92 ceramah serta penugasan. Untuk metode diskusi guru belum menerapkan untuk
siswa. Sehingga siswa kurang terlihat adanya kerja sama dalam menyelesaikan masalah.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat dilihat juga pada tabel hasil belajar kognitif diketahui bahwa hasil belajar IPS ranah kognitif siswa belum dikenai
tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Nilai tertinggi 75, nilai terendah 30 dan diperoleh nilai rata-rata 53,82. Sedangkan KKM siswa
68, siswa yang sudah memenuhi KKM terdapat 11 siswa 67,71. Sedangan pada ranah afektif siswa pada saat belum dikenai tindakan dapat diketahui bahwa
proses pembelajaran yang berlangsung kurang merangsang siswa untuk aktif, antusias serta belum muncul kerjasama antar siswa.
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Sesuai pendapat Kemmis dan Mc Taggart Suwarsih Madya, 2009: 67 bahwa dalam PTK setiap siklus terdiri dari empat komponen tindakan yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu spiral yang saling
terkait. Secara rinci sajian siklus I adalah sebagai berikut: a. Deskripsi Proses Penelitian
1 Perencanaan Tindakan Siklus I
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP untuk dua kali pertemuan yang akan digunakan sebagai acuan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan model TGT.
93 b Menyiapkan Lembar Kerja Siswa LKS.
c Menyusun soal dan kartu untuk games dan turnamen. d Menyiapkan dan menyusun lembar observasi tentang kegiatan pembelajaran.
e Menyusun lembar observasi tentang kegiatan belajar siswa dan lembar observasi guru.
f Menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan selama proses belajar mengajar berlangsung.
g Mempersiapkan soal untuk siswa, yaitu soal pre test dan post test. Soal pre test dikerjakan sebelum dilaksanakan tindakan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Sedangkan soal post test diberikan setelah siswa mendapatkan tindakan, yaitu diberikan pada akhir setiap siklus.
h Menyiapkan reward berupa makanan. i Menyusun kelompok untuk siklus I. penyusunan kelompok berdasarkan nilai
pre test yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dalam pembagian kelompok,
siswa dikelompokkan berdasarkan klasifikasi akademik dan jenis kelamin. Berikut daftar kelompok untuk siklus I:
Tabel 16. Daftar Nama Kelompok Siklus I
No Kelompok 1 Garuda
Kelompok 2 Elang
Kelompok 3 Rajawali
Kelompok 4 Cendrawasih
1. AA
NR RF
AW 2.
IW SNF
ABIY RAA
3. ARNF
LNS ACS
NAP 4.
RZ ERH
FB MET
5. EN
DI GAN
94
2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dan disiapkan sebelumnya oleh peneliti dan sudah
dikonsultasikan sebelumnya dengan dosen ahli dan guru kelas IV. Selama proses pembelajaran berlangsung, pengajar mengajar siswa menggunakan RPP yang
telah dibuat. Pada penelitian ini, siklus pertama terdiri dari 2 pertemuan. Secara rinci tindakan pada masing-masing pertemuan adalah sebagai berikut:
a Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 1
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Maret 2017 dengan indikator menyebutkan jenis-jenis teknologi produksi tradisional,
menyebutkan jenis-jenis teknologi produksi modern, membedakan teknologi produksi tradisional dengan modern. Pertemuan pertama dimulai pada pukul
07.00 sampai 08.10 WIB. Pada pertemuan ini membahas materi tentang “Perkembangan Teknologi Produksi”.
1 Kegiatan Awal Pada kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan salam kemudian
mengecek kehadiran siswa dengan memanggil siswa satu per satu. Selanjutnya, guru melakukan apersepsi dengan bertanya
“apakah anak-anak sering memakan tempetahu?
” lalu guru menyampaikan juga tujuan pembelajaran yang dituliskan di papan tulis. Selain itu guru memberikan semangat dan motivasi belajar agar
pada saat pembelajaran siswa bisa antusias dan bersungguh-sungguh.
