Panduan Linux Ubuntu

(1)

(2)

Copyright (c) 2008, Yunifa Wirman & Scorvia

Foundation

& CaPoeX

.dot. Net

AUTHOR'S: YUNIFA WIRMAN A.K.A URANGKAYO

TITLE: PAKE UBUNTU YUK! DIJAMIN GA' BAKALAN KENA USUS BUNTU

PAGE COUNT: 646 VERSION: 0.55 LAST REVISED: -

PUBLISHER: SCORVIA™ FOUNDATION & CAPOEX™ .DOT. NET. EDITOR & DESIGN: YUNIFA WIRMAN A.K.A URANGKAYO MAIL:

WEBSITE:

http://www.capoex.net

http://scorvia.capoex.net


(3)

License:

Copyright (c) 2008, Yunifa Wirman, Scorvia Foundation & CaPoeX .dot. Net

All rights reserved.

Redistribution and use this document in any forms, with or without modification, are permitted provided that the following conditions are met:

* Redistributions of source code must retain the above copyright notice, this list of conditions and the following disclaimer.

* Redistributions in binary form must reproduce the above copyright notice, this list of conditions and the following disclaimer in the documentation and/or other materials provided with the distribution. * Neither the name of the Scorvia Foundation & CaPoeX .dot. Net nor the names of its contributors may be used to endorse or promote products derived from this software without specific prior written permission. THIS DOCUMENTS IS PROVIDED BY THE COPYRIGHT HOLDERS AND CONTRIBUTORS "AS IS" AND ANY EXPRESS OR IMPLIED WARRANTIES, INCLUDING, BUT NOT LIMITED TO, THE IMPLIED WARRANTIES OF MERCHANTABILITY AND FITNESS FOR A PARTICULAR PURPOSE ARE DISCLAIMED. IN NO EVENT SHALL THE COPYRIGHT OWNER OR CONTRIBUTORS BE LIABLE FOR ANY DIRECT, INDIRECT, INCIDENTAL, SPECIAL, EXEMPLARY, OR CONSEQUENTIAL DAMAGES (INCLUDING, BUT NOT LIMITED TO, PROCUREMENT OF SUBSTITUTE GOODS OR SERVICES; LOSS OF USE, DATA, OR PROFITS; OR BUSINESS INTERRUPTION) HOWEVER CAUSED AND ON ANY THEORY OF LIABILITY, WHETHER IN CONTRACT, STRICT LIABILITY, OR TORT (INCLUDING NEGLIGENCE OR OTHERWISE) ARISING IN ANY WAY OUT OF THE USE OF THIS SOFTWARE, EVEN IF ADVISED OF THE POSSIBILITY OF SUCH DAMAGE.


(4)

Dedicated for:

My wonderful girlfriend Devita "Bunda" Denavia... Yang udah menjadi sumber inspirasi buat aku, she has supported me more than I ever can support her to any degree.

Dirimu adalah hal terbaik yang pernah terjadi sama aku. You're so special girl to me. I hope I love you all my life.

Makasih Tuhan, udah menghadirkan dirinya dalam hidupku. I wish I could make you just as happy as you make me. I MiSs U Bunda ^_^


(5)

Thanks To:

Allah SWT (pemilik segalanya di alam ini), keluarga besarku (ayah, ibu, kakak, adik, keponakanku) yang selalu mendukung setiap langkahku, serta seluruh Komunitas Open Source

Penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan dari buku ini, karena tak ada yang sempurna didunia ini. Kritikan dan saran bisa dikirimkan ke urangkayo@capoex.net.


(6)

DAFTAR ISI

Cover ... i

Title ... iii

License ... iv

Dedication for ... v

Thanks to ... vi

Daftar Isi ... vii

BAB 1 PENGANTAR GNU/LINUX ... 1

1.1 Apa itu sistem operasi ... 1

1.2 GNU dan Free Software Foundation ... 2

1.3 GNU/Linux ... 3

1.4 Distribution (distro) GNU/Linux ... 6

1.5 GNU/Linux Ubuntu ... 7

BAB 2 MENGINSTALL GNU/LINUX UBUNTU ... 11

2.1 Langkah-langkah persiapan menginstall Ubuntu ... 11

2.1 Menginstall GNU/Linux Ubuntu ... 14

BAB 3 UBUNTU PADA PANDANGAN PERTAMA ... 41

3.1 Booting dan Log in Ubuntu ... 41

3.2 Desktop Ubuntu ... 44

3.3 Menjalankan program di Ubuntu ... 47

3.4 Bagaimana memperoleh hak akses root ... 49


(7)

3.6 Mengkonfigurasi Jaringan ... 61

3.7 Mengkonfigurasi software repository dan up-to-date .. 64

3.8 Menginstall driver video card ... 68

3.9 Mematikan service yang tidak diperlukan ... 71

3.10 Membaca dokumentasi dalam Ubuntu ... 72

3.11 Beberapa Fitur Baru Ubuntu 7.10 ... 73

3.12 Menangani permasalahan setelah proses installasi ... 78

3.13 Log out dan Shutdown ... 79

BAB 4 NAUTILUS FILE MANAGER ... 81

4.1 Nautilus ... 81

4.2 File permission ... 90

4.3 Linux file sistem ... 98

4.4 Trash ... 102

BAB 5 X WINDOW SYSTEM ... 105

BAB 6 KUSTOMISASI DESKTOP UBUNTU ... 113

6.1 Personal Info ... 114

6.2 Background ... 115

6.3 Screensaver dan Screen Resolution ... 116

6.4 Theme ... 119

6.5 Login dan Splash Screen ... 123

6.6 True Type Fonts ... 129

6.7 Membuat Launcher ... 132


(8)

6.9 Virtual Desktop ... 136

6.10 Menu dan Panel ... 138

6.11 Grub Menu ... 141

BAB 7 MANAJEMEN SOFTWARE UBUNTU ... 145

7.1 Dasar-dasar Manajemen Software di Ubuntu ... 145

7.2 Menggunakan Add/Remove ... 150

7.3 Synaptic Package Manager ... 153

7.4 APT ... 163

7.5 DPKG ... 172

7.6 Source Code ... 176

7.7 Membuat Repository Lokal dan Konversi Package ... 180

BAB 8 ADMINISTRASI USER dan GROUP ... 187

8.1 Manajemen user dan group ... 187

8.2 Sudo ... 197

BAB 9 HARDWARE dan MOUNTING FILE SYSTEM ... 201

9.1 Device Manager ... 201

9.2 Melihat informasi hardware dengan command line ... 203

9.3 Mounting dan Manajemen File System ... 208

9.4 Memanajemen Modules ... 216

BAB 10 NETWORKING ... 221

10.1 Networking di Ubuntu ... 221

10.2 Koneksi Internet Dengan ADSL ... 231


(9)

BAB 11 OPTIMALISASI, MONITORING, CRONTAB ... 243

11.1 Optimalisasi system ... 243

11.2 Melakukan monitoring system ... 252

11.3 Menggunakan crontab untuk otomatisasi ... 256

BAB 12 PRINTER dan GIMP ... 259

12.1 Printer ... 259

12.2 GIMP ... 262

BAB 13 MENGGUNAKAN APLIKASI OFFICE ... 267

13.1 OpenOffice.org Writer ... 267

13.2 OpenOffice.org Calc ... 282

13.3 OpenOffice.org Impress ... 288

13.4 OpenOffice.org Base ... 297

13.5 Evince dan Acrobat Reader ... 304

13.6 XCHM ... 308

BAB 14 MULTIMEDIA ... 311

14.1 Automatix2 ... 311

14.2 Rhythmbox, Totem, Sound Juicer, Serpentine ... 316

14.3 XMMS, Mplayer, VLC ... 326

14.4 Game ... 329

14.5 gtk-recordMyDesktop, EasyTAG ... 333

BAB 15 INTERNET ... 339

15.1 Mozilla Firefox ... 339


(10)

15.3 Gaim, Gyach ... 351

15.4 Xchat ... 355

15.5 Torrent dan Wget ... 357

BAB 16 SHELL dan COMMAND LINE ... 359

16.1 Linux Shell (Bash Shell) ... 359

16.2 Perintah Linux yang umum digunakan ... 402

16.3 Vi/Vim ... 411

16.4 Emacs ... 421

BAB 17 IPTABLES, NAT dan SQUID (Under Construction :-) ) BAB 18 DHCP SERVER ... 427

18.1 Apa itu DHCP Server ... 427

18.2 Option dhcpd.conf ... 429

18.3 Menjalankan DHCP Server ... 433

BAB 19 DNS SERVER ... 441

18.1 Dasar-Dasar DNS ... 441

18.2 Menginstall dan Konfigurasi BIND ... 463

BAB 20 LAMP SERVER ... 497

20.1 Apache 2 Web Server ... 497

20.2 PHP 5 ... 519

20.3 MYSQL 5 ... 527

20.4 Blog dengan Wordpress ... 549


(11)

21.1 Dasar-dasar FTP ... 561

21.2 VSFTPD ... 563

21.3 FTP Client ... 569

BAB 22 NFS, LDAP, SAMBA SERVER (Under Construction :-) ) BAB 23 SSH Server (Under Construction :-) ) BAB 25 MAIL SERVER (Under Construction :-) ) LAMPIRAN A DUAL BOOT DAN UBUNTU DESKTOP ... 575

A.1. Dual boot Windows dan Ubuntu Alternate ... 575

A.2. Menginstall Ubuntu Desktop ... 585

A.3. Ubuntu Server ... 593

A.4. Ubuntu Studio ... 597

LAMPIRAN B TIPS dan TRICK MENGGUNAKAN UBUNTU ... 603

B.1 UbuntuME (Ubuntu Muslim Edition) ... 603

B.2 Upgrade Menggunakan CD Ubuntu ... 608

B.3 Dynamic DNS ... 609

B.4 GnuPG ... 615

B.5 Beberapa Tips Lain Pada Ubuntu ... 623

LAMPIRAN C DOWNLOAD UBUNTU ... 633

A.1. Cara Mendownload Ubuntu ... 633

A.2. Melakukan Verifikasi MD5SUM ... 636


(12)

LAMPIRAN D DASAR-DASAR NETWORKING (Under Construction :-) )


(13)

B

B

a

a

b

b

1

1

PENGANTAR GNU/LINUX

Bab pertama dari buku ini membahas: 1.1 Apa itu sistem operasi

1.2 GNU dan Free Software Foundation 1.3 GNU/Linux

1.4 Distribution (distro) GNU/Linux 1.5 GNU/Linux Ubuntu

1.1

Sistem Operasi

Sistem operasi merupakan sebuah perangkat lunak yang menjadi penghubung antara pengguna komputer dengan perangkat keras (hardware). Sistem operasi ini bertugas untuk mengelola seluruh sumber daya yang terdapat dalam sebuah komputer dan menyediakan layanan dari sumber daya tersebut untuk digunakan oleh pengguna komputer.

Dalam sebuah sistem komputer biasanya terdiri dari perangkat keras (hardware), sistem operasi, program (aplikasi) serta pengguna (user). Dalam sistem ini, maka sistem operasi berfungsi didalam mengatur, mengawasi penggunaan sumber daya dari perangkat keras atau perangkat lunak untuk digunakan oleh pengguna komputer maupun oleh aplikasi lain. Inti dari sebuah sistem operasi adalah kernel yang bertugas didalam mengontrol dan mengatur perangkat keras, system library, driver dan program lainnya.

Beberapa sistem operasi yang ada saat ini adalah:

 Microsoft Windows (mulai dari Windows 3.x, Windows 9x, Windows NT)


(14)

 Mac OS, yang merupakan sistem operasi untuk Apple  BSD (OpenBSD, FreeBSD, NetBSD, PCBSD, dan lain-lain)  GNU/Linux

 Novel Netware  UNIX

1.2

GNU dan Free Software Foundation

(FSF)

Pada tahun 1984 Richard Stallman meluncurkan sebuah proyek yang disebut dengan GNU (GNU'S NOT UNIX) untuk mengembangkan sebuah sistem perangkat lunak bebas (free) yang mirip dengan UNIX. Proyek ini merupakan wujud dari ketidak setujuan Stallman terhadap proprietary software (dimana source code dari sebuah program tidak bisa diketahui oleh orang lain). Proyek ini diawali dengan membangun dari awal sebuah kompiler C yang dikenal dengan nama GCC dan kemudian juga Stallman menulis sebuah editor text yang bernama GNU Emacs. Perangkat lunak bebas yang dicita-citakan oleh GNU bukan berarti perangkat lunak tersebut gratis, ada empat jenis kebebasan yang diinginkan GNU yaitu:

1. Kebebasan untuk menjalankan perangkat lunak tersebut untuk tujuan apa saja (kebebasan 0).

2. Kebebasan untuk mempelajari bagaimana perangkat lunak itu bekerja serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya (kebebasan 1).

3. Kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil salinan perangkat lunak tersebut sehingga dapat membantu pengguna lainnya (kebebasan 2).

4. Kebebasan untuk meningkatkan kinerja perangkat lunak tersebut, dan dapat menyebarkannya kembali sehingga dapat dinikmati oleh semua orang (kebebasan 3).


(15)

Sebuah perangkat lunak disebut dengan perangkat lunak bebas (free software) jika ke-empat prinsip kebebasan tersebut terpenuhi oleh perangkat lunak tersebut. Untuk melindungi kebebasan yang diinginkan oleh GNU, maka perangkat lunak bebas ini dilindungi oleh sebuah lisensi yang disebut dengan GNU GPL (GNU General Public Licence).

Free Software Foundation (FSF) merupakan sebuah organisasi yang didirikan untuk membiayai pengembangan dari perangkat lunak bebas. Organisasi ini didirikan oleh Richard Stallman di tahun 1985 untuk mendukung gerakan dari Free Software GNU. Pada awalnya FSF digunakan untuk mempekerjakan developer maupun relawan untuk mengembangkan perangkat lunak bebas. Untuk saat ini relawan FSF terfokus pada masalah hukum dan struktur komunitas pengembang perangkat lunak bebas. FSF memperoleh sumbangan dana dari kalangan perusahaan atau organisasi donatur lainnya yang sifatnya umum dan terbuka bagi siapa saja untuk kelangsungan FSF itu sendiri. Untuk mengetahui lebih banyak lagi mengenai GNU dan FSF dapat di lihat di http://www.gnu.org/ dan http://www.fsf.org/.

1.3

GNU/Linux

Linux secara teknis merupakan sebuah kernel yang menjalankan komputer dalam mode low level. Secara umum saat ini Linux merupakan gabungan kernel dan program-program tambahan lainnya (kernel, driver, X Window, fonts, dan lain-lain) yang bersifat multitasking, multiuser sehingga menjadi sebuah sistem operasi lengkap.

Kernel Linux pada awalnya merupakan proyek hobi yang ditulis oleh Linus Torvald pada tahun 1991, pada awalnya hanya bisa menjalankan GNU Bourne Again Shell (bash) dan GNU C Compiler (gcc). Pada 25 Agustus 1991, Linus Torvald mengirimkan email email ke comp.os.minix yang isinya:

From: torvalds@klaava.Helsinki.FI (Linus Benedict Torvalds)


(16)

Newsgroups: comp.os.minix

Subject: What would you like to see most in minix? Summary: small poll for my new operating system Message-ID:

<1991Aug25.205708.9541@klaava.Helsinki.FI> Date: 25 Aug 91 20:57:08 GMT

Organization: University of Helsinki Hello everybody out there using minix -

I'm doing a (free) operating system (just a hobby, won't be big and professional like gnu) for 386(486) AT clones. This has been brewing since april, and is starting to get ready. I'd like any feedback on things people like/dislike in minix, as my OS resembles it somewhat (same physical layout of the file-system (due to practical reasons) among other things).

I've currently ported bash(1.08) and gcc(1.40), and things seem to work. This implies that I'll get something practical within a few months, and I'd like to know what features most people would want. Any suggestions are welcome, but I won't promise I'll implement them :-)

Linus (torvalds@kruuna.helsinki.fi)

PS. Yes - it's free of any minix code, and it has a multi-threaded fs. It is NOT protable (uses 386 task switching etc), and it probably never will support anything other than AT-hard disks, as that's all I have :-(.

Email ini memperoleh respon yang mengejutkan dari para komputer hackers, komputer geek dan berkolaborasi untuk menjadikan kernel ini menjadi lebih sempurna. Pada saat yang bersamaan, program-program dari GNU membutuhkan kernel untuk bisa berjalan dengan baik. Gabungan dari kernel yang di ciptakan oleh Linus Torvald dan


(17)

program-program dari GNU menciptakan sebuah sistem operasi yang handal, aman dan bebas (free) dibawah lisensi GNU GPL dan bersifat multitasking, multiuser, powerfull, bisa dikonfigurasi sesuai keinginan, serta berjalan dibanyak platform komputer, mulai dari x86, Power PC, Mac, Embeded sistem dan lainnya. Sistem operasi ini dikenal dengan nama GNU/Linux. Meskipun pada saat ini orang lebih cenderung menyebut GNU/Linux sebagai Linux, tetapi pada dasarnya hal itu mengacu kepada GNU/Linux, karena sistem operasi Linux merupakan gabungan dari kernel yang dibuat Linus Torvald dan program-program GNU.

Pada saat ini, GNU/Linux sudah menjadi sebuah sistem operasi yang lengkap, tidak hanya digunakan sebagai sistem operasi pada server, tetapi juga sebagai sistem operasi untuk komputer desktop. Pada saat ini sudah banyak tersedia aplikasi-aplikasi untuk komputer desktop seperti spreadsheet, word processor, grafis, game, dan lain-lain, dimana program bebas untuk digunakan.

Beberapa keuntungan yang bisa kita peroleh dengan menggunakan GNU/Linux adalah:

 Bebas Crash, hal ini berarti pada GNU/Linux kita tidak akan pernah mengalami seperti halnya pada Windows, dimana sering muncul pesan error yang membuat sistem Windows harus di restart. Pada GNU/Linux, kita bisa menggunakannya selama bertahun-tahun tanpa membutuhkan untuk direstart. Walaupun bebas dari crash, kadang-kadang program yang berjalan di dalam OS GNU/Linux juga mengalami crash, tapi tidak mengganggu keseluruhan sistem seperti halnya pada Windows.

 Lebih aman daripada Windows, karena GNU/Linux pada awalnya lebih bersifat untuk server, maka sistem security dari GNU/Linux itu jauh lebih baik dibanding Windows. Setiap file memiliki owner dan hak akses tersendiri, dimana hanya user yang berhak yang bisa melakukan modifikasi terhadap file tersebut. GNU/Linux mengenal


(18)

super user yang dikenal dengan nama root, yang merupakan user yang bisa melakukan apa saja dalam sistem GNU/Linux.

 Bebas (Free), free disini berarti untuk bisa menggunakan GNU/Linux, kita tidak perlu membeli lisensi seperti halnya pada Windows. Kita bisa menggunakan dengan bebas, begitu juga dengan update untuk program yang terinstall pada GNU/Linux, kita bisa melakukan update tanpa harus membayar untuk update tersebut. Kita bisa memperoleh Sistem Operasi GNU/Linux dari orang lain, meng-copynya tanpa harus takut dengan masalah lisensi. Free bukan berarti gratis tapi bebas untuk menggunakan, memodifikasi atau bahkan menjualnya.

 Tidak butuh hardware terbaru, GNU/Linux bisa bekerja pada hardware-hardware lama karena tidak membutuhkan resource yang besar, kecuali jika ingin menggunakan X Window untuk desktop serta effect seperti beryl, compiz yang membutuhkan spesifikasi hardware yang tinggi.

1.4

Distribution (distro)

Pada masa awal GNU/Linux, setiap orang yang ingin menggunakannya harus mengumpulkan sendiri program-program GNU dan kernel Linux, kemudian menggabungkan untuk menjadi sebuah system operasi. Hal ini inspirasi bagi beberapa individu atau perusahaan yang menggabungkan kernel Linux beserta perangkat lunak bebas GNU dan kemudian menjualnya dalam bentuk disket, CD atau DVD. Mereka juga menambahkan program yang dibikin sendiri, yang memudahkan untuk menginstall GNU/Linux pada sebuah komputer. Membuat manual sendiri serta melakukan pencarian terhadap bug sendiri. Apa yang mereka lakukan ini dikenal sebagai distributions atau lebih sering disebut dengan distro.

Hingga saat ini sudah ratusan distro yang eksis mulai dari yang terawat dengan baik hingga distro yang mati begitu saja. Beberapa


(19)

distro yang terkenal diantaranya adalah Red Hat, Fedora Core, SuSe, Mandriva, Debian, Slackware, Gentoo dan Ubuntu. Kebanyakan dari distro GNU/Linux ini bisa diperoleh dengan cara mendownload dari website distro tersebut atau dari mirrornya tanpa dikenai biaya oleh distro tersebut. Atau bisa juga membeli CD yang dibuat oleh distro tersebut jika tidak memiliki bandwith yang cukup untuk mendownload. Selain itu kita bisa juga meng-copynya dari teman.

1.5

GNU/Linux Ubuntu

Ubuntu adalah sistem operasi bebas yang lengkap dan open source berbasis GNU/Linux Debian, mempunyai dukungan baik yang berasal dari komunitas maupun tenaga ahli. Ubuntu merupakan proyek yang didanai oleh Canonical Ltd milik Mark Shuttleworth. Ubuntu berasal dari bahasa Zulu dan Xhosa yang dalam bahasa Inggris berarti "Humanity towards other" bisa di artikan sebagai "rasa kemanusian terhadap sesama".

Ubuntu dapat digunakan untuk desktop maupun server. Ubuntu saat ini mendukung berbagai arsitektur komputer seperti PC (Intel x86), PC 64-bit (AMD64), PowerPC (Apple iBook dan Powerbook, G4 dan G5), Sun UltraSPARC dan T1 (Sun Fire T1000 dan T2000). Distro ini di rilis secara teratur dalam jangka waktu setiap enam bulan sekali. Distro ini menggunakan Gnome sebagai window manager nya.

Filosofi yang dianut oleh Ubuntu itu sendiri adalah:

1. Setiap pengguna komputer harus mendapat kebebasan untuk menjalankan, meng-copy, mendistribusikan, mempelajari, berbagi perangkat lunak, mengubah dan meningkatkan perangkat lunak yang mereka miliki untuk tujuan apapun, tanpa harus membayar biaya lisensi.

2. Setiap pengguna komputer harus dapat menggunakan perangkat lunak dalam bahasa yang mereka pilih sendiri.


(20)

3. Setiap pengguna komputer harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk menggunakan perangkat lunak, meskipun mereka memiliki keterbatasan fisik.

Ubuntu bertujuan menciptakan distro yang selalu up-to-date untuk desktop dan server. Dengan fokus pada kualitas, maka Ubuntu menghasilkan sistem yang handal, kaya dengan fitur-fitur yang dapat digunakan baik itu untuk perorangan maupun secara komersial. Untuk lebih jelasnya mengenai Linux Ubuntu, sejarah, filosofi dan tujuan dari Ubuntu itu sendiri bisa dilihat di http://www.ubuntu.com/ubuntu/.

Saat ini Ubuntu dirilis dalam tiga versi yaitu versi Desktop yang bisa juga disebut dengan Ubuntu Live CD, dengan versi Desktop ini kita bisa langsung menggunakan Ubuntu dan bisa juga digunakan untuk menginstall ke komputer. Versi Alternate, yang merupakan versi installer dari Ubuntu, versi selanjutnya adalah Ubuntu Server, dimana versi ini hanya akan menginstall package-package minimal yang dibutuhkan untuk menjalankan Ubuntu. Hingga saat ini Ubuntu sudah mengeluarkan enam rilis Ubuntu mulai dari:

1. Ubuntu 4.10, dengan kode rilisnya Warthy Warthog, dirilis pada bulan Oktober 2004. Ini merupakan versi pertama dari Linux Ubutu.

2. Ubuntu 5.04, dengan kode rilisnya Hoary Hedgehog, dirilis pada bulan April 2005

3. Ubuntu 5.10, dengan kode rilisnya Breezy Badger, dirilis pada bulan Oktober 2005

4. Ubuntu 6.06 LTS, dengan kode rilisnya Dapper Drake, dirilis pada bulan Juni 2006. Kode LTS berarti Long Term Support, dimana rilis ini akan memperoleh support selama tiga tahun untuk desktop dan 5 tahun untuk versi server.

5. Ubuntu 6.10, dengan kode rilisnya Edgy Eft, dirilis pada bulan Oktober 2006.

6. Ubuntu 7.04, dengan kode rilisnya Feisty Fawn, dirilis pada bulan April 2007 dengan support selama 18 bulan.


(21)

7. Ubuntu 7.10, (Gutsy Gibbon), merupakan rilis terbaru dari Ubuntu, dirilis pada 18 Oktober 2007 dengan support selama 18 bulan.

8. Ubuntu 8.04 (Hardy Heron), merupakan rilis yang akan datang, dibulan April 2008, dimana rilis ini memiliki seri LTS untuk Long Term Support.

Penamaan dari setiap rilis Ubuntu ini diambil dari tahun dan bulan dirilisnya. Sebagai contoh, Ubuntu 7.04, dirilis tahun 2007 (angka 7) pada bulan April (angka 04).

Selain Ubuntu yang berbasiskan Gnome sebagai window managernya, ada beberapa versi lain dari Ubuntu yang dinamakan sesuai dengan window manager yang digunakannya

 Kubuntu, merupakan varian Ubuntu yang menggunakan KDE sebagai window managernya.

 Xubuntu, varian Ubuntu dengan XFCE window manager.  Edubuntu, merupakan versi Ubuntu untuk dunia

pendidikan.  Ubuntu Studio  Nubuntu

 UbuntuME (Ubuntu Muslim Edition)

Untuk bisa memperoleh distro Ubuntu, bisa dengan mendownloadnya pada alamat http://www.ubuntu.com/download/, dan memilih mirror yang terdekat dengan lokasi kita. Untuk Indonesia, mirror dari Ubuntu bisa ditemukan di http://ubuntu.cbn.net.id/Ubuntu-Release/ atau di http://kambing.vlsm.org/tuma/Ubuntu/, ftp://dl2.foss-id.web.id/iso/ubuntu/. Gunakan download manager jika ingin mendownloadnya, jika menggunakan Linux, program wget sudah cukup handal untuk mendownloadnya. Selain itu kita juga bisa meminta untuk dikirimkan distro Ubuntu dengan mengunjungi website https://shipit.ubuntu.com/, pengiriman ini tidak dipungut biaya sama sekali.

Untuk panduan cara mendownload dan memverifikasi md5sum, bisa melihat pada Lampiran C dari buku ini.


(22)

B

B

a

a

b

b

2

2

MENGINSTALL GNU/LINUX

UBUNTU

2.1 Langkah-langkah persiapan menginstall Ubuntu 2.1 Menginstall GNU/Linux Ubuntu

2.1

Persiapan

Menginstall

GNU/Linux

Ubuntu

Menentukan versi Ubuntu yang akan digunakan:

Desktop, merupakan versi yang direkomendasikan untuk desktop atau laptop, Desktop CD ini juga dapat digunakan langsung (sebagai Live CD) tanpa harus menginstall Ubuntu ke harddisk.

Alternate Install, versi ini adalah versi yang hampir sama dengan versi Desktop, kecuali tidak bisa digunakan sebagai Live CD. Versi ini merupakan versi yang digunakan didalam buku ini.

Server, merupakan versi yang digunakan untuk menginstall Ubuntu pada server, karena hanya menginstall Ubuntu secara minimal.

Setelah kita memilih versi Ubuntu yang akan digunakan selanjutnya, kita perlu menentukan platform yang sesuai dengan arsitektur komputer kita, arsitektur yang didukung oleh Ubuntu adalah:

PC, jika menggunakan processor Intel kompatible 386, 486, Xeon, Pentium dan AMD (kecuali AMD versi 64 bit). merupakan versi yang umum digunakan untuk komputer


(23)

Desktop. Untuk file ISO nya, memiliki i386 pada namanya, contoh ubuntu-7.04-alternate-i386.iso. Platform PC ini merupakan platform yang digunakan dalam buku ini.  AMD64, gunakan Ubuntu versi ini jika komputer yang

digunakan adalah AMD 64 bit dan Interl 64 bit.

PowerPC, jika menggunakan Apple Macs, PowerBooks (processor dengan basis PowerPC)

Kebutuhan hardware minimal yang diperlukan oleh Ubuntu 7.04 adalah:

Type Installasi RAM Hard Drive

Tanpa Desktop 32 megabytes 400 megabytes Dengan Desktop 128 megabytes 2 gigabytes Server 128 megabytes 4 gigabytes

Tabel 1.1 Kebutuhan minimum Ubuntu 7.10

Tentunya akan lebih baik lagi jika kebutuhan hardware yang kita miliki bisa melebihi kebutuhan minimum dari Ubuntu. Untuk melihat kompatibilitas dari hardware yang kita miliki bisa mengunjungi website http://www.tldp.org/HOWTO/Hardware-HOWTO.html

Untuk bisa menginstall Ubuntu, kita membutuhkan CD installer Ubuntu baik itu Desktop, Alternate atau Server (sesuaikan dengan kebutuhan) yang bisa kita download di http://www.ubuntu.com/download atau untuk mirror di Indonesia bisa mengunjungi http://ubuntu.cbn.net.id/Ubuntu-Release/ atau http://kambing.vlsm.org/tuma/Ubuntu/, ftp://dl2.foss-id.web.id/iso/ubuntu/. Selain itu kita bisa juga memperoleh CD Ubuntu dengan memintanya pada website https://shipit.ubuntu.com/, tanpa dipungut biaya sama sekali, cukup membuat account pada website tersebut dan kemudian log in menggunakan account yang dibuat. Biasanya pengiriman ini memakan waktu sampai 10 minggu paling lama.


(24)

Alternatif lain kita bisa meng-copy dari teman yang memiliki CD Ubuntu atau membelinya di toko komputer yang menjual CD Ubuntu (baik online atau offline). Jika kita memilih untuk mendownload, maka sebelum mem-burning ke CD, pastikan file yang di download tidak rusak dengan mencocokkan nilai md5sum dari file iso dengan yang terdapat pada website kita mendownloadnya.

Contohnya, penulis mendownload ubuntu-6.10-alternate-i386.iso dari http://ubuntu.cbn.net.id/, nilai md5sum pada website itu adalah

549ef19097b10ac9237c08f6dc6084c6

ubuntu-6.10-alternate-i386.iso

Sekarang cocokkan dengan nilai dari ubuntu-6.10-alternate-i386.iso yang kita download, jika menggunakan linux, jalankan perintah

md5sum

$ md5sum ubuntu-6.10-alternate-i386.iso

Jika menggunakan windows, download program fsum.exe dari http://www.slavasoft.com/fsum/, dan jalankan

fsum --md5 ubuntu-6.10-alternate-i386.iso

Nilai yang dihasilkan harus sama dengan yang terdapat pada website kita mendownload, jika tidak berarti file tersebut rusak dan kita harus mendownload ulang. Jika file yang didownload tidak rusak, maka anda bisa mem-burning ke CD dengan menggunakan program seperti Nero Burning Rom, ISO Recorder. Perlu diperhatikan gunakan option burn image dalam mem-burning file ISO ini. Lihat Lampiran C.

Untuk memudahkan dalam mengikuti langkah-langkah dalam menginstall GNU/Linux Ubuntu 7.10, beberapa ketentuan yang penulis gunakan adalah:

1. Versi Ubuntu yang digunakan adalah Ubuntu-7.10 (ubuntu-7.10-alternate-i386.iso)

2. Harddisk dalam keadaan kosong dengan kapasitas 20 GB, dan dibagi dalam:

 6 GB digunakan untuk / (tanda slash, disebut juga root) partisi.


(25)

 2 GB digunakan untuk swap partisi.  6 GB digunakan untuk /usr partisi.

 Kapasitas yang tersisa digunakan seluruhnya untuk /home partisi

Keseluruhan harddisk digunakan untuk menginstall Ubuntu. Pastikan anda sudah melakukan backup terhadap data pada harddisk yang akan anda gunakan (kecuali menggunakan harddisk baru/kosong). Untuk menginstall dual boot dengan Windows XP, baca Lampiran A, yang menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan dual boot.

3. Konfigurasi yang digunakan untuk Network Card (LAN Card)  IP Address: 192.168.1.10

 Netmask Address: 255.255.255.0  IP Gateway: 192.168.1.1

 IP DNS Server: 192.168.1.1  Hostname: scorvia.or.id

perlu anda ingat adalah, sesuaikan setingan kartu jaringan tersebut dengan settingan anda sendiri jika terhubung dalam sebuah jaringan (tanyakan kepada admin dijaringan anda) atau kepada ISP jika anda langsung terhubung dengan internet. Jika komputer anda tidak terhubung dengan jaringan atau internet, anda bisa menggunakan konfigurasi diatas.

Ketentuan diatas hanya untuk mempermudah anda dalam memahami tulisan ini (sesuaikan dengan kondisi anda sendiri baik itu dari kapasitas harddisk, jumlah partisi yang ingin dibuat, dan lain-lainnya).

2.2

Menginstall Ubuntu 7.10 (Gutsy)

Sekarang kita akan melakukan proses installasi dari Linux Ubuntu 7.10 Langkah pertama, masukkan CD Installer Ubuntu 7.10 kedalam CD ROM Drive anda, kemudian restart komputer anda. Jika saat ini urutan booting pertama pada bios bukan ke CD ROM, maka ganti settingan bios dengan cara menekan tombol DELETE atau F2 atau


(26)

tombol INSERT, tergantung pada konfigurasi dari komputer masing-masing. Lihat gambar 2.1 dan 2.2 berikut ini.

Gambar 2.1 Mengganti urutan booting pada BIOS

Gambar 2.2 Menyimpan hasil konfigurasi BIOS

Simpan perubahan yang dibuat (biasanya dengan menekan F10) kemudian keluar dari BIOS. Sekarang komputer anda akan booting dari CD ROM pada saat direstart. Maka akan muncul tampilan dari Ubuntu. Text berwarna putih menandakan teks tersebut dalam


(27)

keadaan terpilih. Pilih teks Install in text mode, tekan ENTER untuk melanjutkan.

Gambar 2.3 Tampilan dari installer Ubuntu

Setelah proses loading kernel selesai, akan muncul tampilan untuk memilih bahasa yang digunakan dalam proses installasi pilih English atau bahasa lain yang diinginkan dan ENTER.


(28)

Ketika diminta untuk menentukan lokasi, berdasarkan bahasa yang kita gunakan dalam menginstall Ubuntu, pilih Other dan ENTER.

Gmbar 2.5 Memilih lokasi yang sesuai

Karena kita memilih Other akan muncul tampilan untuk memilih lokasi yang sesuai dengan lokasi kita, disini penulis memilih Indonesia, selanjutnya tekan ENTER untuk melanjutkan proses menginstall Ubuntu. Gunakan panah atas atau bawah untuk melakukan scroll pada layar.


(29)

Setelah selesai akan dilanjutkan dengan proses pemilihan lay out keyboard. Jika kita menggunakan keyboard standar dengan 105 tombol, maka kita bisa memilih No dan tekan ENTER

Gambar 2.7 Mendeteksi Keyboard Lay out

Akan muncul tampilan The origin of the keyboard, disini kita bisa membiarkan pilihan defaultnya yaitu U.S. English.

Gambar 2.8 Memilih keyboard

Dari pilihan yang kita ambil tadi, kita diminta untuk menentukan Keyboard layout, sama seperti sebelumnya, kita bisa membiarkan pilihan defaultnya U.S English


(30)

Gambar 2.9 Menentukan layout keyboard

Installer dari Ubuntu akan mendeteksi perangkat keras dari komputer kita, CD ROM yang digunakan dalam proses installasi, serta me-load komponen-komponen yang dibutuhkan dalam proses installasi ini.

Gambar 2.10 Deteksi hardware dan loading komponen

Setelah proses ini selesai, akan dilanjutkan proses konfigurasi network (jaringan) menggunakan protokol DHCP, proses ini bisa kita Cancel jika kita tidak terhubung dengan DHCP Server. pada tulisan ini kita tidak terhubung dengan DHCP Server, sehingga pada saat installer Ubuntu ingin melakukan Configuring the Network with DHCP kita bisa meng-cancel langkah ini dengan menekan tombol ENTER.


(31)

Gambar 2.11 Proses konfigurasi dengan DHCP

Jika kita meng-cancel proses ini atau tidak terhubung dengan DHCP Server, maka akan muncul pemberitahuan Network autoconfiguration failed, tekan ENTER untuk melanjutkan proses konfigurasi network.

Gambar 2.12 Proses konfigurasi dengan DHCP gagal

Pada Network configuration method: pilih Configure network manually dan tekan ENTER. Selain itu kita juga bisa memilih pilihan Do not configure the network at this time karena konfigurasi jaringan bisa dilakukan setelah proses installasi selesai.

Catatan: Jika kita tidak terhubung dengan internet pada saat menginstall Ubuntu, baik itu secara langsung seperti ADSL, Dial Up atau melalui LAN, maka sebaiknya proses konfigurasi jaringan dalam proses installasi ini anda memilih Do not configure the network at this time, hal ini akan bisa mempercepat proses installasi Ubuntu, karena installer Ubuntu tidak akan mencoba menghubungi repository untuk mengupdate indeks yang akan digunakan oleh apt-cache. Lihat gambar 2.45, dimana installer Ubuntu mencoba menghubungi website repository dari Ubuntu sampai proses tersebut mengalami time out karena tidak terhubung dengan internet. Untuk mengkonfigurasi jaringan setelah proses installasi selesai, bisa dilihat pada BAB 3


(32)

Gambar 2.13 Konfigurasi network secara manual

Selanjutnya kita akan diminta untuk mengisikan nilai IP Address yang akan digunakan. Untuk IP Address ini, jika kita tidak terhubung dengan jaringan, maka kita bisa mengisikan dengan private ip (baik itu kelas A 10.x.x.x, kelas B 172.16.x.x atau kelas C 192.168.x.x). Jika kita terhubung dengan jaringan seperti kantor atau terhubung langsung ke internet, maka tanyakan pada network admin atau ISP tempat berlangganan untuk nilai IP Address, Netmask, Gateway dan DNS Server serta nama host untuk komputer kita. Isikan IP Address dengan nilai yang sesuai, pada tulisan ini IP Address nya adalah 192.168.1.10


(33)

Setelah mengisi IP Address, kita akan diminta untuk menentukan Netmask dari IP Address ini. Isikan dengan nilai yang sesuai dengan konfigurasi jaringan anda, disini diisi dengan nilai 255.255.255.0 (netmask default untuk IP Address kelas C)

Gambar 2.15 Netmask address

Selanjutnya isikan nilai untuk Gateway yang akan digunakan oleh komputer kita. Setelah mengisikan Gateway, yang perlu disikan adalah Name server addresses. Jika lebih dari satu alamat IP, maka penulisannya dipisahkan oleh spasi, misalnya

192.168.1.1 192.168.1.2

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.16 dan 2.17.


(34)

Gambar 2.17 IP Name Server (DNS Server)

Sekarang kita akan diminta untuk mengisikan nama host komputer kita, isikan dengan nama yang sesuai dengan yang anda inginkan. Nama host akan menjadi nama dari komputer kita pada saat kita terhubung dalam jaringan terutama untuk komputer yang terhubung dengan jaringan, maka penamaan host harus mengikuti aturan dari jaringan tersebut.

Gambar 2.18 Hostname

Setelah selesai mengkonfigurasi network, program installasi Ubuntu akan melanjutkan dengan proses partisi harddisk. Setelah itu akan muncul menu untuk membuat partisi harddisk yang akan digunakan oleh Ubuntu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kita akan menggunakan keseluruhan kapasitas harddisk untuk Ubuntu. Jadi pastikan bahwa harddisk yang anda gunakan sudah anda backup datanya. Jika anda ingin melakukan dual boot dengan Windows, baca lampiran A untuk mengetahui cara-cara menginstall Ubuntu dengan


(35)

Windows XP. Pada Partitioning method: pilih menu Manual karena kita akan membuat partisi secara manual.

Gambar 2.19 Memilih metode partisi harddisk

Kemudian pilih harddisk yang akan dibuat partisinya biasanya diawali dengan “IDE ...” untuk tipe IDE atau “SCSI ...” untuk harddisk SCSI. Hal ini bisa berbeda dengan tampilan pada komputer anda, tergantung dari jenis harddisk yang digunakan. Pilih harddisk yang akan digunakan, kemudian tekan ENTER, karena dalam tulisan ini, kita akan menggunakan keseluruhan harddisk untuk Ubuntu, akan muncul Create new empty partition table on this device, pilih Yes dan tekan ENTER untuk melanjutkan proses installasi ini. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.20 dan 2.21 berikut ini.


(36)

Gambar 2.21 Membuat tabel partisi kosong pada harddisk

Sekarang akan muncul tampilan seperti yang terlihat pada gambar 2.22. Pilih pri log 21.5 GB FREE SPACE, ingat, tampilannya pasti akan berbeda dengan komputer anda, yang perlu diperhatikan adalah tulisan FREE SPACE, kemudian tekan ENTER.

Gambar 2.22 Memilih FREE SPACE yang tersedia

Maka akan muncul pertanyaan How to use this free space pilih Create a new partition


(37)

Selanjutnya akan muncul tampilan untuk mengisi New partition size dari partisi yang akan kita buat. Partisi pertama ini akan kita gunakan sebagai root “ / “ partisi, pada tulisan ini diberi nilai sebesar 6 GB.

Gambar 2.24 Menentukan ukuran partisi root “ / “

Kemudian kita akan ditanyakan Type for the new partition, pilih Primary untuk tipe partisi ini.

Gambar 2.25 Memilih tipe partisi Primary

Sekarang tentukan Location for the new partition pilih Beginning dan ENTER.


(38)

Untuk selanjutnya akan muncul tampilan Partition settings:. Karena partisi pertama ini memang kita buat untuk root “ / “ dengan file sistem Ext3,

Gambar 2.27 Setting partisi root “ / “

Untuk mengganti-ganti nilai diatas, pilih bagian yang ingin diganti kemudian tekan ENTER.

Use as : Ext3 journaling file system

Mount point : /

Mount Options : defaults

Label : none

Reserved block : 5%

Typical usage : standard Bootable flag : off

Setelah selesai, kemudian pilih Done setting up the partition dan kita akan kembali dibawa ketampilan seperti pada gambar 2.22, tetapi sekarang dengan ada tambahan baris

#1 primary 6.0 GB f ext3 /

Pilih lagi baris pri/log 15.5 GB FREE SPACE, sekarang kita akan membuat partisi swap dengan kapasitas 2 GB. Prosesnya tidak jauh berbeda dengan membuat partisi root.


(39)

Gambar 2.28 Tampilan setelah partisi root dibuat.

Ketika muncul pertanyaan How to use this free space pilih Create a new partition, kemudian pada tampilan untuk mengisi New partition size isikan dengan nilai 2 GB. Saat ditanyakan Type for the new partition, pilih Primary untuk tipe partisi swap ini. Tentukan Location for the new partition pilih Beginning dan ENTER. Akan muncul tampilan Partition settings:. Pilih Use as: dan tekan ENTER untuk memunculkan menunya, dari menu How to use this partition: yang muncul pilih swap area dan ENTER.


(40)

Gambar 2.30 Partisi swap yang telah dibuat.

Settingan dari partisi ini adalah:

Use as : swap area

Bootable flag : off

Setelah selesai, kemudian pilih Done setting up the partition, yang akan kembali ketampilan awal untuk membuat partisi.

Sekarang kita akan membuat partisi /usr.Pilih pri/log 13.5 GB FREE SPACE. Ketika muncul pertanyaan How to use this free space pilih Create a new partition, pada tampilan untuk mengisi New partition size isikan dengan nilai 6 GB. Saat ditanyakan Type for the new partition, pilih Primary. Tentukan Location for the new partition pilih Beginning dan ENTER. Dari tampilan Partition settings: pilih Mount point: dan ENTER, dari menu Mount point for this partition: pilih /usr.


(41)

Gambar 2.32 Setting partisi /usr

Use as : Ext3 journaling file system

Mount point : /usr

Mount Options : defaults

Label : none

Reserved block : 5%

Typical usage : standard Bootable flag : off

Setelah selesai, kemudian pilih Done setting up the partition.

Sekarang kita akan membuat partisi terakhir yang akan kita gunakan sebagai /home. Partisi ini merupakan home direktori dari user Linux(kecuali root, home direktorinya berada pada /root). Partisi ini akan menggunakan semua free space yang masih tersisa. Pilih pri/log

7.5 GB FREE SPACE dan tekan ENTER.

Ketika muncul pertanyaan How to use this free space pilih Create a new partition, pada tampilan untuk mengisi New partition size isikan dengan nilai maksimum yang tersisa (atau biarkan saja nilai yang sudah ada, biasanya nilai maksimum dari kapasitas harddisk yang


(42)

tersedia). Saat ditanyakan Type for the new partition, pilih Logical untuk tipe partisi ini.

Gambar 2.33 Memilih tipe logical untuk /home

Tentukan Location for the new partition pilih Beginning dan ENTER. Akan muncul tampilan Partition settings: kemudian pilih Mount point: dan ENTER, akan muncul menu Mount point for this partition: pilih /home dan ENTER.

Gambar 2.34 Setting partisi /home

Setelah selesai, kemudian pilih Done setting up the partition. Sekarang sudah ada empat partisi yang telah kita buat tadi. Dari tampilan pada gambar 2.35 dibawah ini pilih Finish partitioning and write changes to disk dan tekan ENTER


(43)

Gambar 2.35 Tampilan partisi yang telah dibuat

Akan muncul tampilan yang menanyakan Write the change to disks pilih Yes dan ENTER, maka proses penulisan partisi ke harddisk akan dimulai.

Gambar 2.36 Konfirmasi penulisan partisi yang dibuat

Setelah proses penulisan dan pembuatan file sistem yang akan digunakan selesai, maka selanjutnya akan muncul tampilan untuk memilih zona waktu Select a city in your time zone, pilih lokasi yang sesuai dengan zona waktu anda.


(44)

Gambar 2.37 Mengkonfigurasi zona waktu

Jangan lupa untuk menekan ENTER, kemudian akan muncul tampilan untuk memilih konfigurasi dari system clock, Is the system clock set to UTC, pilih No dan ENTER (pilihan ini anda sesuaikan dengan konfigurasi yang diinginkan).

Gambar 2.38 Menentukan system clock dari Ubuntu

Pada bagian selanjutnya kita akan diminta untuk mengisikan nama lengkap dari user yang akan di buat (user yang dibuat dalam proses installasi ini, merupakan user yang bisa memperoleh hak akses root dengan perintah sudo, karena user ini akan tergabung dengan group admin mengenai sudo akan dibahas dalam bab selanjutnya) Full name for the new user: isikan dengan nama lengkap dari username yang akan dibuat (bukan nama user untuk log in kedalam sistem Ubuntu).


(45)

Gambar 2.39 Mengisikan nama lengkap dari user

Setelah itu baru muncul tampilan yang meminta kita untuk mengisikan username yang akan digunakan untuk login kedalam sistem Ubuntu. Username for you account: isikan dengan username yang diinginkan.

Gambar 2.40 Membuat username pada Ubuntu

Maka kita akan diminta untuk mengisikan password bagi username yang baru saja kita buat tadi. Choose a password for the new user: isikan password yang diinginkan untuk username tersebut. Ingat jangan membuat password dengan kata yang mudah ditebak seperti tanggal lahir, nama, dan lain-lainnya. Kombinasikan antara huruf dengan angka serta karakter spesial lainnya agar bisa menjadi password yang


(46)

kuat tetapi mudah diingat, misalnya B3b3kG4uL adalah password yang baik jika dibandingkan dengan kata BebekGauL.

Gambar 2.41 Mengisikan password untuk username

Proses pengisian password ini akan terjadi sebanyak dua kali. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa password yang diketik tidak salah. Ketika diminta Re-enter password to verify isikan kembali password tersebut dan tekan ENTER.

Sekarang proses installasi akan dilanjutkan dengan menginstall program-program yang diperlukan (base system) dan dilanjutkan dengan proses mengkonfigurasi APT (Advanced Packaging Tools, yang digunakan dalam proses menginstall program tambahan nanti). Pada saat konfigurasi APT ini akan muncul tampilan yang meminta kita untuk mengisi HTTP Proxy information (blank for none): kita bisa tetap mengosongkan pilihan ini (pada umumnya HTTP Proxy ini tidak perlu di isi), pilih Continue dan ENTER.


(47)

Proses installasi akan dilanjutkan dengan menginstall software-software lain yang diperlukan oleh Ubuntu, seperti software-software X Window, Gnome, dan lainnya. Jika pada saat proses menginstall software ini, muncul tampilan Video modes to be used by the X server: pilih resolusi yang diinginkan (sesuaikan dengan kemampuan monitor), gunakan tombol panah atas atau bawah untuk meng-scroll dan tombol spasi untuk men-select atau deselect pilihan yang ada. Jika sudah selesai, pilih Continue dan tekan ENTER.

Gambar 2.43 Menentukan resolusi yang bisa digunakan

Kemudian proses menginstall software yang dibutuhkan oleh Ubuntu akan dilanjutkan. Jika proses installasi mencapai 85 % dan dalam waktu yang cukup lama tidak berjalan, maka hal ini bukan berarti proses installasi hang atau error.


(48)

Hal ini terjadi apabila kita tidak terhubung dengan internet, sedangkan installer Ubuntu akan mencoba menghubungi website repository Ubuntu, maka proses ini akan memakan waktu yang cukup lama, karena installer akan mencoba menghubungi semua website yang terdapat dalam file sources.list.

Untuk memastikan bahwa proses installasi tidak hang pada saat 85 % tersebut, tekan tombol ALT + F4 (tombol ALT dan F4 secara bersamaan) untuk pindah ke konsol sehingga kita bisa melihat proses installasinya. Jika installer Ubuntu mencoba menghubungi website yang ada dalam sources.list, sementara kita tidak terhubung dengan internet, maka akan ada tulisan seperti Could not resolve

„security.ubuntu.com‟, tampilan gambar 2.45 dan 2.46 ini penulis ambil sewaktu melakukan installasi Ubuntu 7.04.

Gambar 2.45 Proses menghubungi repository Ubuntu yang gagal

Tunggu sampai proses installer Ubuntu selesai mencoba menghubungi semua repository yang ada dalam file sources.list (dalam kasus yang penulis alami, hal ini berlangsung cukup lama) maka proses installasi akan diteruskan dengan sendirinya.


(49)

Gambar 2.46 Proses installasi Ubuntu

Untuk kembali ke tampilan grafik dari installasi Ubuntu, tekan tombol ALT + F1, maka akan kembali ke tampilan grafik.

Gambar 2.47 Proses Akhir dari installasi software

Setelah semua software yang dibutuhkan terinstall, akan dilanjutkan dengan proses menginstall GRUB, yang akan menjadi boot loader dari Ubuntu. Jika kita melakukan dual boot, maka kita akan ditanyakan untuk menginstall GRUB pada MBR harddisk, pilih Yes karena GRUB mampu untuk mendeteksi sistem operasi lain seperti Windows, Linux, dan lainnya dan secara otomatis akan ditampilkan dalam daftar menu dari GRUB.


(50)

Setelah GRUB selesai diinstall, proses installasi Ubuntu sudah hampir selesai, sekarang pada saat muncul tampilan Installation Complete dimana secara otomatis akan mengeluarkan CD Ubuntu dari CD Drive, keluarkan CD installer Ubuntu, dan pilih Continue tekan ENTER.

Gambar 2.49 Proses installasi Ubuntu selesai

Kemudian Ubuntu akan merestart komputer, untuk itu jangan lupa mengeluarkan CD installer Ubuntu, agar nantinya yang di load sistem Ubuntu yang sudah terinstall pada harddisk.

Gambar 2.50 Sistem restart

Sampai disini, proses menginstall GNU/Linux Ubuntu sudah selesai. Anda sudah memiliki sistem GNU/Linux Ubuntu pada komputer yang digunakan. Untuk hal ini mungkin anda perlu memberikan ucapan selamat untuk diri anda sendiri, karena sudah berhasil menginstall Linux. Pada bab-bab selanjutnya akan membahas penggunaan Ubuntu mulai dari yang sederhana sampai tingkat lanjut.


(51)

B

B

a

a

b

b

3

3

UBUNTU PADA PANDANGAN

PERTAMA

3.1 Booting dan Log in Ubuntu 3.2 Desktop Ubuntu

3.3 Menjalankan program di Ubuntu 3.4 Bagaimana memperoleh hak akses root 3.5 gnome-terminal, gedit dan file-roller 3.6 Mengkonfigurasi Jaringan

3.7 Mengkonfigurasi software repository dan up-to-date 3.8 Menginstall driver video card

3.9 Mematikan service yang tidak diperlukan 3.10 Membaca dokumentasi dalam Ubuntu 3.11 Beberapa Fitur Baru Ubuntu 7.10

3.12 Menangani permasalahan setelah proses installasi 3.13 Log out dan Shutdown

3.1

Booting dan Log In

Setelah proses installasi, Ubuntu akan merestart komputer, akan terlihat tampilan dari GRUB yang menjadi boot loader Ubuntu.


(52)

Untuk menampilkan menu dari GRUB tekan tombol ESC, maka akan terlihat menu GRUB seperti gambar 3.2 (hal ini bisa jadi berbeda dengan menu GRUB anda, terutama jika melakukan dual boot dengan sistem operasi lainnya).

Gambar 3.2 GRUB menu

Untuk memilih menu dari GRUB gunakan tombol panah atas atau bawah, dan tekan ENTER atau “b” untuk mem-boot. Pada menu diatas, untuk booting Ubuntu secara normal pilih menu paling atas, maka akan terlihat layar booting dalam mode grafik.


(53)

Biasanya pada booting pertama kali setelah di install, Ubuntu akan menjalankan program fsck untuk memeriksa error yang ada pada file sistem, adakalanya program ini merestart sistem Ubuntu.

Gambar 3.4 Proses fsck pada saat pertama kali booting

Jika semuanya berjalan dengan baik, maka kita akan bisa melihat tampilan log in dari Ubuntu dalam mode grafik.


(54)

Untuk log in kedalam Ubuntu, isikan username dan password pada text box yang tersedia. Tekan ENTER untuk setiap kali mengetikkan username dan password. Jika username dan password yang dimasukkan benar, akan muncul layar splash screen dari Gnome.

Gambar 3.6 Gnome splash screen

3.2

Desktop Ubuntu

Setelah proses login selesai akan muncul tampilan desktop Ubuntu, seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Pada saat pertama kali kita log in, pada desktop Ubuntu tidak terdapat icon sama sekali.


(55)

Elemen-elemen dari Gnome desktop pada Ubuntu adalah:

1. Top Panel: panel yang terdapat pada bagian atas dari desktop,

Gambar 3.8 Top Panel desktop Gnome

Pada panel ini terdapat:

Menu: terdapat tiga menu pada panel atas, yaitu

o Applications menu (terdapat sebagian besar software-software yang terinstall pada Ubuntu, seperti OpenOffice). Menu ini sama dengan Start Menu → All Programs pada Windows.

o Places menu (menyediakan navigasi kedalam sistem secara cepat, seperti home folder, search). Mirip dengan My Computer pada Windows. o System menu (menyediakan akses kedalam

Prefences, Administration). Untuk menu yang terdapat pada System → Administration membutuhkan hak akses sebagai root untuk bisa menggunakannya. Menu ini bisa disebut sebagai Control Panel nya Ubuntu. Melalui menu ini kita juga bisa mengakses program Help dari Ubuntu.  Icons : pada top panel ini terdapat beberapa icons,

o Di bagian kiri (dekat System menu) terdapat icons untuk mengakses browser (Mozilla Firefox), Email client (Evolution) dan Help (yelp). Bisa juga disebut sebagai quick launch bar.

o Di bagian paling kanan (system notification area) terdapat icons seperti user switcher, show search entry, network connection (untuk melihat koneksi jaringan), volume control (untuk mengatur volume suara) , calendar/clock (tanggal dan jam), dan Quit (untuk menampilkan log out screen).


(56)

2. Bottom Panel: panel ini terdapat dibagian bawah dari desktop

Gambar 3.9 Bottom Panel

Panel ini lebih sederhana dibanding panel bagian atas. Pada panel ini terdapat:

Show Desktop: button yang ada di bagian paling kiri dari bottom panel, berfungsi untuk me-minimize program-program yang ada pada desktop.

Taskbar List / Window List: bar yang menampilkan semua window dari aplikasi yang dibuka (bar setelah show desktop button).

Workspace Switcher : untuk berpindah-pindah dari satu virtual desktop ke virtual desktop yang lain (terdapat setelah bar window list)

Trash: buttons yang terdapat dibagian paling kanan bottom panel, berfungsi sama halnya dengan recycle bin pada Windows.

3. Launcher/Shorcut: seperti halnya shorcut pada Windows, kita bisa menggunakannya untuk membuka sebuah aplikasi. Launcher bisa ditempatkan dipanel applet atau di desktop. Seperti sudah disebutkan tadi, pada saat kita pertama kali menggunakan Ubuntu, desktop Ubuntu sama sekali tidak memiliki shortcut. Virtual Desktop

Virtual Desktop merupakan salah satu kelebihan dari Linux. Tidak seperti Windows, yang hanya memiliki satu desktop, Linux Ubuntu bisa memiliki hingga 34 Virtual Desktop. Virtual Desktop akan berguna jika kita membuka terlalu banyak program pada desktop, sehingga panel akan penuh dengan program yang sedang dibuka. Dengan virtual desktop, kita bisa berpindah ke desktop yang lain, yang masih kosong, dan kemudian membuka program lain, tanpa harus menutup sebuah program yang telah dibuka tadi.


(57)

Cara menggunakan Virtual Desktop:

 Misalkan kita saat ini berada pada pada desktop pertama yang masih kosong. Buka sebuah program. Desktop pertama adalah kotak yang pertama pada panel paling bawah dari GNOME.

 Untuk pindah ke desktop ke-dua, klik kotak yang kedua, maka kita akan dibawa ke desktop yang masih kosong. Buka sebuah program pada desktop yang kedua.

 Untuk pindah lagi pada dekstop yang pertama, klik kotak yang pertama, maka kita akan kembali ke desktop yang pertama, dengan program yang kita buka tadi masih tetap ada di desktop pertama, bisa juga menggunakan shortcut pada keyboard, tekan CTRL + ALT + [Panah Kiri/Kanan] Untuk mengetahui lebih jauh mengenai desktop Gnome bisa mengunjungi website dari Gnome di http://woww.gnome.org/.

3.3

Menjalankan Program di Ubuntu

Untuk menjalankan program-program dari desktop Ubuntu, kita tinggal meng-click program yang diinginkan yang terdapat pada menu atau icons yang ada baik itu di panel bar maupun di desktop. Contohnya kita akan menjalankan program bernama gnome-terminal, untuk itu klik menu Applications → Accessories → Terminal


(58)

Pada desktop akan muncul program gnome-terminal, seperti yang bisa dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.11 gnome-terminal

Selain menggunakan menu yang ada untuk menjalankan program, kita juga bisa menjalankan program dengan cara menekan

ALT + F2

Muncul Run Application, ketik nama program yang ingin dijalankan, misalnya gnome-terminal

Gambar 3.12 Run Application

Dengan menggunakan shortcut ALT + F2 ini, kita bisa menjalankan sebuah program jauh lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan menu yang ada. Untuk itu kita perlu mengetahui nama program yang ingin dijalankan, misalnya jika ingin menjalankan program gnome teks editor maka ketik gedit. Jika kita ingin pada saat gedit dijalankan langsung membuka file catatan.txt pada home direktori, cukup ketik gedit ~/catatan.txt. Tanda ~ (tilde) merujuk pada home direktori kita. untuk menjalankan program file browser ketik nautilus. Jika ingin membaca help tinggal ketik yelp.


(59)

3.4

Memperoleh Hak Akses root

Pada Ubuntu, secara default account root tidak aktif dan seperti yang telah disebutkan dalam proses installasi Ubuntu, account yang dibuat pada proses installasi adalah account yang bisa memperoleh hak akses root. Tentu saja, tidak hanya account yang dibuat pada saat proses installasi saja yang bisa memperoleh hak akses root, hal ini bisa dilakukan dengan mengedit file /etc/sudoers. Untuk saat ini kita akan fokus pada account yang dibuat dalam proses installasi Ubuntu. User root pada Linux merupakan user yang memiliki hak akses yang tidak terbatas didalam sistem. User ini bisa melakukan apa saja dalam sistem, oleh sebab itu kita harus hati-hati didalam menggunakan hak akses root ini.

Untuk memperoleh hak akses root, kita bisa menggunakan perintah sudo (super user do). Pada saat kita menggunakan sudo, maka kita akan diminta memasukkan password sebelum bisa mendapat hak akses root. Password yang diminta disini adalah password log in yang sesuai dengan username kita, bukan password root. Penggunaan sudo memiliki jangka waktu tertentu, jika dalam waktu tertentu perintah ini tidak digunakan, maka disaat kita menjalankan perintah sudo

kembali, permintaan untuk memasukkan password akan kembali muncul.

Sekarang kita akan mencoba menggunakan sudo pada terminal, jalankan program gnome-terminal (Applications → Accessories → Terminal), pada gnome-terminal jalankan perintah

$ cat /etc/shadow

cat: /etc/shadow: Permission denied

File yang yang terdapat di /etc/shadow membutuhkan hak akses root untuk membacanya, sekarang jalankan perintah berikut ini

$ sudo cat /etc/shadow Password:


(60)

Setelah kita memasukkan password username kita, maka isi dari file /etc/shadow akan ditampilkan, seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 3.13 Menggunakan sudo

Pada perintah diatas, kita harus mengetikkan sudo setiap kali membutuhkan hak akses sebagai root, untuk menggunakan root shell, maka pada terminal ketik perintah berikut, dan untuk keluar dari root shell, tekan CTRL +D

$ sudo –i

Gambar 3.14 Memperoleh root shell

Bisa bisa juga dengan menggunakan ALT + F2, dan ketik gksudo gnome-terminal, program gnome-terminal yang akan dijalankan akan menggunakan root shell. Pada saat menggunakan gksudo akan muncul tampilan yang meminta kita untuk memasukkan password sebelum kita bisa menjalankan program yang diinginkan, karena gksudo merupakan perintah sudo dalam mode grafik. Jika kita ingin menggunakan program file browser nautilus dalam mode root, tekan ALT + F2, ketik gksudo nautilus. Penggunaan hak akses root tidak disarankan dalam penggunaan sehari-hari.


(61)

Gambar 3.15 gksudo

Tampilan yang terlihat seperti pada gambar 3.15 akan terjadi bila kita mengakses aplikasi yang ada pada menu System → Administration, karena aplikasi yang ada pada menu ini membutuhkan hak akses sebagai root.

3.5

gnome-terminal, gedit, file-roller

Sekarang kita sudah mengetahui bagaimana cara menjalankan program yang ada di Ubuntu, dan juga sudah tahu bagaimana memperoleh hak akses root. Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan mengenai penggunaan program gnome-terminal, gedit dan file-roller gnome-terminal merupakan program untuk mengakses shell pada Linux dalam mode grafik dengan menggunakan Gnome. Dengan menggunakan gnome-terminal, kita bisa mengetikkan perintah-perintah Linux. Sedangkan gedit adalah teks editor default jika kita menggunakan Gnome sebagai X Window. file-roller merupakan GUI pada Gnome untuk membuat dan mengekstrak file-file archive seperti zip, tar, tar.gz, tar.bz2

gnome-terminal

Setelah program gnome-terminal terbuka, kita akan mencoba membuat profil baru untuk digunakan oleh gnome-terminal dengan mengedit preferences dari gnome-terminal. Pada gnome-terminal klik menu Edit → Profiles, akan muncul tampilan untuk membuat profil baru yang akan kita gunakan sebagai profil default didalam menjalankan program gnome-terminal.


(62)

Gambar 3.16 Membuat profile gnome-terminal

Klik button New untuk membuat profil baru. Isikan Profile name dengan nama yang diinginkan, dan Based on pilih Default, kemudian klik Create. Muncul tampilan untuk mengedit profil yang baru dibuat, dimana terdapat tab seperti General, Title and Command, Color, Effects, Scrolling dan lainnya. Klik pada tab Color karena kita akan mencoba mengganti warna dari gnome-terminal. Pada check box Use colors from system theme hilangkan tanda  kemudian pada Built-in schemes pilih warna yang diinginkan.

Kita juga bisa menambahkan grafik sebagai background dari gnome-terminal, untuk itu klik tab Effects kemudian klik radio button Background image dan cari file grafik yang diinginkan untuk menjadi background bagi gnome-terminal.


(63)

Jika sudah selesai, klik Close untuk menutupnya, dan kita kembali ke tampilan Profiles. Pada Profile used when launching a new terminal pilih nama profil yang baru kita buat, kemudian klik Close

Gambar 3.18 Memilih profil

Tutup program terminal, kemudian jalankan kembali gnome-terminal, maka sekarang tampilannya akan sesuai dengan profil yang telah kita buat tadi. Pada gnome-terminal kita bisa membuka banyak window dengan cara klik menu File → Open Tab → [Pilih profil yang diinginkan]. Jika ingin mengganti profil dari gnome-terminal yang sedang dibuka, klik menu Terminal → Change Profile → [Pilih profil yang dinginkan].

