Implikasi Hasil Penelitian PEMBAHASAN

03 Semarang. Kemudian implikasi lain yang didapat dari penelitian ini antara lain adalah implikasi teoritis, implikasi praktis, dan implikasi paedagogis. Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah adanya temuan-temuan ke arah positif berupa perbaikan kualitas pembelajaran bahasa Jawa terutama perbaikan keterampilan berbicara siswa. Penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan guru tentang model Direct Instruction yang dipadukan dengan media Flash Player. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah penambahan ilmu pengetahuan tentang Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas berdasarkan masalah yang ditemukan oleh guru, sehingga hal ini dapat menarik guru untuk melakukan penelitian yang sejenis untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran kelas yang mereka ampu. Sedangkan implikasi paedagogis dari penelitian ini adalah keterampilan serta peranan guru di dalam kelas yang sesuai dengan pendapat Pullias dan Young dalam Aprietha, 2013: 24 antara lain sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, inovator, model dan teladan, peneliti, dan evaluator. 170 BAB V PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran bahasa Jawa aspek berbicara krama lugu menggunakan model Direct Instructions berbantukan media Flash Player siswa kelas IVB SD Purwoyoso 03 dan pembahasan yang telah disajikan sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran berbicara menggunakan ragam krama lugu yang dilakukan melalui penerapan model Direct Instructions berbantukan media Flash Player siswa kelas IVB SD Purwoyoso 03 terbukti dapat meningkatkan keterampilan guru. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi pada siklus I diperoleh data keterampilan guru dalam mengajar memperoleh skor 20 dengan rata-rata skor 2,5 yang tergolong dalam kriteria cukup dengan presentase keberhasilan sebesar 62,5 yang kemudian meningkat pada pelaksanaan tindakan siklus II yaitu diperolehnya skor 25 dengan rata-rata tiap skor sebesar 3,125 sehingga termasuk dalam kategori baik dan persentase keberhasilan meningkat menjadi 78. Kemudian pada pelaksanaan tindakan siklus III diperoleh data keterampilan guru sebesar skor 28 dengan rata-rata tiap indikatornya sebesar 3,5 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. Keterampilan guru telah mencapai indikator keberhasilan yang di tetapkan yaitu sekurang-kurangnya mencapai kategori baik atau dengan presentase keberhasilan ≥75 171 2. Pembelajaran bahasa Jawa menggunakan model Direct Instruction berbantukan media Flash Player siswa kelas IVB SD Purwoyoso 03 dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil observasi pada pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh data aktivitas siswa berupa skor sebesar 17,41. Pencapaian keberhasilan ditunjukan dalam bentuk persentase sebesar 62,18 sehingga termasuk dalam kategori cukup. Pada pelaksanaan tindakan siklus II terjadi peningkatan dengan diperolehnya skor data aktivitas siswa sebesar 21,58 dengan pencapaian keberhasilan sebesar 77,07 sehingga termasuk dalam kategori baik. Kemudian pada pelaksanaan tindakan siklus III diperoleh data aktivitas siswa dengan jumlah rata-rata skor 22,30 sehingga termasuk dalam kategori baik dengan pencapaian keberhasilan 79,64. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu sekurang-kurangnya mencapai kategori baik atau ≥75 3. Penerapan model Direct Instruction berbantukan media Flash Player siswa kelas IVB SD Purwoyoso 03 pada pembelajaran bahasa Jawa dapat meningkatkan keterampilan berbicara krama lugu dan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan data hasil penilaian keterampilan berbicara krama lugu dan belajar siswa pada siklus I dimana keterampilan berbicara krama lugu memperoleh skor sebesar 9,58 sehingga termasuk dalam kategori cukup dengan hasil belajar siswa berupa nilai terendah 41,6 nilai tertinggi 79,3 dengan rata-rata 56,8 dan ketuntasan klasikal sebesar 41,67. Kemudian pada pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh data keterampilan berbicara 172 krama lugu siswa dengan rata-rata skor sebesar 12,17 dimana hasil belajar siswa memperoleh nilai terendah 48,3 dan nilai tertinggi 83,3 dengan rata-rata 63,99 serta ketuntasan klasikal 61,1. Kemudian pada pelaksanaan tindakan siklus III keterampilan berbicara krama lugu siswa mengalami peningkatan skor dari siklus sebelumnya yakni 13,68 dengan hasil belajar yang diperoleh siswa berupa nilai terendah 53,6 dan 87,2 sebagai nilai tertinggi dengan rata- rata nilai masing-masing siswa sebesar 68,90 dan dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 80,55. Hasil belajar keterampilan berbicara krama lugu siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu sekurang- kurangnya ketuntasan klasikal mencapai 75. Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, maka dapat dikatakan bahwa hipotesis tindakan mengenai model Direct Instruction berbantukan Flash Player dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan berbicara krama lugu siswa kelas IVB SDN Purwoyoso 03 telah terbukti kebenarannya.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil simpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian pembelajaran berbicara krama lugu menggunakan model Direct Instruction berbantukan media Flash Player siswa kelas IVB SDN Purwoyoso 03, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran berikut: a. Guru dapat menerapkan model Direct Instruction berbantukan media Flash Player sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas