Keanekaragaman Tumbuhan di Indonesia
Biologi Kelas X
134
Bioma Bioma
Bioma Bioma
Bioma Subbioma
Subbioma Subbioma
Subbioma Subbioma
Tipe Ekosistem Tipe Ekosistem
Tipe Ekosistem Tipe Ekosistem
Tipe Ekosistem N a m a
N a m a N a m a
N a m a N a m a
Iklim Iklim
Iklim Iklim
Iklim N a m a
N a m a N a m a
N a m a N a m a
N a m a N a m a
N a m a N a m a
N a m a Ketinggian
Ketinggian Ketinggian
Ketinggian Ketinggian
Suhu Rata- Suhu Rata-
Suhu Rata- Suhu Rata-
Suhu Rata- Tanah
Tanah Tanah
Tanah Tanah
Takson KhasUmum Takson KhasUmum
Takson KhasUmum Takson KhasUmum
Takson KhasUmum d.p.l m
d.p.l m d.p.l m
d.p.l m d.p.l m
rata rata
rata rata
rata
o oo
o o
C C
C C
C Dominan
Dominan Dominan
Dominan Dominan
1 11
11 2
22 22
3 33
33 4
44 44
5 55
55 6
66 66
7 77
77 8
88 88
Hutan Selalu basah
1. Hutan Hutan
1000 26 – 21
Podsolik merah,
Anacardiaceae, Anonaceae
, Hujan
sampai kering Hujan
non-
Diptero
kuning, dan latosol
Burseraceae, Euphorbiaceae
, tengah tahun,
Tanah
carpaceae Guttiferae, Lauraceae
, curah hujan
Kering
Legu-minosae
, per tahun
Mofaeceae ficus
, 1.300-7.100 mm
Muristicaceae
,
Palmae
,
Sapindaceae
,
Stercullaceae
, dsb. Hutan
1000 26 – 21
Podsolik merah,
Dipterocarpaceae Diptero-
kuning, dan latosol
Dipterocarpus
,
carpaceae Drybalanops
,
Hopea
, Campuran
Shorea
, dan
Vatica
Hutan 2500
26 – 13 Podsolik merah,
Agathis spp. Agathis
kuning, latosol, Campuran
podsol Hutan
5 ± 26
Regosol
Barringtonia asiatica
,
Pantai Callophyllum inophyllum
,
Casuarina equisetifolia
,
Hernandia peltata
,
Terminalia catappa
,
Guettarda speciosa
,
Pandanus tectorius
, dsb. Hutan
1000 – 2000 21 – 11
Andosol, regosol, dan
Casuarina funghniana Casuarina
litosol Hutan
700 – 1000 23 – 18
Andosol dan regosol, Pinus
litosol
Pinys
,
Merkusil
Hutan 1000 – 3000
21 – 11 Regosol dan litosol
Nothofogus spp
.
Nothofogus
Hutan 1200 – 2400
18 – 23 Andosol dan regosol
Rhododendron
,
Vaccinium
,
Ericaceae Leptospermum
,
Myrsine
, dsb. Hutan
1500 – 3000 18 – 11
Regosol dan litosol
Araucama cunninghamii Araucaria
135
Keanekaragaman Hayati
1 11
11 2
22 22
3 33
33 4
44 44
5 55
55 6
66 66
7 77
77 8
88 88
Hutan 2400 – 4000
13 – 6 Litosol, regosol
Podocarpus papuanus
,
Konifer Libocedrus, Dacrydium
,
Phullo-cladus
, dsb. Semak
4000 – 4500 6
Litosol
Rhododendron
,
Vaccinium
,
Ericaceae Styphelia
,
Coprosma
,
Ana-phalis
, dsb. 2. Hutan
Hutan Rawa 100
± 26 Organosol,
Barringtonia spicata
, Hujan
Air Tawar alluvial
Campnosperma
,
Coccoreas
, Tanah
Alstonia
,
Glutarenghas
, Rawa
Lophopetalum
,
Mangifera gedebe
,
Pentaspadon metleui
,
Metroxylon
,
Pandanus
. Hutan
1000 26 – 23
Podsol
Dactylocladus
,
Iristania
Berangas
obovata, Shorea balangeran, Dacrudium clatum
,
Cratoxylum glucum, Combretocarpus rotundatus
Calophyllum,
dsb. Hutan
1000 ± 26
Organosol,
Melaleuca leucadendra
Memlaleuca alluvial
sekunder Hutan Payau
5 ± 26
Alluvial
Rhizophora, Bruguiera,
Mangrove
Avicennia, Sonneratia,
dsb. Hutan
Sangat kering 3. Hutan
Hutan Musim 800
22 Mediteran
Protium javanicum,
Musim tengah tahun,
Musim Gugur Daun
merah kuning,
Tectona grandis,
curah hujan rensina, regosol,
Salmalia malabarica,
per tahun litosol
Pterocarpus, garuga
700-2900 mm
floribunda, Eucalyptus, Acacialcucophioca,
dsb. Hutan Musim
1200 20
Mediteran
Schleicera oleosa,
Selalu Hijau merah kuning,
Schoutenia ovata
, rensina, regosol,
Tamarindus indica,
litosol
Albizia chinensis,
dsb.
