Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Surakarta Tahun 2014 II – 1
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH
A. Gambaran Umum Kondisi Daerah
Berdasarkan kemampuan
sumber daya
resources based
view RBV Kota Surakarta tidak memiliki sumberdaya alam dari sisi
komoditas yang berlebih, namun dari sisi sumber daya alam dalam arti lokasi, Kota Surakarta dianugerahi dengan lokasi strategis yang
berfungsi sebagai
penghubung hub interconnected
bagi hinterland
daerah pendukungnya
yang berada
di kawasan
Subosukawonosraten Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten. Kota Surakarta diuntungkan secara lokasi,
membawa konsekuensi posisi Kota Surakarta berada pada jalur transportasi yang strategis yaitu pertemuan jalur transportasi darat
antara Semarang dengan Yogjakarta Joglo Semar, dan jalur Surabaya dengan Yogjakarta.
Dengan posisi yang strategis ini Kota Surakarta dari sisi interaksi atas pergerakan barang, jasa dan orang, menjadikannya sebagai
kawasan pusat
bisnis yang
penting bagi
kawasan subosukawonosraten dan pulau jawa bagian selatan pada umumnya.
1. Aspek Geografi
Kota Surakarta terletak antara 1100 45’ 15” dan 1100 45’ 35 “ Bujur Timur dan antara 7
36’ dan 7 56’ Lintang Selatan. Kota
Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang
kota-kota lainnya
seperti Semarang
maupun Yogayakarta. Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan
”
Kota Sala
” merupakan dataran rendah dengan ketinggian + 92 meter dari permukaan laut, Kota Sala berbatasan di sebelah Utara
dengan Kabupaten Boyolali, sebelah Timur dengan Kabupaten
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Surakarta Tahun 2014 II – 2
Karanganyar, sebelah Selatan dengan Kabupaten Sukoharjo dan di sebelah Barat dengan Kabupaten Sukoharjo.
Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 44,06 Km
2
yang terbagi dalam 5 kecamatan yaitu Kecamatan Laweyan, Serengan,
Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Masing-masing kecamatan di Surakarta terdiri dari Kecamatan Pasar Kliwon: 9 kelurahan,
Kecamatan Jebres: 11 kelurahan, Kecamatan Banjarsari: 13 kelurahan, Kecamatan Laweyan Laweyan: 11 kelurahan dan
Kecamatan Serengan: 7 kelurahan.
Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Surakarta
Tahun 2012
KECAMATAN KELURAHAN
RW RT
1. Laweyan 11
105 458
2. Serengan 7
72 312
3. Pasar Kliwon 9
100 424
4. Jebres 11
149 637
5. Banjarsari 13
175 874
KOTA SURAKARTA 51
601 2.705
Sumber
:
Bagian Pemerintahan Umum Kota Surakarta, 2012
Sebagian besar lahan dipakai sebagai tempat pemukiman sebesar 65 lebih. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi juga
memakan tempat yang cukup besar juga yaitu berkisar antara 20 dari luas lahan yang ada.
Kota Surakarta dalam pengembangan kawasan budidaya diarahkan kepada upaya untuk mengendalikan alih fungsi lahan
yang tidak sesuai dengan peruntukkannya. Secara garis besar rencana pola ruang Kota Surakarta Tahun 2011- 2031 adalah
sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Surakarta Tahun 2014 II – 3
Tabel 2.2 Rencana Pola Ruang Kota Surakarta Tahun 2011-2031
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, nilai sejarah serta budaya. Untuk kepentingan pembangunan berkelanjutan,
penetapan kawasan lindung berpedoman kepada Keppres Nomor 32 Tahun 1990 yang pengidentifikasiannya dilakukan dengan
mempertimbangkan beberapa faktor antara lain ketinggian, kemiringansudut lereng, keadaan hidrologi serta kawasan-
kawasan yang dinyatakan sebagai kawasan bahaya alamiah maupun kawasan-kawasan berupa cagar alam dan taman
nasional. Arahan
pengembangan kawasan
lindung adalah
1 menetapkan kawasan lindung wilayah Kota Surakarta di luar
kawasan hutan, 2 mempertahankan kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidroorologis untuk menjamin
ketersediaan sumber daya air, dan 3 mengendalikan pemanfaatan ruang di luar kawasan hutan sehingga tetap berfungsi lindung.