Sebagai langkah pertama dalam menggunakan gnome-terminal untuk perintah-perintah linux, jalankan perintah berikut ini:

$ mkdir list_packages

Perintah diatas membuat direktori bernama list_packages pada home direktori kita, yang akan digunakan untuk menyimpan daftar paket-paket program yang terinstall pada Ubuntu untuk pertama kali. Sekarang pindah kedalam direktori tersebut dengan menggunakan perintah


(64)

Dari dalam direktori list_packages, jalankan perintah berikut ini:

$ dpkg -l | cat > daftar_package_clean_install $ sudo find /* | cat > daftar_file_clean_install

Pada perintah pertama yaitu dpkg -l, perintah ini untuk menampilkan daftar program-program yang terinstall pada Ubuntu, kemudian dengan pipe ( | ), output nya disimpan oleh perintah cat dalam file yang bernama daftar_package_clean_install. Jika file ini dibuka dengan teks editor seperti gedit, isinya adalah daftar program-program yang terinstall pada Ubuntu. Perintah yang kedua yaitu sudo find /* akan mencari semua file dan direktori dalam sistem dan hasilnya disimpan dengan perintah cat kedalam file dengan nama daftar_file_clean_install.

Untuk apa hal ini dilakukan? Hal ini berguna apabila kita nanti menginstall sebuah program, dan program tersebut ternyata mengakibatkan sistem kita crash, jika program tersebut tidak bisa di uninstall, maka kita bisa menghapus secara manual dengan cara membandingkan file-file yang ada sebelum kita menginstall program tersebut, dengan file-file yang ada setelah kita menginstall program. Hal ini bisa dilakukkan dengan menggunakan perintah diff.

Gambar 3.19 Menggunakan perintah dpkg dan find

Beberapa perintah dasar linux lainnya seperti man, info, rm, rmdir, passwd, whoami, mv, ls. Untuk mengetahui penggunaan dari perintah ini, gunakan perintah man, contohnya kita ingin mengetahui penggunaan dari perintah ls, maka jalankan perintah berikut

$ man ls


(65)

$ id

Melihat informasi mengenai distro yang digunakan

$ lsb_release -a

Melihat user yang sedang login dalam sistem

$ w

Mengganti password log in. Sesuaikan dengan username yang digunakan.

$ passwd urangkayo

Melihat informasi mengenai cpu yang kita gunakan

$ cat /proc/cpuinfo

Melihat informasi dari versi kernel yang digunakan, cpu

$ uname -a

Gambar 3.20 Menjalankan perintah linux di gnome-terminal

Jika kita ingin meng-copy teks yang ada pada gnome-terminal, select teks tersebut dengan menggunakan mouse, kemudian tekan CTRL + SHIFT + C, untuk melakukan paste gunakan CTRL + SHIFT + V.


(66)

Mengenai command line pada linux nantinya akan dibahas dalam bab yang membahas mengenai shell dan command line.

gedit

gedit merupakan GUI teks editor yang ada pada Gnome. Pada Linux ada banyak teks editor, seperti vi/vim serta emacs yang merupakan teks editor yang memiliki fitur-fitur yag luar biasa. Untuk vim dan emacs, akan dibahas pada bagian lain dari buku ini. Untuk saat ini kita akan membahas mengenai gedit.

Jalankan program gedit dari menu Applications → Accessories → Text Editor, bisa juga dengan menekan ALT + F2 kemudian ketik gedit.

Gambar 3.21 gedit

Dalam menggunakan gedit, kita tidak akan menemukan kesulitan yang berarti, karena teks editor ini sangat mudah untuk digunakan dan berbasiskan pada GUI. Untuk mengedit konfigurasi dari gedit, klik menu Edit → Preferences, disini kita bisa mengedit konfigurasi dari gedit, seperti pada tab View, kita bisa memilih untuk


(67)

menampilkan nomor baris dengan menandai pilihan Display line number, pada tab Editor, kita bisa menentukan agar gedit tidak membuat file backup ketika kita menyimpan file dengan menghilangkan tanda  didepan Create a backup copy of files before saving. Jika telah selesai klik Close untuk menyimpan hasil perubahannya.

Gambar 3.22 gedit preferences

Untuk menyimpan file yang sudah selesai dibuat atau di edit, klik menu File → Save (CTRL + S) atau klik button yang ada tulisan Save, muncul kotak dialog untuk menyimpan file yang diinginkan. Untuk menyimpan pada direktori yang diinginkan, klik Browse for other folders tentukan direktori yang diinginkan, dan klik Save. Anda bisa bereksplorasi dengan gedit, seperti penggunaan syntax highlighting sesuai dengan teks yang sedang kita edit.

Syntax Highlighting merupakan fitur yang akan memberi warna pada teks sesuai dengan teks yang kita edit, misalnya jika kita mengedit file PHP pada gedit, maka warna teks untuk perintah-perintah PHP dan komentar akan dibedakan oleh gedit, hal ini akan membuat kita jadi lebih mudah didalam mengedit sebuah file.


(68)

Gambar 3.23 Menyimpan file pada gedit

file-roller

Untuk menggunakan roller, tekan ALT + F2, kemudian ketik file-roller, akan terlihat tampilan dari program seperti yang terlihat pada gambar berikut ini

Gambar 3.24 file-roller

Klik New untuk membuat archive file, akan muncul dialog untuk membuat sebuah file archive. Isikan nama untuk file archive yang akan dibuat. Save in folder merupakan tempat file archive disimpan. Browse for other folders untuk mengganti direktori tempat menyimpan file. Archive type digunakan untuk memilih tipe dari file archive yang akan dibuat, bisa .tar.gz, .tar.bz2, .tar, .zip dan lain-lain. Pada buku ini kita akan mencoba untuk membuat archive dengan format .tar.gz, kemudian klik tombol New.


(69)

Gambar 3.25 Membuat file archive

Sekarang kita kembali ketampilan dari Archive Manager. Untuk memasukkan file kedalam file archive yang kita buat, klik menu Edit

→ Add files

Gambar 3.26 Add files

Akan terbuka sebuah kotak dialog untuk mencari file yang akan kita tambahkan kedalam archive. Setelah file tersebut kita pilih maka klik Add. Jika kita ingin menambahkan direktori kedalam file archive tadi, klik Edit → Add folder. Sama seperti halnya dengan menambah file, akan muncul juga kotak dialog untuk menambah direktori kedalam file archive tersebut. Cari direktori yang ingin ditambahkan, kemudian klik Add


(70)

Gambar 3.27 Memilih file untuk archive

Maka file archive yang kita buat tadi sekarang berisikan file dan direktori yang telah kita tambahkan barusan. Sekarang kita bisa menutup program Archive Manager. Karena pada buku ini penulis menyimpan file archive tadi pada direktori /home/urangkayo/latihan, maka bisa kita lihat pada direktori tersebut sekarang sudah ada file dengan nama tes.tar.gz

Untuk meng-extract file yang sudah kita compress tadi, maka klik dua kali pada file tersebut, disini penulis akan mengklik dua kali pada file tes.tar.gz, maka akan terbuka program Archive Manager.


(71)

Selanjutnya, klik button Extract untuk meng-extract file tes.tar.gz. Maka akan muncul kotak dialog untuk meng-extract file ini. Tentukan direktori tempat file tes.tar.gz akan di extract pada Extract in folder kita juga bisa menentukan apakah akan meng-extract semua file atau hanya file tertentu saja. Setelah selesai menentukan pilihannya, sekarang klik button Extract. File yang kita extract ini akan ditempatkan pada direktori yang telah kita tentukan tadi.

3.6

Konfigurasi Jaringan dan Modem

Jika pada saat proses installasi kita memilih untuk tidak mengkonfigurasi jaringan atau jika ingin mengganti konfigurasi dari jaringan yang telah dibuat sebelumnya, untuk mengkonfigurasi jaringan klik menu System → Administration → Networking (network-admin). Terdapat tab Connection, General, DNS, Hosts. Klik tab Connection, dan klik pada jaringan yang akan dikonfigurasi, pada buku ini jaringan yang akan dikonfigurasi adalah jaringan kabel, untuk itu klik Wired Connection selanjutnya klik button Properties

Gambar 3.29 Network Settings

Akan muncul tampilan untuk mengkonfigurasi network card yang miliki. Linux mengenal network card dengan nama eth (untuk ethernet card). Network card pertama akan diberi nama eth0, dan network card kedua diberi nama eth1 dan seterusnya. Hilangkan tanda √ pada check


(72)

box Enable roaming mode, karena kita akan memberikan IP Address statik. Pada menu drop down Configuration pilih Static IP Address

Gambar 3.30 Konfigurasi IP Address

Isikan nilai untuk IP address, Subnet Mask, dan Gateway address, sesuai dengan konfigurasi jaringan yang diinginkan. Jika telah selesai, klik OK. Sekarang akan kembali ke tampilan seperti gambar 3.29. Sekarang klik tab DNS untuk mengisikan IP Address dari DNS server. Klik button Add dan isikan nilai IP address yang digunakan.

Gambar 3.31 Setting IP DNS

Sekarang klik kembali tab Connection, untuk mengaktifkan jaringan yang telah kita konfigurasi ini, berikan tanda pada check boxcheck box yang terdapat di Wired Connection, lihat gambar 3.32 untuk lebih jelasnya. Jika dari command line, buka program gnome-terminal kemudian ketikkan perintah berikut ini


(73)

Gambar 3.32 Mengaktifkan konfigurasi jaringan

Sekarang lihat gambar 3.29. Untuk mengaktifkan modem yang digunakan (pada contoh ini penulis menggunakan koneksi dial up), klik Modem Connection selanjutnya klik button Properties. Pada tab General, berikan tanda √ didepan Enable this connection, selanjutnya isikan nomor telepon dial serta username dan password yang digunakan. Kemudian klik tab Modem, tentukan port yang digunakan oleh modem pada Modem port (biasanya /dev/modem). Pada tab Options, kita bisa mengaktifkan Retry if the connection breaks or fails to start agar modem men-dial secara otomatis jika koneksinya putus. Klik OK jika telah selesai melakukan konfigurasi modem. Jangan lupa untuk memberi tanda di sebelah kiri dari nama modem untuk mengaktifkannya

Gambar 3.33 Konfigurasi Modem

Perlu diingat adalah pada tab General isikan sesuai dengan data yang anda peroleh dari ISP anda. Satu hal yang menjadi kesulitan bagi kita adalah jika kita menggunakan hardware modem yang dikenal dengan winmodem yaitu modem yang hanya bisa berjalan pada Windows. Jika kita memiliki winmodem silahkan mengunjungi website http://www.linmodems.org untuk mencari driver dari modem yang anda


(74)

miliki. Untuk mengetahui vendor dan tipe dari modem kita bisa menggunakan perintah lspci untuk menampilkan informasi mengenai card pci yang terpasang (modem biasanya dipasang di card pci). Jika kita sudah mengetahui vendor dari winmodem yang digunakan, maka cari drivernya pada http://www.linmodems.org. Beberapa website lain yang berguna seperti http://www.linuxant.com jika menggunakan chipset Connexant, untuk modem Lucent bisa melihat di http://www.physcip.uni-stuttgart.de/heby/ltmodem/.

