25
mencapai tujuan bersama. Siswa bekerja sama menyelesaikan tugas dengan tanggung jawab pada tugasnya dan bertukar informasi saling ketergantungan
untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam La Iru dan La Ode Safiun Arihi
2012: 50 pembelajaran kooperatif adalah sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Pembelajaran kooperatif dipandang sebagai model pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa, memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan
belajar bersama siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda. Siswa berperan ganda dalam pembelajaran kooperatif yaitu sebagai guru dan sebagai siswa.
Sebagai guru siswa akan menyampaikan informasi kepada siswa lain sedangkan sebagai siswa siswa akan mendengarkan penyampaian informasi dari siswa lain
dengan saling menghargai pendapat. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang agar siswa menjadi aktif dan bekerja dalam kelompok dengan tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif
menekankan pada kerja sama kelompok, tanggung jawab, dan berorientasi pada kelompok. Dengan bekerja secara kolaboratif siswa dapat belajar berinteraksi dan
menanamkan sikap baik kepada siswa lain.
2. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Siswa masa sekolah dasar mulai bermain secara kolaboratif dari pada melakukan permainanan yang bersifat soliter. Dalam bermain anak diajarkan
untuk bekerja sama dan menaati aturan dalam kelompok. Mengacu pada
26
perkembangan anak tersebut, maka guru seharusnya memilih suatu model pembelajaran yang dapat mendukung dengan perkembangan anak tersebut. Model
yang dapat membantu perkembangan anak dalam hal sosial dan berinteraksi dengan orang lain adalah pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif mengajarkan siswa untuk berinteraksi dan bekerja sama tanpa membeda-bedakan latar belakang siswa lain. Pembelajaran kooperatif
merupakan pembelajaran yang memberi dampak baik bagi perkembangan sosial siswa. Pada pembelajaran tersebut siswa mulai diajarkan untuk bekerja dalam
suatu kelompok. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wahyuningsih Rahayu 2015: 4 yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif, juga disebut
pembelajaran sosial. Daryanto dan Muljo Rahardjo 2012: 242 menyatakan bahwa tujuan
model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif mengajarkan siswa bekerja dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Pada saat siswa belajar
dengan cara bekerja secara kelompok, siswa dapat belajar menghargai pendapat, menekan sikap egois dan meningkatkan rasa kebersamaan antar teman. Selain itu,
pembelajaran kooperatif juga bermanfaat untuk mengajarkan anak bersosialisasi dengan temannya.
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur yang membedakan dengan pembelajaran kelompok konvensional yaitu: saling ketergantungan positif
27
positive interdependence,
interaksi langsung,
kepercayaan individu,
mengembangkan keterampilan sosial, dan evaluasi kelompok La Iru dan La Ode Safiun Arihi, 2012: 55. Saling ketergantungan positif positive interdependence
merupakan syarat dalam pembelajaran kelompok. Keberhasilan penyelesaian sebuah tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota
kelompoknya. Karenanya perlu disadari oleh setiap anggota kelompok bahwa keberhasilan penyelesaian sebuah tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja
masing-masing anggota. Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan.
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka dan saling memberi informasi
dengan cara berinteraksi secara langsung. Siswa berinteraksi langsung dengan siswa lain untuk menyampaikan pendapat, bertukar pendapat, dan bekerja sama.
Interaksi langsung tersebut membantu siswa untuk memahami siswa lain dan belajar untuk bersikap terhadap orang lain. Interaksi langsung dalam pembelajaran
kooperatif ini berarti siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Siswa memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam
kelompoknya. Setelah itu, masing-masing siswa memaparkan hasil tugasnya kepada siswa lain untuk dapat menyelesaikan keseluruhan tugas dalam kelompok
tersebut. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk percaya dengan siswa lain terhadap apa yang sudah dikerjakan. Siswa belajar percaya dengan siswa lain untuk dapat
menyelesaikam tugas yang diberikan oleh kesepakatan kelompok.
28
Mengembangkan keterampilan sosial dalam pembelajaran kooperatif mencakup perolehan sikap positif. Pada pembelajaran ini siswa belajar
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain, saling menghargai kerja orang lain, menaati aturan dan bekerja secara berkelompok. Bekerja secara
berkelompok juga mengurangi sikap egois, menang sendiri, dan individualis. Evaluasi dilakukan oleh guru dalam berbagai cara. Guru mengevaluasi
hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Kedua cara tersebut merupakan cara guru
mengevaluasi kelompok. Guru mengevaluasi kerja kelompok yang dilakukan sudah sesuai dengan apa yang hendak dicapai atau belum. Dalam pembelajaran
kooperatif cara mengevaluasi kelompok pun beragam yaitu dengan cara mempresentasikan hasil kerja kelompok, diberikan pertanyaan secara acak pada
setiap siswa dalam kelompok atau dengan permainan akademik. Kelima aspek dalam pembelajaran kooperatif tersebut memiliki manfaat
untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Dengan bekerja secara kolaboratif siswa belajar bersosialisasi dan berinteraksi dengan siswa lain untuk
memperoleh informasi belajar. Pembelajaran kooperatif juga bermanfaat untuk memberi penguatan terhadap keterampilan sosial yang dimiliki siswa.
4. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif