66
KEGIATAN BELAJAR 5 KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI
Dra. Hj. Widarwati, M.S.Ed, M.Pd A. Tujuan
Tujuan dari penulisan buku ini adalah untuk membantu, memfasilitasi, menyediakan materi diklat yang diperlukan oleh para peserta dalam mengikuti
diklat IPS SMP khususnya dalam memahami keragaman bentuk muka bumi, proses
pembentukannya, dampaknya
terhadap kehidupan
serta pengintegrasian geografi dalam pembelajaran IPS
B. Indikator Kunci Kinerja
Setelah mempelajari modul ini dan pengerjaan tugas serta latihan, para guru
dan tenaga pendidik lainnya yang mengikuti diklat dapat:
1. Menjelaskan awal terjadinya bentuk muka bumi 2. Mendeskripsikan muka bumi
3. Mendeskripsikan muka bumi 4. Mengevaluasi tenaga yang mempengaruhi bentuk muka bumi
5. Menjabarkan bentuk-bentuk muka bumi
C. Uraian Materi
1. Awal Terjadinya Bentuk Muka Bumi
Asal muasal bumi tidak ada yang mengetahui dan kapan serta bagaimana bumi terbentuk, yang diketahui manusia bahwa bumi memiliki lapisan-lapisan
dengan karakteristik masing-masing, mulai dari saat terbentuknya hingga sekarang, bumi mengalami perubahan bentuk. Banyak hipotesa yang
dikemukakan para ahli diantaranya seperti yang dijelaskan Totok Gunawan dkk 2004: 60-65:
a. Hipotesis Kabut Kant-Lapplace
1 Immanuel Kant Jerman, 1755
Gbr:2 Asal Muasal Matahari. Sumber Encarta: 2008.
Immanuel Kant merupakan
orang pertama
yang berusaha
67 menerangkan terjadinya bumi dengan hukum-hukum fisika. Kant
mengungkapkan bahwa asal dari segala yang ada sekarang adalah satu ruang yang diisi oleh berbagai macam gas. Gas yang lebih besar
massanya menarik gas sekelilingnya. Bagian tersebut menyatukan diri membentuk kabut besar yang merupakan asal matahari. Bola-bola gas
yang bertumbukan menimbulkan panas sehingga terjadi perputaran kabut. Kabut semakin lama semakin mendingin dan menyusut sehingga
perputaran semakin cepat. Putaran terjadi paling cepat pada khatulistiwa sehingga terjadi pemisahan bagian-bagian atau fragmen-fragmen.
Frakmen yang terlempar akan mengembun menjadi cair kemudian mendingin dan akhirnya menjadi padat. Bagian padat tersebut yang
dikenal dengan planet. Hipotesis ini tidak dapat dipertahankan karena tidak sesuai dengan hukum-hukum fisika. Ilustrasi gambar untuk
memperjelas keterangan adalah seperti;
2 Pierre de Lapplace Perancis, 1796
Lapplace mengemukakan hipotesis nebula yang hampir sama dengan hipotesis Kant. Hipotesis tersebut mengemukakan bahwa awalnya kabut
berputar, kemudian mendingin sehingga putaran berubah menjadi cepat, bagian kutub menjadi lebih datar dan di khatulistiwa terjadi penumpukan
awan. Massa tersebut semakin mengkerucut sehingga menyebabkan material-material terlepas dari induknya. Material tersebut kemudian
mengembun menjadi padat dan berputar mengelilingi massa asal. Dua teori ini kemudian digabung menjadi teori kabut Kant dan Lapplace.
b. Hipotesis Planetesimal Seratus tahun setelah hipotesis kabut, yaitu tahun 1900 Chamberlin ahli
geologi dan Moulton ahli astronomi, mengemukakan tentang sebuah matahari asal yang didekati sebuah bintang besar, sehingga terjadi
penarikan bagian-bagian matahari asal. Penarikan tersebut menyebabkan ledakan-ledakan hebat. Gas yang meledak tersebut keluar dari atmosfer
matahari, mengembun dan membeku menjadi benda padat yang disebut planetesimal. Planetesimal tumbuh terus dengan cara menarik bagian-
bagian yang lebih kecil yang nantinya menjadi planet.