101
a Pembentukan kelompok kurang heterogen, hal ini terlihat pada hasil
tournament yang perolehan juaranya sering terjadi perulangan b
Pada saat siswa melakukan aktivitas diskusi kelompok, masih terdapat siswa kurang memperhatikan dan menghargai pendapat teman kelompok.
c Siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan hal
baru baginya. Sehingga, pada siklus I masih terdapat beberapa siswa yang merasa bingung saat waktunya diskusi, permainan, dan tournament.
d Berdasarkan perolehan angket, peningkatan keterampilan sosial siswa kategori
baik dan sangat baik mengalami kenaikan sebesar 44 dari kondisi awal 16 meningkat menjadi 60. Sedangkan pencapaian keterampilan sosial siswa
meningkat 11 dari kondisi awal 68 meningkat menjadi 79.
3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Penelitian tindakan siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2016, pertemuan kedua
dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2016, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2016. Materi pokok yang digunakan dalam siklus II adalah
perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi.
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Peneliti berdiskusi terlebih dahulu dengan guru yang bersangkutan untuk merencanakan dan mempersiapkan tindakan yang akan dilaksanakan. Persiapan-
persiapan yang dilakukan adalah: 1 menyiapkan instrumen penelitian, 2 menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, 3 menyiapkan media, 4
102
menyusun LKS, 5 menyusun soal evaluasi, dan menyiapkan nomor presensi siswa. Persiapan-persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
1 Peneliti dan guru menentukan cara peningkatan keterampilan sosial siswa
dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran IPS. 2
Peneliti melaksanakan diskusi dengan guru tentang penggunaan instrumen untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa. Peneliti menyiapkan lembar
observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT. Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui respon langsung guru dan siswa terhadap
keterampilan sosial siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT.
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dan didiskusikan dengan guru. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS di kelas IV B.
4 Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan.
Peneliti dan guru berdiskusi terlebih dahulu untuk menentukan media yang akan digunakan agar sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Media yang
digunakan adalah media yang digunakan guru untuk menyampaikan materi ajar, pada saat siswa berdiskusi, dan pada saat siswa melakukan permainan
103
akademik. Media yang digunakan adalah gambar, kartu gambar, dan kartu kata.
5 Menyusun Lembar Kerja Siswa LKS
Lembar Kerja Siswa LKS disusun oleh peneliti dan guru secara bervariasi sesuai materi pembelajaran. LKS digunakan saat siswa berdiskusi untuk
melatih siswa berkerja secara berkelompok dan membantu siswa agar lebih paham dengan materi IPS yang sedang diajarkan oleh guru.
6 Membentuk Kelompok
Peneliti dan guru berdiskusi terlebih dahulu untuk membentuk kelompok yang akan digunakan pada siklus II saat kegiatan pembelajaran IPS
menggunakan model kooperatif tipe TGT. Pembentukan kelompok dilakukan dua kali. Siswa dibentuk kelompok secara heterogen dan homogen menurut
rangking nilai IPS. Kelompok heterogen digunakan untuk diskusi sedangkan kelompok homogen digunakan pada saat tournament. Pembentukan
kelompok dilakukan guru berdasarkan rangking siswa pada hasil nilai IPS. Siswa dibentuk secara homogen terlebih dahulu untuk mempermudah saat
membentuk kelompok secara heterogen. Pembentukan kelompok secara homogen yang digunakan saat
tournament dengan cara guru merangking siswa sehingga terdapat urutan siswa dari siswa yang tertinggi nilai IPS pada pembelajaran IPS sebelumnya
hingga siswa yang terendah di kelas. Rangking 1-5 diberi nama kelompok I, rangking 6-10 diberi nama kelompok II, rangking 11-15 diberi nama
kelompok III, rangking 16-20 diberi nama kelompok IV, dan rangking 21-25
104
diberi nama kelompok V. Kelompok I, II, III, IV, dan V merupakan kelompok yang digunakan pada saat tournament.
Pembentukan kelompok
secara heterogen
dengan cara
mengelompokkan siswa dengan urutan rangking selisih 5, sehingga setiap siswa berasal dari kelompok yang berbeda. Rangking 1, 6, 11, 16, dan 21
diberi nama kelompok A, rangking 2, 7, 12, 17, dan 22 diberi nama kelompok B, rangking 3, 8, 13, 18, dan 23 diberi nama kelompok C, rangking 4, 9, 14,
19, dan 24 diberi nama kelompok D, dan rangking 5, 10, 15, 20, dan 25 diberi nama kelompok E. Sehingga terbentuk kelompok heterogen siswa yang
berasal dari masing-masing kelompok homogen. Kelompok heterogen digunakan pada saat diskusi.
7 Memperbaiki Teknis Pengajaran
Guru memberi penjelasan kepada siswa untuk memperhatikan apabila ada teman yang sedang menyampaikan pendapat, baik dalam kelompoknya
maupun sedang memaparkan hasil diskusi di depan kelas. Dengan memperhatikan orang lain yang sedang mengeluarkan pendapat, siswa dapat
berlatih menghargai orang lain, baik di kelas maupun di luar kelas. Guru memberikan penjelasan tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT
secara jelas bahwa TGT merupakan model pembelajaran yang menyenangkan meliputi tahap berkelompok melakukan diskusi, permainan, dan tournament.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II