Untuk sebaran kawasan lindung di Kota Surakarta berdasarkan adalah sebagai berikut:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Surakarta Tahun 2014 II – 4
Tabel 2.3 Sebaran Arahan Kawasan Lindung Kota Surakarta
Tahun 2011-2031
No. Arahan Pola
Ruang Kawasan Lindung
Bagian Wilayah Kota BWK Kota
Surakarta BWK I
BWK II
BWK III
BWK IV
BWK V BWK
VI
1 Lindung Cagar
Budaya 68.93
15.65 -
- -
10.09 94.67
2 Taman
Pemakaman Umum TPU
- -
18.11 9.57
26.94 -
54.63 3
Ruang Terbuka Hijau
5.55 20.95
- -
23.41 6.55
56.46 4
Sempadan Sungai 54.85 26.60
57.00 42.29
100.49 21.51
302.74
Luas Kawasan Lindung
129.33 63.19 75.12 51.86 150.84
38.16 508.49
Sumber: Bappeda, 2012
Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara 75. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah
angin 240 derajat. Kota Solo beriklim tropis, sedang musim penghujan dan kemarau bergantian sepanjang 6 bulan tiap
tahunnya Suhu udara rata-rata di Kota Surakarta pada tahun 2011
berkisar antara 25,3°C sampai dengan 27,7°C. Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 67 sampai dengan 85.
Hari hujan terbanyak jatuh pada bulan Februari dengan jumlah hari hujan sebanyak 24 hari. Curah hujan terbanyak
sebesar 459,70 mm jatuh pada bulan April. Sementara itu rata- rata curah hujan saat hari hujan terbesar jatuh pada bulan April
sebesar 15,30 mm per hari hujan.
Tabel 2.4 Penggunaan Lahan di Kota Surakarta Tahun 2012
No. Penggunaan
Lahan Tahun 2009
Tahun 2010 Tahun 2011
Luas Ha Luas Ha
Luas Ha
1. Pemukiman
2,737.48 65,15
2,809.64 63,79
2,841.36 64,51
2. Jasa
427.13
9,69
364.96
8,28
365.46
8,29 3.
Perdagangan
287.48
6,52
226.09
5,13
245.04
5,56 4.
Industri
101.42
2,30
97.72
2,21
97.72
2,21 5.
Tanah Kosong
53.38 1,21
126.73 2,87
118.73 2,69
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Surakarta Tahun 2014 II – 5
No. Penggunaan
Lahan Tahun 2009
Tahun 2010 Tahun 2011
Luas Ha Luas Ha
Luas Ha
6. Tegalan
83.96
1,90
126.02
2,87
117.46
2,66 7.
Persawahan
146.17 3,31
136.56 3,10
101.95 2,31
8. Kuburan
72.86
1,65
68.76
1,56
68.76
1.56 9.
Lapangan OR
65.14
1,47
62.25
1,41
62.25
1,41 10.
Taman Kota
31.60 0,71
12.59 0,28
12.59 0,28
11. Lain-lain
397.44
9.02
372.74
8,46
372.74
8,46
Total
4,404.06
100 4,404.06
100 4,404.06
100 Sumber : BPS, 2012
Adanya indikasi peningkatan fungsi lahan yang cukup tinggi terutama untuk penggunaan lahan pemukimanperumahan di
Kota Surakarta, Sehingga mengakibatkan bergesernya fungsi lahan yang lain seperti taman kota, persawahan, tanah kosong dan
pengguna lahan yang lain. Melihat keadaan ini, akan berdampak pada
keseimbangan penggunaan
fungsi lahan
misalnya berkurangnya ruang terbuka hijau RTH, penataan ruang
khususnya pemukiman penduduk, potensi terhadap bencana kebakaran di area pemukiman dan permasalahan sosial lainnya.
Tabel 2.5 Kejadian Kebakaran di Kota Surakarta tahun 2012
No. Jenis Bencana
2009 2010
2011
1. Peristiwa Kebakarantahun
44 30
47 Sumber : BPS, 2012
Meningkatnya kejadian dan banyaknya peristiwa kebakaran dalam setiap tahunnya, salah satunya adalah padatnya tingkat
pemukiman atau perumahan di Kota Surakarta yang diakibatkan oleh sambungan pendek listrik, meledaknya kompor gas dan faktor
lain dalam pemukiman tersebut.
2. Aspek Demografi