dapat disimpulkan bahwa guru perlu cermat dan memiliki pengetahuan serta keterampilan yang memadai agar dapat menyusun LKS yang sesuai dengan
kompetensi dasar yang hendak dicapai.
4. Kurikulum
Setiap instansi pendidikan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan Arifin, 2011. Istilah kurikulum dalam
pendidikan adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah. Sedangkan pengertian
kurikulum dalam perspektif yuridis-formal, yaitu menurut UU no.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidik
an Nasional, “Kurikulum adalah seperangkat rencana yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu” Bab 1 Pasal 1 ayat 19. Berdasarkan pengertian kurikulum yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kurikulum merupakan suatu perencanaan pada sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan diselesaikan oleh peserta didik dalam mengikuti proses
belajar di sekolah untuk dapat mencapai tujuan dari pendidikan. Perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan kebutuhan yang ada di
masyarakat, karakteristik peserta didik, dan lingkup pengetahuan menurut hierarki keilmuan Saylor, et al., 1981 dalam Hamalik, 2007. Adapun prinsip yang
terdapat dalam mengembangkan kurikulum antara lain adalah prinsip umum dan prinsip khusus. Menurut Arifin 2011 prinsip umum pengembangan adalah:
a Prinsip Berorientasi pada Tujuan dan Kompetensi
Prinsip berorientasi pada tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam pendidikan. Tujuan dari pendidikan itu sendiri memiliki tingkatan tertentu,
mulai dari tujuan yang umum sampai yang khusus. Adapun tujuan-tujuan yang dimaksud seperti, tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan
kurikuler, tujuan pembelajaran umum, dan tujuan pembelajaran khusus. Sedangkan prinsip berorientasi pada kompetensi adalah perpaduan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang ditunjukan melalui pola pikir dan tindakan. Ciri utama dari prinsip ini adalah menggunakan pola
pemikiran yang sistematik dan sistemik. Oleh sebab itu, langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengembangkan kurikulum adalah mentapkan standar
kopetensi lulusan SKL.
b Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi terbagi atas dua jenis, yaitu relevansi eksternal dan relevansi internal. Relevansi eksternal merupakan relevansi antara kurikulum dengan
lingkungan hidup peserta didik dan masyarakat, perkembangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang, serta tuntutan dan kebutuhan
dunia pekerjaan. Sedangkan relevansi internal adalah adanya hubungan dan konsistensi antar komponen kurikulum, seperti tujuan, isi, proses, dan
evaluasi. Dari kedua prinsip tersebut, maka pengembang kurikulum harus paham benar mengenai isi kurikulum, tujuan, proses pembelajaran, dan sistem
evaluasi. Apabila pegembang kurikulum berhasil dalam menjalankan prinsip
relevansi internal, hal tersbut tentu akan membawa keberhasilan untuk tercapainya relevansi eksternal.
c Prinsip Efisiensi
Pengembang kurikulum perlu memahami terlebih dahulu situasi dan kondisi tempat dimana kurikulum tersebut akan digunakan. Pemahaman mengenai
tempat dimana kurikulum akan digunakan dapat membantu pengembang kurikulum untuk dapat memenuhi prinsip praktis. Salah satu kriteria praktis
itu adalah efisien, maksud dari efisien adalah sesuatu yang tidak memerlukan biaya yang mahal tetapi bukan sesuatu yang dianggap murahan. Oleh sebab
itu, kurikulum harus dikembangkan secara efisien, tidak boros, dan sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Para pengembang juga perlu
memerhatikan aspek seperti sumber daya pendidikan yaitu tenaga, dana, fasilitas, terutama pada daerah yang sangat terbatas.
d Prinsip Keefektifan
Prinsip keefektifan dapat ditinjau dari hal, yaitu melalui proses dan produk. Proses mengacu pada tingkat keefektifan proses pembelajaran yaitu cara guru
mengajarmenyampaikan materi dan keefektifan peserta didik selama mengikuti pembelajaran. Sedangkan produk mengacu pada hasil yang ingin
dicapai dari proses pembelajaran. Kejelasan kompetensi yang ingin dicapai dapat mengarahkan pada pemilihan dan penentuan isi, metode, dan sistem
evaluasi, serta model konsep kurikulum yang akan digunakan. Intinya, dalam prinsip ini pengembang perlu mengusahakan agar kurikulum yang dijalankan
dapat membuahkan hasil dan kegiatan dalam pembelajaran sebaiknya dibuat
seefektif mungkin agar tidak ada kegiatan yang sia-sia atau tidak bermakna bagi siswa.