Biologi Kelas X
136
1 11
11 2
22 22
3 33
33 4
44 44
5 55
55 6
66 66
7 77
77 8
88 88
Savana Selalu basah
Sabana Sabana
900 22
Mediteran
Borassus
,
Corypha
,
Acacia
, sampai kering
merah kuning,
Eucalyptus
,
Casuarina
, tengah tahun,
Rensina, regosol,
Themeda
,
Heteropogon
, curah hujan
dan litosol dsb.
per tahun 700–7100 mm
Sabana 1500 –
18 – 13 Andosol,
Casuarina Themeda
, Casuarina
2400 Regosol, Litosol
Pennistum
, dsb Padang
Selalu basah Padang
Padang 1000
26 – 21 Podsolik merah
Imperate
,
cyndrica
, Rumput
sampai sangat rumput
rumput dan kuning, latosol, dan
saccharum
,
spontaneum
, kering tengah
iklim tanah rendah
litosol
themeda
,
vilosa
, dsb. tahun, curah
basah hujan pertengah-
an tahun 700– 7.100 mm V
Rawa rumput 100
± 26 Organosol
Panicum stagineum
, dan tanah
Phraginites karka
,
Scirpus
, rendah
Aluvial
Cyperus
,
Cladium
,
Fimbristylis
,
Rhynchospora
,
Limnocharis
,
Eguisetum
,
Monochoria
,
Iachaemum
,
Eichhornia crassipes
, dsb. Padang
1500 – 2400 18 – 23
Andosol, regosol,
Festuca
,
Agrostis
, rumput
dan litosol
Thermeda
,
Cymbopogon
, pegunungan
Ischemum
,
Imperata cylindrical
, dsb. Padang
1500 – 2400 18 – 23
Regosol dan litosol
Phragmites
,
Karka
, rumput
Panicum
,
Machaerina
, berawa
Scirpus
,
Carex
, dsb. gunung
Padang 4000 – 4500
6 Litosol
Deschampsia
,
Festuca
, rumput alpin
batas
Monostachya
,
Aulacolepis
, salju
Danthonia
,
Oreobolus
,
Scirpus
,
Potentilia
,
Ranyneulus
,
Scirpus
,
Potentilla
,
Ranyneulus
,
Epilobium
,
Sphagnum
, dsb. Komunitas
4500 6
Litosol Lumut-lumut kerak,
rumput dan agrastis, dsb.
lumut kerak Padang
Padang 900
22 Mediteran merah
Themedia
,
Heteropogon
, rumput
rumput iklim kuning, regosol,
dsb. iklim kering
kering litosol, dan rensina
137
Keanekaragaman Hayati
Dari sekian banyak jenis tumbuhan tersebut, sebagian besar terdapat di kawasan hutan tropika basah, terutama hutan primer, yang
menutup sebagian besar daratan 63 bumi Indonesia. Hutan ini merupakan struktur yang kompleks yang menciptakan lingkungan yang
sedemikian rupa sehingga memungkinkan keanekaragaman tumbuhan yang tinggi dalam hutan tropika basah.
Penyebaran geografi tumbuhan di Kepulauan Indonesia secara keseluruhan ditentukan oleh faktor geologi, yaitu adanya Paparan Sunda
di bagian barat dan Paparan Sahul di bagian timur yang berbeda sehingga dapat ditarik garis pemisah di antaranya. Dalam tiap-tiap paparan,
keadaan flora mempunyai banyak persamaan, misalnya, persamaan flora antara Kalimantan dan Sumatra dapat mencapai 90. Selanjutnya,
variasi flora dalam tiap-tiap paparan ditentukan oleh faktor lingkungan setempat dalam hal ini tercerminkan oleh berbagai tipe vegetasi yang
terdapat di paparan tersebut.
Selain berbagai macam jenis tumbuhan, Indonesia juga kaya dengan hasil hutan, terutama kayu. Diperkirakan terdapat 4.000 jenis dan 267
jenis di antaranya merupakan kayu niaga yang tergolong dalam 120 macam nama perdagangan. Beberapa di antaranya dapat tumbuh di hutan primer,
seperti Pterocymcium spp, Dyera spp, Alstonia spp, Shorea leptosula,
S leptoclados, S stenoptera, S parvifolia, Duabanga moluccana, Tetrameles nudiflora, Octometes sumatrana, Agathis spp, dan Araucaria spp.
Hutan primer merupakan gudang terbesar sumber hayati yang dapat dimanfaatkan, selain hasil kayu, seperti buah-buahan
Garcinia, Baccaurea, Eugenia, Durio, Lansium, dan Nephelium, karbohidrat
Dioscorea, Colocasia, Alocasia, Arenga, Mypa, Metroxylon, dan Palmae, zat pewarna, minyak atsiri, pestisida Podocarpus, Perris,
Milletia, dan Tephrosia, dan obat-obatan obat tekanan darah tinggi, seperti
Rauvolfia, Alstonia, dan Apocynacceae, baik secara langsung maupun dimanfaatkan sebagai sumber bahan genetika untuk pemuliaan
jenis atau famili yang telah dibudidayakan. Perlu kalian ketahui bahwa pemanfaatan hasil hutan Indonesia telah
meningkatkan pendapatan negara dan kesejahteraan rakyat. Akan tetapi, penebangan kayu telah menimbulkan berbagai kerusakan terhadap
lingkungan, bahkan telah mengakibatkan bencana alam di berbagai daerah di Indonesia. Pengurasan jenis-jenis tertentu, seperti penebangan kayu
ulin, agathis, ramin, dan jelutung tanpa memerhatikan kelestarian jenis secara berlebihan karena permintaan konsumen yang tinggi, akan
mengurangi secara drastis populasi jenis dan bahkan dapat mengakibatkan kepunahan jenis tersebut sehingga mengurangi
biodiversitas kayu di Indonesia.