37 dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Sedangkan
menurut Isjoni 2009: 20 pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai satu pendekatan mengajar dimana siswa-siswa bekerja sama di antara satu sama
lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan tugas individu atau kelompok yang diberikan guru. Situmorang 2004: 66 menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memerlukan kerjasama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas dan tujuan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan cara belajar yang dilakukan dengan
menerapkan kerja sama dan membentuk kelmpok-kelompok kecil beranggotakan 3 sampai 5 orang siswa dalam satu kelompok sehingga mereka dapat belajar satu
tim dengan bekerja sama untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ibrahim Susanto, 2014: 206-207 terdapat tiga tujuan instruksional penting yang dapat dicapai dengan pembelajaran kooperatif, yaitu :
a. Hasil belajar akademik
Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan hasil belajar siswa akan lebih meningkat. Karena dengan model pembelajaran kooperatif siswa akan terhindar
dari rasa jenuh serta terbangkitnya motivasi belajar yang baru.
b. Penerimaan terhadap perbedaan Penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras,
budaya, kelas social, kemampuuan, dan ketidakmampuan.
38 c. Pengembangan keterampilan sosial.
Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki oleh
siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial. Ada beberapa manfaat model kooperatif yang dikemukakan Rusman Huda,
2015: 200 antara lain: a. Memupuk anak untuk berani mengeluarkan pendapat tentang sesuatu persoalan
secara bebas. b. Supaya anak berpikir sendiri, tidak hanya menerima pelajaran dari guru.
c. Memupuk perasaan toleran, memberi kesempatan dan menghargai pendapat orang lain.
d. Melatih anak-anak untuk menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Selain itu Rusman Huda, 2015: 201 juga mengemukakan beberapa tujuan
model kooperatif antara lain: a. Menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi, berbicara dan mengajukan pendapat sesuai dengan kemampuan.
c. Mempertinggi rasa tanggungjawab untuk melaksanakan keputusan diskusi. d. Membina sikap hati-hati terhadap pendirian sendiri.
3. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger dan Johnson Lie, 2008: 31-35 ada lima unsur dasar dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut:
a. Prinsip ketergantungan positif positive interdependence
39 Saling ketergantungan yang positif artinya setiap anggota harus menyadari
bahwa keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan bagi yang lain atau sebaliknya kegagalan akan menimbulkan kegagalan bagi kelompoknya. Jadi,
keberhasilan setiap kelompok akan sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Dengan demikian, di antara sesama anggota saling membantu dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. b. Tanggung jawab perseorangan individual accountability
Adanya ketergantungan positif dalam pembelajaran kooperatif akan memotivasi siswa untuk mempertanggungjawabkan hasil kerja kepada
kelompoknya, sehingga dalam pembelajaran kooperatif para siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berpartisipasi secara aktif. Karena tujuan utama dalam
pembelajaran kooperatif ini bukan hanya dapat diselesaikannya tugas yang diberikan oada kelompok, tetapi siswa diharapkan dapat saling membelajarkan di
antara anggota kelompoknya. c. Interaksi tatap muka face to face promotion interaction
Di dalam kelompok pasti memiliki latar belakang, keluarga, dan sosial ekonomi yang berbeda. Perbedaan ini akan menjadi modal utama dalam proses
bertukar pikiran dalam memecahkan masalah. Para anggota kelompok diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan
tatap muka dan interaksi pribadi sehingga terjalin hubungan yang akrab. Dengan demikian maka di antara anggota kelompok dapat saling menghargai perbedaan,
saling memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing anggota,
40 hal itu akan berakibar hasil yang dicapai akan jauh lebih baik bila dikerjakan
sendiri. d. Partisipasi dan komunikasi participation communication
Di pembelajaran kooperatif siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berinteraksi dengan temannya sehingga sebelum menugaskan sisswa dalam
kelompok, siswa perlu dibekali bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Karena tidak setiap siswa mempunyai keahlian dalam mendengarkan dan berbicara.
Walaupun memerlukan waktu yang panjang tapi proses ini bermanfaat bagi siswa untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan mental serta emosional
siswa. e. Evaluasi proses kelompok
Untuk melaksanakan evaluasi proses kelompok, guru hendaknya menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan efektif. Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok
namun bisa diadakan selang beebrapa waktu setelah beberapa kali siswa terlibat dalam pembelajara kelompok. Guru memberikan informasi kepada siswa tentang
kegiatan mereka selama proses pembelajaran. Informasi itu meliputi: a tujuan yang dicapai oleh kelompok; b bagaimana mereka melakukan kerjasama saling
membantu dengan teman dalam satu kelompok; c bagaimana mereka bersikap dan bertingkah laku positif agar baik setiap siswa maupun kelompok menjadi
berhasil dan kebutuhan apa saja yang haru dilengkapi agar tugas selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik. Di dalam evaluasi, guru berserta siswa dapat menilai
41 kelompok mana yang paling baik. Pemberian reward dan pujian perlu diberikan
untuk menambah semangat serta motivasi berprestasi kelompok. Rofiq 2010: 6-7 menjelaskan unsur-unsur dasar dalam pembelajaran
kooperatif, yakni sebagai berikut: a. Saling Ketergantungan Positif Positif Interdependence
Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas
sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
b. Tanggung Jawab Perseorangan Individual Accountability Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas
dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model Cooperative Learning setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci
keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam menyusun tugas.
c. Interaktif Tatap Muka Face to Face Interaction Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran
beberapa orang akan lebih kaya dari pada hasil pemikiran dari satu orang saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar dari pada jumlah hasil
masing-masing anggota.
42 Dan kegiatan interaktif tatap muka ini juga akan berimplikasi pada
kecerdasan interpersonal antar sesama anggota atau lawan tatap muka. Proses ini bisa dipresentasikan dengan kerja kelompok atau pembentukan kelompok kecil
untuk mencapai tujuan pembelajaran umum atau pendidikan agama Islam pada khususnya.
d. Partisipasi dan komunikasi Participation Communication Yang dimaksud dengan ketrampilan sosial adalah ketrampilan dalam
berkomunikasi dalam kelompok. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa
mempunyai keahlian mendengarkan dan kemampuan untuk mengutarakan pendapat mereka. Adakalanya pembelajar perlu diberitahu secara eksplisit
mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana cara menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang
tersebut. e. Evaluasi proses kelompok Group Debrieving
Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada belajar kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali
pembelajaran terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini akan memunculkan kecakapan personal personal skill, yang mencakup kecakapan mengenai diri
self awareness dan kecakapan berfikir rasional thinking skill.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pembelajaran kooperatif meliputi lima unsur yakni, a saling ketergantungan
positif, b tanggung jawab perseorangan, c interaksi tatap muka, d partisipasi
43 dan komunikasi, dan e evaluasi proses kelompok. Kelima unsur tersebut saling
terkait satu sama lain yang dapat membawa pembelajaran kooperatif mengkontruksi pengetahuan.
4. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif