20 untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektivitas
yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik. Selain itu, Abdulhak Isjoni, 2008: 154 juga menyatakan hal serupa bahwa
pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalaui berbagai proses antara peserta belajar sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara
peserta belajar itu sendiri. Dari beberapa definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa
pembelajaran kooperatif
merupakan model
pembelajaran yang
menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan saling bekerja sama. Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab
secara individu untuk mencapai tujuan akademik tertentu.
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerja sama siswa untuk belajar dan bertanggung jawab terhadap kemajuan belajar temannya. Hal
tersebut didukung oleh pendapat Slavin 1995: 2 “the use of cooperative learning to increase student achievement, as well as such other outcomes as
improved intergroup relations, acceptance of academically handicapped classmate, and increase self-
esteem”. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa kegunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa, meningkatkan kerjasama kelompok, menerima kekurangan teman secara akademik, dan meningkatkan percaya diri siswa.
Tujuan dari pembelajaran kooperatif juga dikemukakan oleh Johnson dan Johnson Trianto, 2014: 109 adalah untuk memaksimalkan belajar
21 siswa, meningkatkan prestasi akademik dan pemaksimalan baik secara
individu maupun kelompok. Kemudian secara lebih jelas Ibrahim Trianto, 2014: 111 menyatakan bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif
mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Aktivitas dalam pembelajaran kooperatif sebagian besar berpusat pada siswa, seperti mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk
memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas. Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua anggota kelompok dapat menguasi materi
pembelajaran pada tingkat yang relatif sejajar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Louisell dan Descamps Trianto, 2014: 109 bahwa siswa bekerja
dalam satu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan,
mengembangkan keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah. Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa melalui pembelajaran
kooperatif siswa belajar untuk bekerja sama dengan kelompok dan menerima perbedaan dari masing-masing anggota. Selain itu siswa belajar
untuk berkomunikasi dua arah dengan baik. Interaksi yang baik tersebut akan memudahkan kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
sehingga pemahaman yang lebih baik terhadap materi akan didapatkan siswa.