55
IPA Terpadu Kelas VII
Gambar 6.10 Skema perpindahan kalor
melalui zat padat
Arah rambatan kalor
c. Semikonduktor, yaitu zat yang bersifat setengah isolator dan
setengah konduktor. Contohnya gelas dan ebonit.
2. Perpindahan Kalor dengan Cara Konveksi
Perpindahan kalor melalui zat penghantar dengan diikuti per-
pindahan komponen molekul zat penghantar disebut konveksi. a.
Konveksi Melalui Zat Cair
Terjadinya perpindahan kalor secara konveksi pada zat
cair dapat dilihat pada Gambar 6.11. Prosesnya sebagai berikut.
1 Molekul 1 mendapat kalor sehingga panas dan memuai bertambah volume. Oleh karena itu, massa
jenisnya berkurang. 2 Molekul 1 naik sambil membawa kalor mendesak
molekul 2. 3 Ketika molekul 1 menempati 2, ruang 1 menjadi
kosong dan diisi oleh molekul 7 yang lebih dingin. 4 Selanjutnya, setelah molekul 7 panas, ia akan naik dan
ruang kosong diisi oleh molekul air lain yang lebih dingin. 5 Begitu seterusnya hingga semua molekul air menerima
kalor. Hal yang perlu dicermati bahwa berpindahnya kalor
karena kalor tersebut dibawa oleh molekul-molekul air.
b. Konveksi Melalui Gas
Contoh peristiwa alam yang di dalamnya terdapat peristiwa konveksi kalor yaitu terjadinya angin laut dan angin darat. Pada
siang hari, daratan lebih cepat panas daripada lautan. Akibat- nya, udara di atas daratan memuai dan bergerak naik, dan
ruang kosong yang ditinggalkannya diisi oleh udara dari lautan. Dengan demikian terjadi aliran udara dari lautan ke
daratan yang disebut angin laut Perhatikan Gambar 6.12. Pada malam hari, laut lebih hangat daripada daratan karena
daratan lebih cepat melepaskan panas menjadi dingin dibandingkan dengan lautan. Akibatnya udara di atas laut ber-
gerak naik dan tempat yang kosong di permukaan laut diisi oleh udara dingin dari daratan, sehingga terjadi aliran udara
dari darat dingin ke laut panashangat atau biasa disebut angin darat. Perhatikan Gambar 6.13
3. Perpindahan Kalor dengan Cara Radiasi
Dalam kehidupan sehari-hari panas matahari yang sangat panas dapat dirasakan di Bumi. Perpindahan panas kalor
Matahari ke Bumi disebut radiasi kalor atau pancaran kalor. Perpindahan kalor dengan cara pancaran tanpa zat peng-
hantar disebut radiasi kalor.
Contoh lain yang di dalamnya terjadi peristiwa radiasi kalor adalah ketika berapi unggun. Panas api unggun memancar sampai
mengenai tubuh tanpa zat penghantar. Alat untuk menyelidiki pancaran energi kalor disebut termoskop.
Alatnya seperti pada Gambar 6.14.
Gambar 6.11 Skema perpindahan kalor
dengan cara konveksi
1 2
3 4
5 6
7 1
2 3
4 5
6 7
Gambar 6.14 Termoskop
Sumber: Dokumen Penerbit
Berwarna hitam
gelap Berwarna
putih terang
Pipa U Cairan
berwarna Bola lampu
bekas
Gambar 6.12 Skema terjadinya angin
laut
Gambar 6.13 Skema terjadinya angin
darat
56
Kalor
Jawablah soal-soal berikut 1.
Sebutkan cara-cara perpindahan kalor beserta penghantarnya
2. Sebutkan tiga contoh konduktor panas
3. Sebutkan tiga contoh peralatan sehari-hari
yang memanfaatkan isolator panas
Panjang besi setelah dipanaskan Panjang besi mula-mula
----------------
Selisih panjang = panjang muai 28°C
93°C 50,039 cm
50 cm
----------------
4. Bagaimana terjadinya angin darat ber-
dasarkan konveksi kalor? 5.
Mengapa di daerah bersuhu dingin banyak ditemui rumah-rumah beratap seng dan dicat
hitam?
C. Pemuaian
Adanya kalor dan perpindahan kalor dapat menyebabkan perubahan suhu zat. Perubahan suhu zat dapat menyebabkan zat
tersebut memuai. Pemuaian suatu benda dapat berupa bertambahnya panjang,
luas, maupun volume dari benda tersebut. Kebalikan dari memuai yaitu mengerut.
1. Pemuaian pada Zat Padat
Pemuaian yang dialami zat padat dapat berupa muai
panjang, muai luas, dan muai ruang volume.
a. Muai Panjang
Apabila sebatang kawat logam dipanaskan, kawat logam tersebut akan mengalami muai panjang.
Perubahan panjang zat setelah dipanaskan bergantung pada panjang mula-mula, kenaikan suhu, dan jenis zat. Misal,
panjang besi pada suhu 28°C adalah 50 cm. Setelah di- panaskan hingga suhu 93°C, panjangnya berubah menjadi
50,039 cm.
Bilangan yang menyatakan pertambahan panjang setiap satu satuan panjang zat itu bila suhunya naik 1C° disebut
koefisien muai panjang suatu zat. Apabila panjang logam mula-mula pada suhu 0°C adalah
L dan pada suhu
T°C adalah L
T
, koefisien muai panjang α
logam itu dapat dicari dengan persamaan berikut. α =
Δ −
T
L L
L T
atau α =
2 1
1 T
T T
2 1
- -
L L
L T
T
Keterangan: α dibaca: alfa = koefisien muai dengan satuan C°
L
T
= panjang logam pada suhu T°C
L = panjang logam pada suhu 0°C
ΔT dibaca: delta te = selisih suhu sebelum dan sesudah dipanaskan
Tabel Koefisien Muai Panjang
α α
α α
α No.
Nama
α α
α α
α C°
1. Seng
0,000029 2.
Aluminium 0,0000255
3. Kuningan
0,000019 4.
Tembaga 0,000017
5. Perak
0,000019 6.
Besi 0,000012
7. Baja
0,000011 8.
Platina 0,000009
9. Kaca
0,000009 10.
Kaca pyrex 0,000009
Catatan: Pada umumnya koefisien muai
panjang ditulis sampai dengan enam desimal.