2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor eksternal dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
a Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok. b
Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
c Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.
d Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. Faktor ini dilaksanakan secara
langsung atau tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang dan faktor eksternal yaitu
faktor yang berasal dari luar diri seseorang.
3. Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan Belajar
John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang
dari siswa sendiri Riyanto, 2008:50. Keaktifan belajar adalah suatu proses kegiatan belajar dimana siswa tersebut aktif secara intelektual dan emosional,
sehingga siswa tampak betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan, dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan
dan aspirasinya sendiri Moedjiono dan Dimyati, 1994:42.
Jadi keaktifan belajar adalah suatu proses kegiatan belajar menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa, dimana siswa berperan aktif secara
intelektual dan emosional sehingga siswa tersebut dapat dikatakan berpartisipasi dalam proses belajar.
b. Ciri-ciri Keaktifan Belajar
Beberapa ciri dari pembelajaran aktif sebagaimana dikemukakan dalam panduan pembelajaran model ALIS Active Learning In School, 2009
dalam Hamzah dan Mohamad 2011:75 adalah : 1 pembelajaran berpusat pada siswa, 2 pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata, 3
pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi, 4 pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda, 5 pembelajaran mendorong
anak untuk berinteraksi multiarah siswa-guru, 6 pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar, 7 penataan
lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar, 8 guru memantau proses belajar siswa, dan 9 guru memberikan umpan balik
terhadap hasil belajar anak. Sedangkan Rohandi 2004:53 menjelaskan bahwa pembelajaran yang
mengaktifkan siswa perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu: 1 siswa aktif dalam berbuat, bertanya, bersikap kritis terhadap apa yang dilakukan dan
dipelajari, 2 siswa berani mengungkapkan gagasan dan kreatif terhadap penyelesaian suatu persoalan, 3 memberi kebebasan siswa untuk berbicara
dalam konteks penyampaian gagasan dan proses membangun serta meneguhkan sebuah pengertian.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari keaktifan adalah 1 pembelajaran berpusat pada siswa, 2 pembelajaran
terkait dengan kehidupan nyata, 3 pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi, bertanya, kritis, 4 pembelajaran melayani gaya
belajar anak yang berbeda-beda, 5 pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multiarah siswa-guru, 6 pembelajaran menggunakan
lingkungan sebagai media atau sumber belajar, 7 penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar, 8 guru
memantau proses belajar siswa, dan 9 guru memberikan umpan balik terhadap hasil belajar anak, 10 siswa berani mengungkapkan gagasan dan
memiliki kebebasan untuk berbicara. Sehubungan dengan variabel yang diteliti, yaitu mengenai keaktifan
belajar maka peneliti menentukan indikator keaktifan yang akan digunakan untuk mengukur keaktifan siswa dalam pembelajaran. Peneliti mengambil
beberapa pendapat dari Rohandi 2004:53 tentang keaktifan belajar, yaitu: 1 siswa aktif dalam bertanya dan 2 siswa berani mengungkapkan gagasan
dan kreatif terhadap penyelesaian masalah.
4. Model Pembelajaran Kooperatif