Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif

memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan keberhasilan baik melalui tes maupun non-tes. c. Kemauan untuk bekerja sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Prisip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. d. Keterampilan bekerja sama Kemauan bekerjasama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerjasama. Siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa ciri-ciri atau karakteristik dari pembelajaran kooperatif adalah dibentuknya kelompok-kelompok dalam pembelajaran yang dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jika memungkinkan, setiap anggota kelompok berasal dari ras, budaya dan suku dan jenis kelamin yang berbeda. Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, penilaian berorientasi pada kelompok dari pada individu. Adapun peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif adalah sebagai fasilitator, mediator, director-motivator dan evaluator. Sebagai fasilitator, sikap yang harus dimiliki guru: a. mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan; b. membantu dan mendorong siswa untuk mengungkapkan dan menjelaskan keinginan dan pembicaraannya baik secara individual maupun kelompok; c. membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber atau peralatan serta membantu kelancaran belajar siswa; d. membina agar setiap orang merupakan sumber yang bermanfaat baginya; dan e. menjelaskan tujuan kegiatan pada kelompok dan mengatur penyebaran dalam bertukar pendapat. Sebagai mediator, guru berperan sebagai penghubung dalam mengaitkan materi pembelajaran yang sedang dibahas dengan permasalahan nyata ditemukan di lapangan. Selain itu guru berperan dalam menyediakan sarana pembelajaran agar suasana belajar tidak monoton dan membosankan. Sebagai director-motivator, guru membimbing serta mengarahkan jalannya diskusi, membantu kelancaran diskusi tetapi tidak memberikan jawaban. Di samping itu, sebagai motivator guru berperan memberi semangat pada siswa untuk aktif berpartisipasi. Sebagai evaluator, guru menilai kegiatan belajar mengajar yag sedang berlangsung.

3. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Adapun prinsip-prinsip dasar belajar kooperatif Solihatin 2007:7-9, meliputi: a. Perumusan tujuan belajar harus jelas Tujuan belajar harus dirumuskan terlebih dahulu. Tujuan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran hendaknya dilakukan sebelum kelompok belajar terbentuk. b. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar Pada pembelajaran kooperatif hendaklah pengajar mengkondisikan kelas agar siswa mengetahui dan menerima kenyataan bahwa setiap orang dalam kelompoknya menerima dirinya untuk bekerja sama dalam mempelajari seperangkat pengetahuan keterampilan. c. Ketergantungan yang bersifat positif Guru harus merancang struktur kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami materi pengajaran. Kondisi ini memungkinkan siswa untuk merasa tergantung secara positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. d. Interaksi yang bersifat terbuka Dalam kelompok belajar, interakasi yang terjadi bersifat langsung dan terbuka dalam mendiskusikan materi. Suasana tersebut akan menimbulkan sikap ketergantungan positif dan keterbukaan. e. Tanggung jawab individu Dasar penggunaan pembelajaran kooperatif adalah keberhasilan belajar dicapai secara lebih baik apabila dilakukan dengan bersama-sama. Oleh karena itu, keberhasilan belajar dalam model ini dipengaruhi oleh kemampuan individu dalam menerima dan memberi apa yang dipelajarinya. f. Kelompok bersifat heterogen Dalam pembentukan kelompok belajar, anggota kelompok harus bersifat heterogen sehingga interaksi kerjasama yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda. g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif Pada kegiatan bekerja dalam kelompok, siswa harus belajar bagaimana meningkatkan kemampuan interaksinya dalam memimpin, berdiskusi, bernegosiasi, dan mengklarifikasi berbagai

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan mebaca intensif dengan metode kooperatif jingsaw pada siswa kelas VII Madasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011-2012

0 3 100

Perbandingan hasil belajar kimia siswa antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS

2 6 151

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (st

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran

0 0 23

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs Miftahul Jannah Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016

1 0 16