Tabel 4.9 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains
Kategori Interval
Jumlah E
F E
F
Baik ≥ 75,6
22 4
73,33 13,33
Cukup baik ≤ 75,6
8 17
26,67 56,67
Kurang ≤ 59,4
- 9
30
Sumber: Pengolahan Data Perhitungan di Lampiran 17
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa jumlah postes yang diperoleh kelas eksperimen dan kontrol memiliki perbedaan. Dalam proses pembelajaran di
kelas eksperimen yang menggunakan model guided discovery learning berbasis performance assessment dan di kelas kontrol menggunakan model guided
discovery learning tanpa performance assessment memiliki nilai posttest yang berbeda.
B. Pembahasan
Pembelajaran Biologi materi klasifikasi makhluk hidup pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 20152016
dilaksanakan satu kali pertemuan dalam satu pekan. Pada kelas penelitian, yaitu kelas VII E, penggunaan model guided discovery learning berbasis performance
assessment melalui dua kali pertemuan. Berlandaskan pada hasil data penelitian maka dapat dibahas sebagai berikut. Model guided discovey learning membuat
keterampilan proses sains peserta didik menjadi lebih baik dari sebelumnya, model guide discovery learning menggunakan cara yang beragam dan interaktif,
sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dan aktif dalam proses
pembelajaran. dalam pelaksanaan proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menerapkan model guided discovery learning.
Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran didesain dengan pengamatan tentang klasifikasi makhluk hidup yaitu tumbuhan di sekitar
lingkungan sekolah dengan kelompok yang telah dibagi sebelumnya oleh pendidik. Peserta didik dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil,
pembagian kelompok dilakukan secara heterogen. Pembentukan kelompok secara heterogen bertujuan agar memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah dalam kelompoknya sehingga dapat saling bertukar pendapat. Dalam melaksanakan
kegiatan peserta didik bekerja secara kelompok sehingga lebih mudah karena ada kerjasama di antara mereka. mengatakan bahwa bekerja dalam kelompok dapat
memberikan keuntungan pada peserta didik yang bekerjasama dalam menyelesaikan tugas. Namun demikian, masih banyak peserta didik yang merasa
belum mampu menemukan sendiri konsep dengan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran. Hal ini terjadi karena peserta didik kurang fokus dalam
melakukan pengamatan, percobaan maupun diskusi. Di samping itu, peserta didik belum terbiasa dengan pola belajar seperti ini. Selama ini peserta didik
selalu menjadi penerima informasi dari pendidik, jadi untuk berubah menjadi pencari informasi memang butuh waktu dan pembiasaan.