95 2 Kegiatan Inti Pelaksanaan Pembelajaraan Kooperatif tipe TGT
a Presentasi Kelas Siswa diminta membuka buku paket dan membaca materi yang berkaitan
yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Selanjutnya, guru menjelaskan materi dengan cara berceramah kemudian dilanjutkan tanya jawab. Selanjutnya, guru
membagi nomer dada yang telah dipersiapkan guru sebelumnya, nomer dada berguna untuk mempermudah observer mengamati aktivitas siswa. Kemudian
guru memberitahu siswa jika akan dilakukan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
TGT. Selain itu guru menjelaskan tahap-tahap atau alur pembelajaran yang akan dilakukan siswa nantinya. Dengan demikian siswa
termotivasi untuk ikut aktif dalam setiap tahapan pembelajaran. Selain aktif, siswa juga menjadi antusias dalam mengikuti proses pembelajaran karena siswa merasa
penasaransangat ingin tahu dengan proses pembelajaran yang sebelumnya belum pernah diterapkan di kelas IV SD Negeri 2 Gombang khususnya dalam pelajaran
IPS. b TeamsPengelompokan
Selanjutnya guru membagi siswa menjadi empat kelompok heterogen beragam kemampuan akademik yang telah dibentuk sebelumnya. Daftar nama
kelompok pada siklus I. Kelompok yang tercantum dan telah dibentuk oleh guru berlaku selama proses belajar berlangsung pada siklus I. Dalam pembagaian
kelompok, siswa ada yang keberatan dengan teman satu kelompok. Tetapi guru meluruskan bahwa semua teman itu sama tidak boleh membeda-bedakan. Dan
hasilnya siswa mau menerima dengan lapang dada. Selanjutnya, guru dengan
96 siswa membuat kesepakatan jika nama-nama kelompok adalah nama-nama
burung. Yang menentukan nama burungnya yaitu guru agar tidak terjadi keributan. Selain itu guru dan siswa membuat kesepakatan lain yaitu jika guru
meneriakkan kata “HALLO” semua siswa kelas IV harus mengucapkan “HAI”
begitu pula sebaliknya jika guru mengucapkan kata “HAI” maka siswa kelas IV
harus mengucapkan kata “HALLO” hal ini dilakukan guru untuk mengembalikan
konsentrasi siswa dan menstabilkan kondisi kelas untuk mengikuti proses pembelajaran.
Selanjutnya siswa bergegas menyiapkan tempat duduk dan berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Kegiatan pembelajaran kemudian
dilanjutkan dengan mendiskusikan lembar kerja yang dibagikan setiap kelompok oleh guru untuk didiskusikan dengen teman satu kelompok. Sebelum siswa
mendiskusikan soal yang didapat, guru mengingatkan kepada tiap kelompok untuk membaca petunjuk dalam mengerjakan lembar kerja. Guru berkeliling
membimbing siswa sehingga jika ada siswa yang tidak mengerti bisa bertanya. Terlihat beberapa kelompok sudah berdiskusi dengan baik, mereka saling
membagi tugas kelompok dan ada yang berebut pembagian tugas kelompok. Tetapi ada juga kelompok yang masih didominasi oleh salah satu anggota
kelompoknya. Dan ada juga siswa yang tidak ikut serta dalam diskusi kelompok, siswa tersebut cenderung melakukan hal lain yang tidak ada kaitannya dengan
diskusi kelompok. Setelah diskusi selesai setiap kelompok akan membacakan hasil diskusinya secara bergantian. Setelah semua menyampaikan hasil
diskusinya, guru membahas jawaban bersama-sama dengan siswa.
97 c GamesPermainan
Kegiatan selanjutnya adalah permainangames. Akan tetapi sebelum permainan dimulai, guru menjelaskan terlebih dahulu aturan-aturan yang harus
ditaati oleh masing-masing siswa. Games dilaksanakan secara berkelompok. Masing-masing perwakilan kelompok menentukan terlebih dahulu tugas
anggotanya, yaitu dengan cara undian. Siswa yang mendapat nomor undian terbesar menjadi pemain pertama, terbesar kedua menjadi pemain kedua dan
seterusnya. Dalam satu kelompok tersebut ada juga yang bertugas menjadi pembaca soal dan pencatat skor sedangkan siswa yang lain menjadi penantang
apabila pemain pertama salah dalam menjawab soal. Disetiap kelompok, tiap siswa saling berebut menjawab pertanyaan jika pemain pertama salah dalam
menjawab. Jika dalam game tersebut, pemain pertama menjawab pertanyaan dengan benar mendapat skor 10, jika pemain pertama salah dalam menjawab
pertanyaan maka soal tersebut dilempar ke pemain kedua penantang. Penantang akan mendapat skor 5 apabila benar dalam menjawab pertanyaan. Dalam games,
pemain, penantang, pembaca soal dan pencatat skor bergantian searah jarum jam. Dalam pelaksanaan permainan siklus I pertemuan pertama, terlihat semua
siswa sudah melaksanakan dengan baik. Akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih bingung dengan aturan permainang dan sering menanyakan aturan
permainan kepada guru. Permainan kembali berjalan dan siswa terlihat sangat asyik dan serius dalam melaksanakan permainan dengan menggunakan kartu soal
serta mengumpulkan skor. Waktu yang diberikan guru kepada siswa sudah habis dan terlihat siswa kecewa saat guru mengumumkan bahwa waktu permainan
98 sudah berakhir. Guru menegaskan bahwa siswa tidak perlu kecewa karena
permainan akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya, jadi masing-masing kelompok mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan skor sebanyak-
banyaknya. d Pengakuan Kelompok Teams Recognition
Pada akhir kegiatan, guru memberikan penjelasan tentang perkembangan teknologi produksi kemudian siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi
yang telah dipelajari pada siklus I pertemuan pertama. Guru mengumumkan juara sementara perolehan skor terbanyak yang didapat pada pertemuan pertama.
3 Kegiatan Penutup Sebelum menutup pembelajaran, untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa
maka guru memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu. Selanjutnya guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.
Kemudian pembelajaran ditutup dengan berdoa bersama dan salam penutup.
b Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 2
Pertemuan kedua siklus I pada hari Sabtu, 25 Maret 2017 pada pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Pada pertemuan kedua diikuti oleh 19 siswa. Pada pertemuan
kedua membahas materi “Perkembangan Teknologi Komunikasi”
1 Kegiatan Awal Dalam kegiatan awal sebelum pembelajaran dimulai untuk mengamati
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, peneliti menyiapkan lembar observasi
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaraan. Selain itu peneliti juga
99 menyiapkan kartu soal yang akan digunakan untuk permainan kelompok serta
menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan selama proses pembelajaran.
Dalam kegiatan awal, seperti pertemuan sebelumnya, guru membuka pelajaran dengan salam kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa
satu persatu. Selanjutnya guru mengkondisikan siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan suasana yang kondusif. Guru membuka pembelajaran
dengan melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “siapa yang pernah
menulis dan mengirimkan surat? ”. Kemudian guru memberitahu tujuan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran. 2 Kegiatan Inti Pelaksanaan Pembelajaran Koopetatif tipe TGT
a Penyajian Kelas Pada kegiatan inti guru melanjutkan materi selanjutnya yaitu tentang
“Perkembangan Teknologi Komunikasi”. Siswa diminta membuka dan membaca buku paket IPS berkaitan dengan materi yang sudah disiapkan sebelumnya. Siswa
menyimak penjelasan guru secara garis besar dengan tenang. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan siswa sesekali bertanya dengan
santai tentang materi yang belum dimengerti. b TeamsPengelompokan
Kegiatan selanjutnya adalah diskusi kelompok. Sebelum kegiatan diskusi kelompok dimulai. Guru membagikan nomor dada yang dibuat berdasarkan
nomor presensi siswa kelas IV. Selain itu siswa diminta megkondisikan meja dan
100 kursi agar dapat dipakai diskusi oleh 4 kelompok siswa. Siswa secara
berkelompok mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru. Guru mengawasi siswa yang sedang berdiskusi, sesekali guru mengingatkan
siswa untuk aktif diskusi dan mengutarakan pendapatnya dengan sesama anggota satu kelompok. Saat diskusi berlangsung masih ada siswa dari kelompok Garuda
yang malah lirik sana lirik sini melihat lihat sekeliling dan kurang ikut dalam diskusi. Tetapi ketika ditegur oleh guru siswa tersebut ikut serta mendiskusikan
tugas yang diberikan. Siswa yang mencatat jawaban saat diskusi masih sama seperti pertemuan pertama. Guru sudah meminta untuk bergantian yang menulis
tetapi kebanyakan semua kelompok alasannya karena tulisannya siswa itu bagus jadi diminta untuk menulis jawaban. Kebanyakan yang menulis adalah siswa
perempuan yang ada di kelompok tersebut. Kemudian setelah selesai diskusi, setiap kelompok akan membacakan hasil kerja kelompoknya. Pada saat
mempresentasikan hasil diskusi terlihat sudah tidak ada lagi saling lempar tugas membacakan hasil diskusi.
c KompetisiTurnamen Setelah kegiatan diskusi selesai, kegiatan selanjutnya adalah turnamen yang
melanjutkan games pada pertemuan sebelumnya. Siswa dengan senang sambil berseru secara bersama
“asik kali ini kelompokku harus menang”, suasana menjadi tidak tenang, kemudian guru meminta siswa untuk tenang terlebih dahulu
sehingga turnamen dapat segera dilakukan. Permainan diawali dengan penjelasan ulang tentang aturan turnamen pada pertemuan pertama. Untuk turnamen pada
pertemuan kedua siswa terlihat lebih antusias dan tertib daripada pertemuan
101 sebelumnya. Sebelum dimulai permainan, guru sesekali mengucapkan
“HALLO” kepada siswa agar konsentrasi siswa pulih. Selain itu sebelum dimulai turnamen,
guru melakukan ice breaking yang dibantu oleh peneliti yang bertujuan untuk menyegarkan pikiran siswa dan bisa berkonsentrasi untuk mengikuti tahap
pembelajaran selanjutnya. Dalam tahapan turnamen, guru mengelompokkan siswa sesuai level dan kemampuan akademik siswa yaitu berdasarkan hasil pre test yang
telah dilaksanakan sebelumnya. Adapun daftar meja turnamen Siklus I, disajikan
pada tabel di bawah ini. Tabel 17. Penentuan Meja Turnament Siklus I
No Inisial Siswa
Klasifikasi Meja Turnamen
Nilai 1.
GAN A
76 2.
MET 72
3. EN
72 4.
DI 68
5. FB
68 6.
RZ B
64 7.
ERH 60
8. RAA
56 9.
IW 56
10. LNS 48
11. ACS C
48 12. ARNF
44 13. NAP
44 14. SNF
36 15. AW
32 16. NR
D 32
17. AA 32
18. RF 28
19. ABIY 28
Tabel 18. Daftar Meja Turnamen Siklus I
No. Meja
A B
C D
1. GAN
RZ ACS
NR 2.
MET ERH
ARNF AA
102 3.
EN RAA
NAP RF
4. DI
IW SNF
ABIY 5.
FB LNS
AW
Dalam pembagian meja turnamen, ada salah satu siswa yang tidak terima karena meja A mendapat siswa yang pandai
– pandai. Akan tetapi setelah mendapat penjelasan dari pengajar, siswa memahami akan aturan dalam kegiatan
turnamen. Siswa menempatkan diri pada meja turnamen yang telah ditentukan oleh pengajar. Pengajar mulai membagi kartu soal turnamen kepada setiap
kelompok siswa. Salah satu siswa dalam kelompok bertugas sebagai pembaca pertanyaan dan mencoba menjawab pertanyaan. Jika siswa tersebut tidak bia
menjawab pertanyaan maka boleh dijawab oleh anggota kelompoknya. Suasana pelaksanaan turnamen berlangsung sangat menyenangkan dan penuh tantangan.
Semua siswa dalam kelompok turnamen saling berlomba-lomba mengumpulkan poin. Walaupun pada saat ada siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dan
siswa lain berebut untuk menjawab pertanyaan. Pada saat turnamen berlangsung, guru mengumumkan bahwa pada setiap
akhir pembelajaran, akan diberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor tertinggi. Informasi tersebut menambah antusias siswa untuk
mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya supaya kelompok mereka menjadi juara. Dalam pelaksanaan turnamen berjalan dengan lancar. Terlihat siswa serius
dalam mengerjakan soal turnamen. Tetapi ada juga siswa yang berdiskusi dengan teman yang duduknya saling berdekatan. Guru segera menegur siswa yang saling
berdiskusi dan memberikan penjelasan bahwa dalam tiap kelompok turnamen saling berkompetisi untuk mendapatkan poin sebanyak-banyaknya bagi kelompok
103 asalnya. Seperti pertemuan sebelumnya, guru memberitahukan bahwa waktu
untuk kegiatan turnamen telah habis, terlihat beberapa siswa kecewa dengan perolehan skor kelompoknya. Waktu untuk pengerjaan turnamen telah usai,
perwakilan dari meja turnamen mengumpulkan jawaban teman-teman satu meja. Kemudian siswa bersama guru mengoreksi soal yang telah dikerjakan. Setelah itu,
siswa menghitung nilai rata-rata tiap kelompok. Perhitungan nilai rata-rata tiap kelompok bertujuan untuk mengetahui skor perolehan yang didapat tiap
kelompok. d Pengakuan Kelompok Teams Recognition
Guru mengumumkan perolehan skor tiap kelompok dan mengumumkan kelompok yang mendapat nilai tertinggi. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang mendapatkan skor tertinggi. Pada siklus I ini kelompok yang mendapat skor tertinggi yaitu kelompok Garuda.
3 Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, siswa diminta kembali ke tempat duduk masing-masing
karena akan diminta untuk mengerjakan soal evaluasi dan post test. Setelah selesai mengerjakan siswa mengumpulkan soal ke depan. Kegiatan selanjutnya yaitu
siswa dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari Kemudian pembelajaran ditutup dengan guru mengucapkan salam.
3 Observasi Tindakan Siklus I
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Dalam penelitian ini
bekerja sama dengan dua orang observer, yaitu observer pertama wali kelas IV
104 yang bertindak mengamati aktivitas guru apakah sudah menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT, sedangkan observer yan kedua mengamati partisipasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi, aktivitas guru meningkat setiap pertemuannya. Sementara aktivitas sebagian besar siswa meningkat tiap pertemuannya. Selain itu guru sudah
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai RPP yang telah disusun
sebelumnya. Berikut ini akan disajikan data hasil observasi guru dan siswa dalam
pembelajaran siklus I siswa selama mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT.
Tabel 19. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus I
No Aspek yang diamati
Skor Pertemuan ke-1
Pertemuan ke-2 1
Menyampaikan tujuan pembelajaran Perkembangan Teknologi Produksi,
Komunikasi, dan Transportasi. 2
3 2
Menjelaskan materi pembelajaran. 3
3 3
Memberi kesempatan bertanya kepada siswa. 3
4 4
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen atau homogen
3 4
5 Membantu siswa menyiapkan meja dan
tempat duduk untuk permainan. 2
3 6
Menjelaskan langkah-langkah dalam permainan
3 3
7 Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran.
2 3
8 Membimbing siswa dalam mengikuti
pembelajaran. 3
3 9
Memberi penghargaan kepada siswa yang memperoleh skor tertinggi.
3 3
10 Memberi semangat kepada siswa untuk lebih
3 4
105
rajin belajar. Skor Total
27 33
Skor Maksimum 40
40 Persentase Keseluruhan
67,5 82,5
Berdasarkan tabel di atas untuk menghitung persentase keseluruhan aktivitas guru yaitu skor total dibagi dengan skor maksimum dan dikalikan 100.
