105 Delapan bulan setelah bergabung dengan Greeanpeace Asia Tenggara, dia
mengalami perubahan yang cukup signifikan, FA merasa dirinya lebih sensitif dan peduli dengan kondisi lingkungan dunia khususnya Indonesia. Oleh karena itu,
FA berkomitmen untuk terus berjuang bersama Greenpeace kedepannya.
Identitas kolektif yang melekat pada FA, secara ringkas ditampilkan pada matriks berikut ini.
Identitas Aktivis Identitas Organisasional
Identitas Taktik Nam
a sebelum
sesudah sebelum
Sesudah sebelum
sesudah FA
Non- Aktivis
Aktivis Lingkungan
Non- Aktivis
Aktivis Greenpeace
Tidak ada Aksi
Langsung atau
NVDA
Matriks 6. Identitas Kolektif yang Melekat Pada FA.
7.5 MU :
Voulenteer Greenpeace Asia Tenggara Indonesia
MU adalah seorang voulenteer Greenpeace Asia Tenggara Indonesia. MU kini berusia 29 tahun, belum menikah dan masih terhitung sebagai mahasiswa
tingkat akhir jurusan ekonomi manajemen Universitas Titas Karya Bakti, Pontianak. Saat tingkat 1 hingga tingkat 3 MU aktif dalam kegiatan mahasiswa
seperti BEM Badan Eksekutif Mahasiswa maupun HIMEN Himpunan Mahasiswa Manajemen. MU memiliki jiwa petualang yang besar, hal ini terlihat
saat dia menjadi tenaga sukarela LSI Lembaga Survey Indonesia yang selalu ditempatkan di daerah-daerah pelosok Kalimantan, dia mengaku sangat menyukai
kegiatan ini karena ‘sekalian jalan-jalan’ alih-alih membayar, dia malah dibayar atas hobinya tersebut.
Perhatian MU terhadap lingkungan mulai terbangun saat memasuki tingkat akhir, dia bergabung dengan organisasi MAPALA dan aktif dalam kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi tersebut. MU mengaku tergugah untuk menjadi seorang aktivis lingkungan ketika dulu berdiskusi dengan senior-
seniornya mengenai kondisi lingkungan Indonesia, khususnya kondisi wilayah Kalimantan yang mulai mengalami kerusakan akibat dari ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab. Sejak saat itu MU aktif dalam perkumpulan MAPALA se- Indonesia, terakhir dia mengikuti pertemuan tahunan MAPALA se-Indonesia
106 yang diselenggarakan di Makasar pada pertengahan tahun 2009, hal ini
menunjukan bahwa identitas aktivis yang melekat pada MU saat itu adalah identitas aktivis lingkungan hidup.
MU resmi menjadi seorang volunter Greenpeace sejak bulan Juni tahun 2008 ketika ia masih kuliah. Awalnya MU mengaku benar-benar tidak mengenal
Greenpeace, malah dia berasumsi bahwa Greenpeace adalah sejenis makanan atau sayuran. Pada tahun 2008 saat Greenpeace berencana melakukan aksi di
Kalimantan, organisasi MAPALA kampusnya menerima undangan acara Greenpeace di Matari Mall, kemudian MU hadir sebagai perwakilan MAPALA
kampusnya. Berkat acara tersebut MU mulai mengenal Greenpeace dan menerima banyak pengetahuan mengenai kondisi lingkungan Indonesia. Salah satu teman
kuliahnya sempat mengajak MU bergabung dengan Greenpeace dengan cara mendaftarkan diri melalui internet, namun karena website tersebut menggunakan
bahasa Inggris maka dia mengurungkan niatnya untuk bergabung karena alasan bahasa, sebab dirinya mengakui tidak fasih menggunakan bahasa Inggris secara
aktif maupun pasif. Kemudian untuk kedua kalinya, Greenpeace mengundang MU untuk mengikuti latihan NVDA Non-Violent Direct Action, saat pelatihan
itu MU mengaku sangat menikmati acaranya. Setelah beberapa saat mengenal Greenpeace, MU memutuskan untuk
bergabung sebagai Volunter dan aktif dalam aksi-aksi Greenpeace terutama aksi yang di daerah Kalimantan. Alasannya bergabung dengan Greenpeace adalah
kesamaan visi dan misi Greenpeace dengan dirinya, walaupun Muksi mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui secara pasti visi maupun misi Greenpeace, yang
ia ketahui hanyalah Greenpeace berjuang untuk melindungi lingkungan. Alasan lainnya adalah karena keunikan aksi-aksinya dan juga prinsip independen yang
LSM ini pegang, seperti yang MU tuturkan berikut ini, “..saya pandang Greenpeace cukup cukup menarik bagus
gerakannya..pertama dari keunikan aksinya beda dari aksi-aksi yang lain..kalo yang lain kan demonstrasi di jalan, klo Greenpeace beda
ekstrim banget dan saya suka keekstriman yang ada di Greenpeace, contohnya kaya turun dari gedung..saya suka keekstriman dari
Greenpeace,
yang menariknya
itu yaa
di aksinya..karena…karena..saya ga pernah ikut aksi yang kaya
gitu..yang dilaksanakan oleh Greenpeace, kita harus diam..kan…kalo
107 aksinya..aksinya mahasiswa, taulah kaya gimanakan.. artinya kalo
artinya aksi mahasiswa itu selalu perlawananan, suka ada singgungan..tapi kalo Greenpeace kita harus diam..kita harus sabar,
pertama kita harus melatih diri sabar jugakan.. dan kalo organisasi itu betul betul bergerak tanpa intervensi saya bakal ikut organisasi itu…”
MU, 29 tahun
MU mengaku prinsip independen sudah meresap dalam dirinya dan melihat dirinya sebagai aktivis yang independen, karena dalam melakukan
aktifitas sebagai aktivis lingkungan dia tidak dibayar sebab dalam pandangannya menjadi aktivis lingkungan merupakan salah satu kerja sosial sehingga dia tidak
mengharapkan adanya balas jasa dari apa yang telah ia lakukan, berdasarkan hal tersebut, dapat terlihat bahwa identitas taktik yang melekat pada MU adalah
identitas aktivis lingkungan yang independen.