3.7

Ubuntu Repository

Repository merupakan sebuah data warehouse (bisa berupa website, ftp site, atau lokal). Agar kita bisa menginstall program-program yang dibutuhkan, maka kita perlu mengkonfigurasi software repository yang akan digunakan oleh program seperti synaptic atau apt. Pada bagian ini, akan dijelaskan cara mengkonfigurasi repository dengan menggunakan synaptic. Untuk menjalankan synaptic, klik menu System → Administration → Synaptic Package Manager.

Setelah program synaptic terbuka, kemudian klik menu Settings → Repositories akan muncul sebuah kotak dialog Software Sources, dimana terdapat tab-tab Ubuntu Software, Third-Party Software, Updates, Authentication, Statistic. Klik tab Ubuntu Software, berikan tanda  pada semua check box yang ada dibawah Downloadable from the Internet untuk main, universe, restricted, multiverse repository dan pada pilihan Download from: pilih Server for Indonesia.


(75)

Sekarang klik tab Updates, dan berikan tanda  pada check box didepan Important security updates dan Recommended updates, untuk Check for updates pilih Daily, serta tandai pilihan Only notify about available updates lihat gambar berikut.

Gambar 3.35 Ubuntu updates

Jika telah selesai, klik button Close untuk menutupnya. Dan akan kembali ketampilan program synaptic. Pada synaptic, sekarang klik button Reload untuk meng-update indeks dari program-program yang tersedia pada repository tersebut, kemudian tutup program synaptic. Bagaimana jika kita tidak terhubung dengan internet, dan ingin menggunakan media seperti CD/DVD untuk repository Ubuntu ini. Pada Software Sources klik tab Third-Party Software, kemudian klik button Add CD-ROM akan keluar kotak dialog yang meminta kita memasukkan CD-ROM, masukkan CD-ROM yang akan digunakan dan klik OK, sekarang kita akan diminta untuk mengisi nama untuk CD-ROM yang digunakan, kita bisa mengisikan sembarang nama dan klik OK, setelah prosesnya selesai klik Close untuk kembali ke program synaptic dan jangan lupa untuk mengklik button Reload yang ada pada synaptic.


(76)

Gambar 3.36 Add CD-ROM

Untuk bisa memperoleh CD/DVD repository Ubuntu, kita bisa memesan lewat website http://wiki.ubuntu-id.org/PemesananDvdReposUbuntu, untuk memperoleh DVD repository Ubuntu. Silahkan ikuti langkah-langkah yang ada pada website tersebut. Hal ini sangat berguna apabila kita tidak terhubung dengan internet atau hanya memiliki bandwith yang kecil.

Setelah kita selesai mengkonfigurasi repository dan sukses melakukan Reload terhadap repository tersebut. Jika program-program yang ada pada repository memiliki versi lebih baru dibandingkan dengan versi yang terinstall pada komputer kita, pada system notification akan muncul tool tip memberitahukan bahwa updates terhadap program-program yang terinstall tersedia pada repository yang telah kita konfigurasi tadi.


(1)

Gambar C.5 File MD5SUM

Klik pada file tersebut, sehingga akan muncul isi dari file tersebut pada browser, seperti terlihat pada gambar C.6. Nilai inilah yang akan kita cocokkan dengan nilai MD5 yang akan didapatkan dari ISO yang telah didownload. Anda bisa mengcopy nilai MD5 tersebut kedalam teks editor sehingga memudahkan untuk membandingkan nilainya

Gambar C.6 Isi dari file MD5SUM

Untuk memeriksa MD5 dari ISO yang telah didownload pada Windows, penulis menggunakan program fsum.exe yang bisa didownload pada website http://www.slavasoft.com. Download fsum.exe dan simpan pada direktori yang sama dengan anda menyimpan iso Ubuntu yang didownload, sekarang bukan command prompt pada Windows, Jika menggunakan Windows XP, klik Start →

Run → ketik cmd. Pada command prompt, pindah kedirektori tempat anda menyimpan iso Ubuntu, setelah berada pada direktori tersebut, jalankan fsum dengan options –md5 di ikuti nama file ISO nya.


(2)

Tunggu beberapa saat sampai nilai MD5 dari file ISO ini dicalculateoleh program fsum.exe. Setelah selesai akan muncul nilai MD5 dari file tersebut, sekarang cocokkan nilai ini dengan nilai yang terdapat pada file MD5SUM tempat kita mendownload ISO Ubuntu ini. Ingat, sesuaikan dengan nama rilis yang digunakan, jika yang didownload Ubuntu Desktop untuk i386, maka nilai MD5 yang dilihat pada file MD5SUM juga baris untuk Ubuntu Desktop i386, seperti “d2334dbba7313e9abc8c7c072d2af09c *ubuntu-7.10-desktop-i386.iso”

Gambar C.7 Program fsum.exe

Agar lebih mudah anda bisa mengcopy nilai yang dihasilkan fsum dan nilai yang terdapat pada file MD5SUM kedalam teks editor, kemudian membandingkannya, jika nilai yang terdiri dari 33 karakter ini sama, maka ISO yang anda download sudah bisa di burn kedalam media CD. Jika anda berada pada Linux, maka kita bisa langsung menggunakan program md5sum untuk melihat nilai MD5 pada file ISO yang didownload, sekarang pada gnome-terminal, pindah kedirektori tempat menyimpan hasil download ISO tersebut, kemudian ketik perintah berikut, tunggu beberapa saat sampai hasil perhitungan nilai MD5 ini selesai dilakukan oleh program md5sum. $ md5sum ubuntu-7.10-desktop-i386.iso

d2334dbba7313e9abc8c7c072d2af09c ubuntu-7.10-desktop-i386.iso Hasil perbandingan antara nilai yang dihasilkan fsum.exe,md5sum dengan nilai pada MD5SUM dapat dilihat pada gambar C.8. Nilai yang identik untuk 33 karakter yang pertama menandakan file ISO tersebut valid. Jika anda perhatikan, penamaan yang digunakan oleh


(3)

fsum.exe memberikan tanda * (bintang) sebelum nama file, sementara program md5sum tidak. Hal ini tidak menjadi masalah, karena yang dibandingkan hanyalah 33 karakter pertamanya saja. Jika 33 karakter pertama ini nilainya tidak sama, maka file ISO yang didownload mengalami kerusakan dan tidak bisa digunakan. Anda harus mendownload ulang ISO tersebut.

Gambar C.8 Hasil perbandingan nilai md5sum

A.3 Memburning ISO Ubuntu

Setelah kita memverifikasi nilai MD5SUM dan memperoleh nilai yang sama dengan yang terdapat pada website tempat kita mendownload file ISO tersebut, maka file ISO ini sudah bisa diburn kedalam media CD untuk bisa digunakan menginstall Ubuntu. Satu hal yang penulis sarankan didalam mem-burn file ISO ini adalah jangan gunakan kecepatan maksimum dari kemampuan CD/DVD Writer yang dimiliki. Untuk lebih amannya gunakan kecepatan maksimal 8x didalam mem-burn file ISO ini. Pada Windows, kita bisa menggunakan program seperti Nero Burning ROM atau jika ingin menggunakan free program, gunakan ISO Recorder, download di http://isorecorder.alexfeinman.com/, sesuaikan dengan versi Windows yang digunakan. Pada sub bab ini penulis akan memperlihatkan cara memburn ISO dengan menggunakan Nero Express 7 yang menjadi bagian dari Nero Burning ROM. Install Nero Burning Rom, kemudian jalankan program Nero Express, maka akan muncul tampilan seperti yang terlihat pada gambar C.9 berikut ini, pada tampilan Nero Express, klik button pada kolom kiri yang ada tulisan Image, Project, Copy, selanjutnya pada tampilan kolom kanannya klik Disc Image or Saved Project.


(4)

Gambar C.9 Nero Express

Akan muncul window untuk memilih image ISO yang ingin diburning, tentukan path tempat anda menyimpan file tersebut, kemudian klik pada file tersebut dan klik button Open.

Gambar C.10 Open File ISO

Selanjutnya akan muncul tampilan untuk memburn file ini. Untuk menampilkan settingan dari CD/DVD Writer yang digunakan, klik tanda pada yang ada disebelah kiri dari window ini. Pada Writing Speed, pilih 8x (1.200 KB/s), jika anda memiliki lebih dari satu recorder


(5)

tentukan nama CD/DVD Writernya. Jika telah selesai mengatur settingannya, klik button Burn untuk memulai proses burning. Lihat gambar berikut

Gambar C.11 Mengatur Settingan Nero

Tunggu beberapa saat, kurang lebih 10 menit jika menggunakan kecepatan 8x, maka proses burning akan selesai, dan CD Ubuntu tersebut sudah bisa digunakan untuk menginstall Ubuntu pada komputer anda.

Gambar C.12 Proses burning selesai

Pada linux, memburning file ISO jauh lebih mudah, buka direktori tempat anda menyimpan file ISO yang telah didownload sebelumnya dengan menggunakan Nautilus, kemudian klik kanan pada file ISO tersebut, dari menu yang muncul, klik Write to Disc (lihat bab 14) akan muncul dialog box untuk memburn file tersebut, tentukan CD/DVD Writer yang digunakan serta kecepatan proses burn (gunakan 8x) atau anda bisa menggunakan program seperti GnomeBaker yang memiliki GUI. Jika ingin memburn melalui command line, bisa menggunakan wodim, untuk itu tentukan device yang ingin digunakan dengan perintah


(6)

$ wodim -scanbus dev=ATA

scsibus1:

1,0,0 100) 'TSSTcorp' 'CD-R/RW SH-R522C' 'TS01' Removable CD-ROM

1,1,0 101) 'CD-ROM ' 'F567E ' '00G9' Removable CD-ROM

Perintah diatas digunakan jika CD/DVD Writer yang digunakan adalah ATA/IDE. Untuk SCSI, tidak perlu menggunakan option dev=ATA. Pada output diatas, terlihat baris berikut ini

1,0,0 100) 'TSSTcorp' 'CD-R/RW SH-R522C' 'TS01' Removable CD-ROM

Dimana nilai 1,0,0 adalah nilai yang digunakan untuk menentukan device yang akan digunakan. Pada gnome-terminal jalankan perintah berikut untuk memburn ISO, terlebih dahulu pindah kedalam direktori tempat menyimpan file ISO ini.

$ cd ~/ISO

$ wodim -eject -v speed=8 dev=1,0,0 \

ubuntu-7.10-desktop-i386.iso

Nilai pada option dev=1,0,0 diperoleh dari perintah wodim sebelumnya. Disini kita menggunakan option speed untuk menentukan kecepatan dari drive CD/DVD Writer yang digunakan. Jika anda menggunakan Mac OS X untuk memburning file ISO ini, langkah-langkahnya adalah, jalankan Disk Utility yang terdapat pada Utilities folder, kemudian klik Images → Burn → pilih file ISO yang akan diburn. Perlu diingat dalam memburn file ISO ini adalah, jangan menggunakan tipe data didalam memburn nya, karena hal ini akan membuat ISO yang diburn tidak akan bisa digunakan untuk booting dan menginstall Ubuntu. Gunakan selalu tipe Burn Disk Image atau options lain yang mirip, sesuai dengan program burn yang digunakan, agar file ISO tersebut bisa digunakan untuk booting dan menginstall Ubuntu.