus pertama menunjukkan perubahan
skor. Terdapat 19 siswa yang memiliki kriteria sedang dan 13 siswa kriteria tinggi. Hasil post-test siklus kedua juga menunjukkan perubahan
skor dari hasil post-test siklus pertama. Terdapat 6 enam siswa yang memiliki kriteria sedang dan 26 siswa kriteria tinggi.
Pada post-test I dan post-test II siswa dengan kriteria rendah sudah tidak ditemukan lagi. Selain hasil post-test II yang menunjukkan adanya
peningkatan dari post-test I dan pre-test, hal tersebut juga ditunjukkan dengan hasil observasi. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh
peneliti selama tindakan siklus II berlangsung, secara keseluruhan tindakan diskusi kelompok yang diberikan dapat berjalan dengan lancar.
Pada tindakan pertama, siswa menunjukkan keseriusan dalam mengikuti kegiatan. Dengan mulai aktif mencari tahu informasi tentang
persyaratan-persyaratan menjadi profesi tertentu. Siswa memberikan bantuan berupa pengetahuan yang dimiliki tentang karier kepada anggota
kelompok lainnya. Tindakan kedua, siswa melakukan perencanaan karier melalui
analisis SWOT. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam melakukan analisis, sehingga peran teman satu kelompok diharapkan dapat membantu
siswa yang kesulitan.
93 Pada tindakan ketiga, proses kegiatan diskusi kelompok
menggunakan bantuan media career mapping. Siswa merencanakan karier sedini mungkin menggunakan bantuan peta karier. Beberapa siswa terlihat
lancar dalam menggambar peta karier mereka. Pengetahuan siswa dalam menyampaikan perencanaan kariernya juga mengalami perubahan jika
dibandingkan pada siklus pertama. Berdasarkan hasil skala kemampuan perencanaan karier setelah
siklus kedua, peneliti mengidentifikasikan bahwa siswa sudah menunjukkan perkembangan yang lebih baik dalam kemampuannya
merencanakan karier. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus selanjutnya.
6. Refleksi