Mounting dan Manajemen File System

Hardware dan Mounting File System 209 Kita juga bisa dengan menjalankan perintah dmesg pada shell. Pada gambar dibawah ini merupakan potongan output dari dmesg yang menampilkan informasi tentang device yang terpasang Gambar 9.5 Output dari dmesg Gunakan perintah mount untuk melihat file system yang di mounting oleh system. Contohnya pada gambar berikut ini. Perintah mount juga digunakan untuk melakukan mounting file system kedalam sebuah mount point. mount Gambar 9.6 Melihat file system dengan mount Setelah mengetahui informasi device, maka kita perlu menyediakan mount point dari device tersebut. Misalkan kita ingin melakukan mount partisi devhda2 pada mount point mntdata, maka kita harus melihat apakah direktori mntdata sudah ada atau belum, kita bisa menggunakan perintah ls -l mnt untuk itu. Jika belum tersedia maka kita harus membuat direktori data terlebih dahulu didalam direktori mnt, jalankan perintah sudo mkdir mntdata 210 Pake Ubuntu Yuk Dijamin ga bakalan kena usus buntu Untuk melakukan mount maka kita bisa menggunakan perintah mount [nama device] [mount point]. sudo mount devhda2 mntdata ls -l mntdata total 144 -rwxr-xr-x 1 root root 7131 2007-01-28 08:16 apache -rwxr-xr-x 1 root root 232 2007-01-19 11:05 desktop.ini drwxr-xr-x 2 root root 16384 2006-07-21 13:59 scorvia_project Jika telah selesai kita gunakan, kita bisa melakukan perintah umount [mount point] untuk melepaskan device tersebut dari sistem, sudo umount mntdata ls -l mntdata total 0 Untuk mengetahui lebih jauh mengenai opsi-opsi yang bisa digunakan ketika melakukan perintah mount bisa melihat pada manual dari perintah tersebut. Beberapa opsi yang umum dipakai yaitu  -r : opsi untuk memberitahu agar filesystem di mount dalam mode read only.  -t [tipe] : digunakan untuk memberitahukan tipe filesystem. Jika kita ingin agar suatu device langsung di mount pada waktu booting, maka kita perlu mencantumkannya pada file etcfstab karena Linux membaca file ini ketika proses booting berlangsung untuk melakukan mount terhadap sebuah device. Berikut ini merupakan isi dari file etcfstab di Linux Ubuntu penulis Hardware dan Mounting File System 211 Gambar 9.7 Isi file dari fstab Format umum penulisan pada etcfstab adalah [nama device] [mount point] [tipe filesystem] [option] [dump] [pass]  [nama device] seperti devhda1, devhdb4, devsda3.  [mount point] seperti mntdata, home, media.  [tipe filesystem] seperti ext2, ext3, vfat, reiser.  [option] untuk option yang tersedia seperti ro read only, rw read write, exec eksekusi program, noexec tidak bisa mengeksekusi program pada filesystem, suid suid enables, nosuid suid disables.  [dump] digunakan untuk perintah backup, harus diisi dengan nilai 0  [pass] digunakan untuk melakukan check pada filesystem saat booting berlangsung. Harus bernilai 1 satu untuk root filesystem dan bernilai 2 untuk filesystem lain yang ada pada harddisk. Untuk filesystem lain berikan nilai 0 untuk men-disable. Jika kita ingin agar devhda2 di mount pada mntdata pada saat booting sehingga saat kita login filesystem ini bisa langsung digunakan, maka kita harus tambahkan baris berikut pada file 212 Pake Ubuntu Yuk Dijamin ga bakalan kena usus buntu etcfstab. Buka file etcfstab dengan teks editor seperti gedit kita harus mengeditnya sebagai root. sudo gedit etcfstab Isikan baris berikut pada etcfstab devhda2 mntdata vfat ro 0 2 Untuk melihat kapasitas serta total pemakaian dari filesystem, gunakan perintah df, tambahkan flag –h agar memudahkan kita dalam membaca outputnya. df -h Meskipun jarang terjadi, mungkin filesystem yang kita gunakan pernah rusak karena proses shutdown yang tidak benar, sehingga kita harus melakukan pemeriksaan terhadap filesystem secara manual bisa menggunakan perintah fsck atau e2fsck. Perlu diingat filesystem yang ingin di cek dengan perintah tersebut tidak boleh dalam keadaan lagi di mount oleh sistem, jadi harus di umount terlebih dahulu. Misalkan kita ingin melakukan cek terhadap devhda5 yang di mount pada mntdata, maka kita harus melakukan perintah umount terlebih dahulu. Gambar 9.8 Melakukan fsck terhadap file system Mount FAT dan NTFS di Linux Pada contoh sebelumnya, kita sudah mencoba melakukan mount fat file system yang dimount ke mntdata. Akan tetapi perintah tersebut hanya memiliki hak akses read bagi user biasa. Jika ingin menggunakan file system fat tersebut dengan hak akses read dan write bagi semua user, maka gunakan options umask=000. Pada contoh berikut ini, partisi fat berada pada devhda2 dan akan di mount Hardware dan Mounting File System 213 pada mntdata. Jika pada contoh sebelumnya file system ini belum dimounting, umount terlebih dahulu sudo umount mntdata sudo mount devhda2 mntdata -t vfat \ -o iocharset=utf8,umask=000 Setelah menjalankan perintah diatas, maka kita tidak harus menggunakan perintah sudo jika ingin mengakses mntdata untuk melakukan penulisan pada mount point tersebut. Jika ingin file system ini dimount pada saat system kita jalankan , maka kita harus menambahkan baris berikut ini pada etcfstab ingat, jika file etcfstab telah dimodifikasi seperti pada contoh sebelumnya, hapus terlebih dahulu baris “devhda2 mntdata vfat ro 0 2” yang digunakan pada contoh sebelumnya. Buka file etcfstab dengan teks editor sudo gedit etcfstab Tambahkan baris berikut ini pada etcfstab, dan simpan hasilnya. devhda2 mntdata vfat \ iocharset=utf8,umask=000 0 0 Bagaimana jika kita menggunakan tipe NTFS? Untuk tipe NTFS, pada saat kita menjalankan perintah berikut ini sudo mount devhda1 mntwindows -t ntfs Perintah diatas akan membuat partisi devhda1 dengan file system NTFS dimount pada mntwindows, dan hanya bisa di akses dengan menggunakan hak akses root, jika kita mencoba mengakses tanpa menggunakan hak akses root, maka akan ditolak oleh system. Untuk melakukan mount NTFS agar bisa di akses oleh user biasa, maka gunakan perintah berikut dengan asumsi partisi NTFS ada pada devhda1 dan di mount pada mntwindows sudo mount devhda1 mnt -t ntfs \ -o nls=utf8,umask=0222 214 Pake Ubuntu Yuk Dijamin ga bakalan kena usus buntu Jika kita ingin agar bisa mempunyai hak akses read dan write pada file system NTFS, maka harus menginstall terlebih dahulu program dengan nama ntfs-3g install melalui synaptic atau apt. Mulai Ubuntu 7.10, ntfs-3g sudah terinstall secara default. Untuk itu anda bisa memeriksa apakah ntfs-3g sudah terinstall atau tidak pada system Ubuntu anda dengan perintah dpkg –l |grep ntfs-3g Jika belum terinstall, install ntfs-3g dengan perintah berikut sudo apt-get install ntfs-3g sudo mount devhda1 mnt -t ntfs-3g -o nls=utf8 Agar bisa dimount pada saat booting, tambahkan baris berikut pada etcfstab devhda1 mntwindows \ ntfs-3g defaults,locale=en_US.utf8 Dengan menambahkan baris ini kedalam etcfstab, maka setiap kali system restart, partisi NTFS tersebut secara otomatis akan dimount. Bagaimana jika kita memiliki sebuah file dengan ekstension .iso dan ingin melihat isi file ini sebelum diburn kedalam media CD. Kita bisa menggunakan perintah berikut untuk melakukan mount sebuah file ISO, disini diasumsikan test_backup.iso yang terdapat pada home direktori penulis, dan dimount kedirektori mediatest sudo mount -o loop ~latihantest_backup.iso \ mediatest ls -l mediatest total 264 -rw-r--r-- 1 urangkayo urangkayo 270306 2007-04-24 08:20 GTK2-Milk-2.0.tar.bz2 Ketika kita melakukan perintah ls -l pada direktori mediatest, akan terlihat isi dari file .iso yang telah dimount tersebut. Untuk membuat file system, gunakan perintah mke2fs [partisi_harddisk] Hardware dan Mounting File System 215 sudo mke2fs devhdd3 Perintah diatas akan membuat file system ext2 pada partisi hdd3, untuk membuat ext3, kita harus menggunakan flag –j sudo mke2fs –j devhdd3 Jika file system yang telah terlanjur dibuat menggunakan ext2, untuk merubahnya gunakan tune2fs, contohnya diatas kita lupa menggunakan flag -j ketika membuat