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa persentase keseluruhan aktivitas guru -pada siklus I pertemuan ke-1 adalah 67,5 dan pertemuan ke-2 adalah
82,5. Hasil tersebut dapat digambarkan pada diagram berikut ini.
Gambar 5. Grafik Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus I
b. Deskripsi Hasil Penilaian Kognitif dan Afektif
1 Hasil Belajar Kognitif
Hasil analisis pembelajaran IPS dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat dilihat
pada tabel berikut:
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Pertemuan 1 Pertemuan 2
106
Tabel 20. Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Pre Test dan Post Test Siklus I
No Inisial Siswa
Nilai Siklus I Keterangan
Pre Test Post Test
1. ARNF
44 56
Belum Tuntas 2.
EN 72
80 Tuntas
3. SNF
36 64
Belum Tuntas 4.
RZ 64
68 Tuntas
5. LNS
48 48
Belum Tuntas 6.
NR 32
44 Belum Tuntas
7. RAA
56 68
Tuntas 8.
NAP 44
60 Belum Tuntas
9. RF
28 48
Belum Tuntas 10. ABIY
28 44
Belum Tuntas 11. IW
56 68
Tuntas 12. AA
32 56
Belum Tuntas 13. FB
68 72
Tuntas 14. DI
68 44
Belum Tuntas 15. GAN
76 84
Tuntas 16. MET
72 80
Tuntas 17. ERH
60 72
Tuntas 18. AW
32 52
Belum Tuntas 19. ACS
48 48
Belum Tuntas Tertinggi
76 84
Terendah 28
44 Rata-rata
50,73 60,84
Ketuntasan 26,31
42,10
Hasil analisis post test siklus I menunjukan bahwa nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 84 dan nilai terendah adalah 44 dengan nilai rata-rata kelas
60,84. Apabila dilihat dari ketuntasan belajar sebanyak 19 siswa yang berhasil mencapai ketuntasan belajar sebanyak 8 siswa 42,10 dan siswa yang belum
tuntas sebanyak 11 siswa 57,89. Secara terperinci hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
107
Tabel 21. Nilai Rata-rata Kelas Siklus I
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Nilai rata-rata
Siswa yang belum tuntas
Siswa yang sudah tuntas
Jumlah Presentase Jumlah
Presentase 84
44 60,84
11 57,89
8 42,10
Peningkatan hasil belajar kognitif antara pre test dan post test siklus I dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 6. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif dari Pre Test Sampai Siklus I
Hasil belajar kognitif siswa yang telah mencapai KKM pada saat pre test rata-ratanya sebesar 50,73. Siswa yang tuntas berjumlah 5 siswa 26,31.
Sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 14 siswa 73,68. Saat sudah diberi tindakan pada post test siklus I terlihat hasil belajar kognitif sudah
mengalami peningkatan sebesar 15,79. Ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 8 siswa 42,10 sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 11 siswa
57,89.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
Pre Test Post Test
Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Pre Test dan Post Test Siklus I
Pre Test Post Test
108
2 Hasil Belajar Afektif
Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan peneliti melakukan pengamatan atau observasi terhadap siswa. Peneliti sebagai observer dibantu oleh satu
observer sehingga ada 2 observer. Terdapat 12 butir pengamatan untuk siswa. Pemberian skor siswa dengan memberikan skor 4 sebagai skor tertinggi dan skor
1 sebagai skor terendah. Skor maksimalnya adalah 48 dan skor minimumnya adalah 12 untuk masing-masing siswa. Dalam pelaksanaan siklus I, observasi
terhadap siswa dilakukan 2 kali yaitu pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. Beriku ini merupakan tabel pengamatan hasil belajar afektif siswa.
Tabel 22. Data Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa Pembelajaran Siklus I
No Aspek Yang Diamati
Rata-rata Indikator Rata-rata
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1. Keaktifan siswa
a. Siswa aktif bertanya selama proses pembelajaran
2,63 2,63
2,63 b. Siswa aktif menjawab
pertanyaan 2,42
2,52 2,47
c. Siswa aktif mengemukakan pendapat
2,15 2,31
2,23 2.