“…Saya senengnya independent..kalo kita independent siapa sih yang mau bayar kita.. kalo kita siap bergerak di organisasi yang
independen, kita siap ga dibayar, harus kerja sosial…” MU, 29 tahun
Melihat kondisi lingkungan Indonesia saat ini, MU merasa dirinya sangat prihatin. Menurutnya kondisi lingkungan terutama lingkungan Indoneisa kini
‘sudah tidak bersahabat’, terlihat dari bencana seperti banjir yang muncul dimana- mana. Sebagai warga dari Kabupaten Kuburaya Kalimantan Barat, ia melihat
perubahan kondisi lingkungan yang sangat drastis, sebagai contoh saat MU kecil dia dapat secara bebas minum air yang berasal dari sungai kapuas,
“…di Kalimantan banyak kerusakan-kerusakan..salah satu contoh pencemaran-pencemaran air yang ada di Kalimantan..dulu di daerah
saya, di daerah kabupaten, di kuburaya, jadi kalo mau ke kota pontianak pake motor klotok.itu yang ada mesinnya… klo kita mau
minum aer, ya kita tinggal ambil di sungai, sekarang udah ga bisa, aernya udah kotor…” MU, 29 tahun
Saat ditanya tentang isu batubara yang sedang Greenpeace kampanyekan, MU terlihat tidak terlalu mengerti dengan isu ini dikarenakan dirinya merasa ‘masih
baru’ sehingga belum mengerti isu maupun solusi yang Greenpeace kampanyekan. Walaupun begitu MU tidak setuju dengan penggunaan batubara sebagai sumber
108 energi, karena dalam sudut pandang MU batubara sebagai bahan baku yang tidak
dapat diperbarui apabila digunakan secara terus-menerus akan mengakibatkan kehancuran. MU mengaku dirinya belum mengetahui solusi revolusi energi yang
Greenpeace tawarkan terkait dengan isu batubara serta belum tentu mempercayainya walaupun solusi tersebut berasal dari Greenpeace.
“..kalo saya sih ngga selalu percaya tanpa saya liat, pikirkan dulu, saya selalu kalo percaya terhadap satu gerakan saya harus tau dulu maksud dan
tujuannya..” MU, 29 tahun
Sebagai seorang aktivis lingkungan dirinya mengaku masih berkomitmen untuk berjuang bersama LSM ini sebagai aktivis Greenpeace selama kegiatan
maupun program yang Greenpeace sesuai dengan jalan pemikiran MU. Kedepannya MU belum bisa memastikan sampai kapan dirinya akan terus
berjuang bersama Greenpeace, MU menjawabnya dengan sebuah ungkapan berikut ini ‘
jalanin dulu,biarin seperti air yang mengalir’, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk saat ini identitas organisasi yang melekat pada MU adalah identitas aktivis
Greenpeace. Identitas kolektif yang melekat pada MU, secara ringkas ditampilkan pada matriks berikut ini.
Identitas Aktivis Identitas Organisasional
Identitas Taktik Nam
a Sebelum
Sesudah sebelum
Sesudah sebelum
sesudah MU
Aktivis Lingkung
an Aktivis
Lingkungan Aktivis
MAPALA Aktivis
MAPALA Tidak ada
Aksi Langsung
atau NVDA
Matriks 7. Identitas Kolektif yang Melekat Pada MU.
7.6 Analisis Identitas Kolektif yang Melekat Pada Anggota