e Prinsip Fleksibilitas
Pengembang kurikulum perlu memperhatikan nilai fleksibilitas pada suatu kurikulum. Fleksibilitas adalah suatu hal yang bersifat lentur tidak kaku dan
dapat berubah sesuai dengan keadaan yang ada. Kefleksibelan dalam mengembangkan kurikulum yaitu fleksibel mengembangkan program
pembelajaran, terutama penggunaan strategi, pendekatan, metode, media pembelajaran, sumber belajar, dan teknik penilaian. Kurikulum sebaiknya
memiliki sistem tertentu yang mampu memberikan sebuah alternatif dalam penguasaan kompetensi melalui berbagai metode atau cara-cara tertentu yang
sesuai dengan situasi dan kondisi tempat dimana kurikulum tersebut diterapkan. Berdasarkan hal diatas, maka pengembang kurikulum perlu
mengusahakan agar kgiatan kurikuler dapat bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
f Prinsip Integritas
Pengembang kurikulum perlu memperhatikan bahwa kurikulum harus dikembangkan berdasarkan suatu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna
atau berstruktur. Bermakna adalah suatu keseluruan yang memiliki arti atau makna, nilai, dan manfaat tertentu. Sedangkan keseluruhan merupakan sesuatu
yang totalitas dan memiliki maknanya sendiri. Prinsip integritas bermaksud agar pengembang kurikulum memperhatikan dan mengusahakan agar
pendidikan dapat menghasilkan pribadi yang unggul dan manusia seutuhnya.
Hal tersebut dikarenakan pendidikan anak merupakan pendidikan yang seutuhnya, pendidikan yang menyeuruh, dan pendidikan yang terpadu. Peserta
didik memiliki potensi yang dapat tumbuh dan berkembang.
g Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas dalam pengembangan kurikulum dimaksudkan agar dalam kurikulum dikembangkan secara berkesinambungan, seperti kesinambungan
antar mata pelajaran dan kesinambungan antar kelas ataupun antar jenjang.
h Prinsip Sinkronasi
Kurikulum yang dikembangkan harus mengusahakan agar setiap aspek seperti kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler, dan pengalaman belajar yang lainnya
dapat berjalan dengan seimbang, searah, dan setujuan.
i Prinsip Objektivitas
Semua kegiatan dalam kurikulum harus dijalankan dengan tatanan kebenaran ilmiah serta menghindari pengaruh subjektivitas, emosional, dan irasional.
j Prinsip Demokrasi
Prinsip demokrasi dalam pengembangan kurikulum ialah bertujuan agar menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses
pembelajaran yang demokratis. Pengembangan kurikulum perlu dilandasi oleh nilai demokrasi, yaitu berupa penghargaan kepada kemampuan peserta didik,
menjunjung keadilan,
menerapkan persamaan
kesempatan, dan
memperhatikan keberagaman peserta didik.
Pengertian kurikulum yang telah dipaparkan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan segala sesuatu yang sudah
direncanakan secara matang oleh pihak yang berwenang untuk dijadikan acuan dalam kegiatan belajar mengajar sampai dengan tujuan pembelajaran dan harus
memperhatikan aspek perkembangan peserta didik. Oleh sebab itu, tidak menutup kemungkinan jika sering terjadi perubahan kurikulum yang berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman. Perkembangan kurikulum menjadi solusi terhadap persoalan yang dihadapi bangsa, karena berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan
sangat tergantung pada kurikulum yang berlaku Fadillah, 2014.Perkembangan dan perubahan kurikulum sering terjadi karena pada prinsipnya pendidikan
bertujuan menyiapkan peserta didik agar dapat bersaing sesuai dengan keadaan zaman.
5. Sejarah Kurikulum di Indonesia