file system sehingga hasilnya adalah file system ext3, untuk merubahnya, jalankan perintah berikut tune2fs -j devhdd3 Setelah melakukan perubahan file system dari ext2 ke ext3, jangan lupa merubah isi dari etcfstab, ganti ext2 dengan ext3. File System hanya bisa dibuat pada harddisk yang telah dibuat partisi. Bagaimana dengan harddisk baru yang belum memiliki partisi, maka kita bisa menggunakan program fdisk maupun gparted untuk membuat partisi harddisk. Jika anda tidak terlalu mahir dalam menggunakan fdisk, penulis menyarankan untuk membuat partisi menggunakan gparted, karena GUI nya akan memudahkan kita dalam membuat partisi dibandingkan menggunakan fdisk. Jika file system mengalami masalah suatu hal yang jarang terjadi pada linux, maka untuk memperbaikinya, gunakan perintah fsck. Dalam menggunakan perintah fsck, harus diingat bahwa partisi yang akan di perbaiki tersebut tidak boleh dalam keadaan di mount, untuk itu kita harus melakukan umount terlebih dahulu terhadap file system ini. Perintah berikut akan melakukan fsck pada file system ext2 sudo fsck devhdd3 Untuk file system ext3 gunakan perintah berikut sudo e2fsck devhdd3 Sesuaikan dengan harddisk yang akan di perbaiki file systemnya. Setelah mengetahui bagaimana cara melakukan mount, umount dan membuat file system serta memperbaiki file system, sekarang kita akan mencoba melihat bagaimana cara mengetahui besar sebuah file system, free space yang tersedia pada file system tersebut. Untuk itu 216 Pake Ubuntu Yuk Dijamin ga bakalan kena usus buntu kita bisa menggunakan perintah df. Perintah ini akan menampilkan informasi mengenai file system yang termount pada system yang kita gunakan. df Filesystem 1K-blocks Used Available Use Mounted on devhdb4 12855564 10801472 1401052 89 devhda2 14059192 9278776 4780416 66 mnt Keterangan dari tampilan diatas adalah: Filesystem: device dari harddisk yang termount 1K-blocks: total kapasitas dalam block 1024 bytes Used: jumlah block yang digunakan Available: jumlah block kosong yang tersedia Use: persentase jumlah block yang telah digunakan Mounted on: mount point dari device filesytem Pada tampilan dari perintah diatas mungkin sulit untuk dipahami, agar lebih mudah dipahami maka kita bisa menambahkan flag -h didepan perintah df. df -h Filesystem Size Used Avail Use Mounted on devhdb4 13G 11G 1.4G 89 devhda2 14G 8.9G 4.6G 66 mnt Sekarang output dari perintah diatas jauh lebih mudah dipahami dibandingkan dengan perintah yang pertama.

9.4 Memanajemen Modules

Pada saat ini umumnya system linux menggunakan modular kernel, yang berarti kita bisa meload atau melakukan unload module saat dibutuhkan. Keuntungannya adalah kernel yang digunakan bisa jauh lebih kecil ukurannya karena hanya memuat code-code yang penting Hardware dan Mounting File System 217 saja. Untuk melakukan manajemen module pada linux, ada beberapa perintah yang bisa digunakan: lsmod: untuk menampilkan module yang sedang diload. Biasanya daftar module yang ditampilkan sangat panjang, untuk itu gabungkan dengan perintah less atau more agar lebih mudah untuk dilihat. lsmod | less Module Size Used by nls_iso8859_1 5120 1 nls_cp437 6784 1 vfat 14208 1 fat 53916 1 vfat insmod: perintah untuk meload module. Perintah ini jarang digunakan, karena lebih disarankan untuk menggunakan perintah modprobe. Jika menggunakan perintah ini tanpa full path dari module tersebut, system akan mencari module tersebut pada lokasi libmoduleskernel_yang_digunakan . sudo insmod \ libmodules2.6.20-16-generic\ kerneldriversacpibattery.ko rmmod: perintah ini untuk melakukan unload module. Sama seperti insmod, lebih disarankan untuk menggunakan perintah modprobe -r dalam meng-unload module. sudo rmmod battery modprobe: versi program yang lebih baik daripada insmod dan rmmod, perintah ini menggunakan file yang diciptakan oleh depmod dalam menangani module yang diload. Untuk meng-unload module gunakan flag -r sudo modprobe battery sudo modprobe -r battery