Analisis Kelayakan Atau Analisis Validasi Media Pembelajaran Signifikansi Uji N-Gain

Tabel 3.7. Kriteria deskriptif persentase kelayakan Media Interaktif Be Fun Chemist. No Interval Kriteria 1. 76 - 100 = Sangat layak 2. 56 - 75 = Layak 3. 40 - 55 = Tidak layak 4. 0 - 39 = Sangat tidak layak Arikunto 2006:244

3.9.4. Signifikansi Uji N-Gain

Penentuan besarnya peningkatan hasil belajar siswa dianalisis menggunakan uji gain untuk menentukan kriteria besarnya peningkatan dengan rumus sebagai berikut : g = Scott dalam Wiyanto, 2008:86 Keterangan : g = faktor gain S pre = skor rata-rata tes awal S post = skor rata-rata tes akhir Kriteria faktor gain g : g 0,7 = tinggi 0,3 g 0,7 = sedang g 0,3 = rendah

3.9.5. Ketuntasan Belajar dan Kriteria Ketuntasan Minimal

3.8.5.1 Ketuntasan Klasikal

Pada pembelajaran materi Kelarutan dan hasil kali kelarutan dikatakan tuntas apabila siswa tersebut telah mencapai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal pelajaran kimia dalam penggunaan media, dengan ketentuan : 1 Ketuntasan individu apabila siswa tersebut telah mencapai KKM ≥ 70. 2 Ketuntasan kelas apabila siswa yang tuntas dengan nilai KKM ≥ 70 telah mencapai ≥ 85 . Mulyasa, 2007: 254 100 x n ni P    Ali, 1993:186 Keterangan : P = persentase ketuntasan klasikal ni  = jumlah siswa yang tuntas n  = jumlah total siswa

3.8.5.2 Signifikansi Uji t Ketuntasan Belajar

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa pada penggunaan media pembelajaran interaktif Be Fun Chemist dilihat dari hasil belajar kognitif menggunakan uji t dengan membandingkan t hitung dengan t tabel . Rumus hitung signifikansi uji t ketuntasan belajar adalah: Uji t = √ Sugiyono, 2006: 96 Keterangan : = Rata-rata beda nilai pre-test dan post-test kelas uji coba = 70 Nilai ketuntasan minimal s = Standart deviasi n = Jumlah siswa Dikatakan media berperan pada tingkat ketuntasan belajar siswa diamati dari uji t yang lebih tinggi dari t tabel uji t t tabel maka Ho ditolak. Penggunaan rumus uji t menggunakan hipotesis Ho apabila penggunaan media pembelajaran interaktif be fun chemist belum mencapai ketuntasan pada hasil belajar siswa. Hipotesis yang digunakan yaitu uji satu pihak untuk ketuntasan hasil belajar siswa pada penggunaan media saat pembelajaran. Dari t hitung yang diperoleh maka dibandingkan dengan nilai dalam tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5. Jika t hitung ≥ t tabel maka perlakuan yang ditimbulkan pada signifikansi 0,05. Nilai t hitung signifikansi berarti besarnya ketuntasan belajar rata-rata siswa kelas uji coba setelah pembelajaran menggunakan media pembelajaran be fun chemist.

3.9.6. Lembar Observasi Sikap Afektif

Lembar observasi sikap afektif digunakan untuk mengukur atau menilai kemampuan siswa berdasarkan sikap atau karakter yang dimiliki. Lembar observasi penilaian afektif ditentukan melalui validitas konstruk oleh para ahli. Instrumen dikonstruksikan dengan para ahli tentang aspek-aspek yang akan diukur berdasarkan teori tertentu yang dikonsultasikan kepada para ahli Sugiyono, 2010: 352. Lembar observasi sikap afektif dikembangkan berdasarkan karakter dari kurikulum 2013. Setelah lembar observasi sikap afektif dinyatakan valid oleh para ahli atau dosen pembimbing, lembar observasi afektif tersebut siap untuk digunakan dalam penelitian.