Keadaan Penduduk Indonesia. Status Perkawinan: 1 Belum Kawin

99 daftar pertanyaan sesuai dengan jawaban yang diperoleh dari semua penduduk yang disensus. Seks Rasio Seks rasio adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, penduduk laki-laki Indonesia sebanyak 119.630.913 jiwa dan perempuan sebanyak 118.010.413 jiwa. Seks rasio adalah 101, berarti terdapat 101 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Seks rasio menurut provinsi, yang terendah adalah 94 di Provinsi NTB dan tertinggi adalah 113 di Provinsi Papua. Seks rasio nasional pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 93 sampai dengan 109, dan umur 65+ sebesar 81.

3. Kelompok Penduduk Indonesia

Pengelompokan penduduk Indonesia dapat dibedakan menurut kelompok usia, jenis kelamin, mata pencaharian atau pekerjaan, dan agama. Berdasarkan komposisi penduduk menurut keadaan penduduk, umur dan jenis kelamin dari suatu wilayah dapat dibedakan seperti: 1 Kelompok ekspansif yaitu pertumbuhan penduduk yang pengelompokannya pada umur yang paling muda disebabkan tingginya angka kelahiran penduduk baru dibandingkan kematian 2 Kelompok konstruktif, yaitu kebalikan dari kelompok ekspansif dimana perbandingan usia mudakelahiran lebih kecil dibandingkan angka kematian 3 Kelompok stasioner, komposisi penduduknya adalah angka kelompok mudaangka kelahiran kelompok dewasakelompok usia tua sama banyaknya Jerman, Perancis, dll i. Kelahiran Angka kelahiran disebut juga natalitas yang artinya menunjukkan angka kelahiran yang sesungguhnya. Kelahiran hidup adalah suatu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan dan bayi menunjukkan tanda- tanda kehidupan. Adapun angka kelahiran mati adalah kelahiran seorang 100 bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Faktor penunjang tingkat kelahiran adalah kawin usia muda, besarnya angka kematian bayi, adanya penilaian yang tinggi terhadap anak karena sebagai penerus keturunan, tumpuhan keluarga dan sumber pencari nafkah Beberapa faktor penghambat tingkat kelahiran, yaitu adanya ke sadaran mengenai pentingnya hal-hal berikut. 1 Keluarga Berencana KB. Kesadaran masyarakat untuk menjaga jarak kehamilan, demi peningkatan taraf hidup dan kemajuan pendidikan. 2 Undang-undang perkawinan yang menetapkan batas minimal usia untuk menikah bagi wanita 17 tahun dan lakilaki 20 tahun. 3 Penundaan usia kawin, dengan alasan sekolah atau belum bekerja, para remaja mampu menunda usia pernikahannya. 4 Peraturan tentang tunjangan anak pegawai negeri yang menetapkan tunjangan hanya diberikan sampai anak yang ke-2. ii. Kematian Faktor kedua yang memengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kematian atau mortalitas. Kematian yaitu hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Faktor penyebab kematian mortalitas antara lain sebagai berikut: 1 Belum memadainya sarana kesehatan 2 Tingkat kesehatan masyarakat masih rendah 3 Kurangnya gizi makanan sebagian besar penduduk 4 Pencemaran lingkungan 5 Kecelakaaan lalu lintas 6 Peperangan 7 Bencana alam dan wabah penyakit Faktor pengendali kematian penghambat antara lain: 1 Semakin meningkatnya fasilitas kesehatan 2 Tingginya tingkat kesehatan masyarakat 3 Makanan yang cukup bergizi 4 Lingkungan yang bersih dan teratur 5 Ajaran agama yang melarang bunuh diri dan membunuh orang lain 6Keadaan negara yang damai