Kerja sama a. Siswa aktif berkerjasama dalam
kelompok 2,47
2,57 2,52
b. Siswa saling membantu dalam diskusi kelompok
2,52 2,52
2,52 3.
Tanggung jawab a. Siswa bertanggung jawab
terhadap tugas kelompok 2,63
2,63 2,63
b. Siswa mengerjakan tugas tepat waktu
2,52 2,57
2,54 c. Siswa tertib mengikuti
pembelajaran 2,52
2,42 2,47
d. Siswa mematuhi perintah guru 2,31
2,47 2,39
4. Antusiasme siswa
a. Siswa antusias mengikuti pembelajaran
2,63 2,63
2,63 b. Siswa mendengarkan
penjelasan guru 2,31
2,47 2,39
c. Siswa bersedia mengikuti permainan
2,57 2,63
2,60 Jumlah Rata-rata
29,68 30,37
30,02
109
Persentase 61,83
63,27 62,55
Jumlah nilai maksimal 48
48
Berdasarkan tabel diatas, dapat didiskripsikan bahwa hasil belajar afektif siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe
TGT mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua yakni dari 61,83 pada pertemuan kedua menjadi 63,27 untuk lebih jelasnya,
hasil belajar siswa selama proses pembelajaran siklus pertama disajikan dengan grafik sebagai berikut:
ta
Gambar 7. Diagram Batang Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I
Dari diagram datas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar afektif siswa dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa pada
aspek keaktifan rata-ratanya sebesar 7,33. Pada aspek kerja sama rata-ratanya mencapai 5,04. Pada aspek ketiga yaitu tanggung jawab rata-rata nilainya adalah
10,03. Dan pada aspek keempat yaitu antusiasme siswa mempunyai rata-rata sebesar 7,62. Untuk persentase hasil belajar afektif pertemuan ke-1 sebesar
61,83 meningkat pada pertemuan ke-2 menjadi 63,27.
61.00 61.50
62.00 62.50
63.00 63.50
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Hasil Belajar Afektif Siswa Pada Siklus I
110
4 Refleksi Tindakan Siklus I
Tahap refleksi merupakan tahap dimana peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Peneliti dan guru
melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran selama siklus I dengan berpedoman pada data hasil observasi pada saat pelaksanaan tindakan siklus I.
Berdasarkan data hasil observasi siklus I yang terkumpul, peneliti menemukan beberapa masalah yang menjadi bahan refleksi pada tindakan siklus I, yaitu
sebagai berikut. 1 Ketuntasan nilai hasil belajar kognitif pada siklus I mencapai 42,10 sehingga
belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang direncanakan. 2 Hasil belajar ranah afektif siswa mencapai 62,55 pada siklus I sehingga
belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang direncanakan. 3 Pembagian kelompok siklus I belum merata. Hal ini terlihat dalam diskusi
mengerjakan soal LKS, yang mana ada kelompok yang membutuhkan waktu cukup lama untuk menyelesaikan soal LKS disbanding kelompok lain.
Beberapa siswa ramai dan mengganggu teman yan lain. 4 Implementasi waktu dalam penggunaan model pembelajaran tipe TGT belum
sesuai dengan rencana dalam rencana yang telah dibuat sebelumnya, sehingga waktu yang digunakan selama pembelajaran menjadi kurang.
5 Penghargaan yang diberikan oleh guru belum menarik perhatian siswa. 6 Guru dalam kegiatan presentasi kelas, mejelaskan materinya terlalu cepat
sehingga materi yang disampaikan kepada siswa masih kurang. Mengakibatkan siswa kurang maksimal dalam mengerjakan soal-soal dalam LKS. Dan pada
111 saat presentasi kelas guru kurang di dukung oleh media pembelajaran yang
berhubungan dengan materi. Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa siklus I masih terdapat
kekurangan. Kekurangan pada siklus I berasal dari pihak guru dan siswa, maka perlu diperbaiki pada siklus II.
4. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II a. Deskripsi Proses Penelitian