Focusing on Projects with Quick Yields and High Returns Peningkatan Recurring Income melalui ekspansi bisnis theme park Eksplorasi kota-kota potensial di luar

50 PT Bakrieland Development Tbk Laporan Tahunan 2014 Jalannya bisnis Perusahaan di tahun 2014 dibayangi oleh kondisi makro yang penuh tantangan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan menjadi sebesar 5,1 tahun 2014, dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencatatkan pertumbuhan 5,78. Kondisi tersebut diakibatkan oleh kondisi ekonomi global dan kebijakan moneter Indonesia yang ketat, seperti kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang mencapai 7,75 di November 2014. Tingkat inflasi yang cukup tinggi mencapai 8,36 diakibatkan oleh adanya penyesuaian kenaikan harga BBM serta perhelatan Pemilu membuat konsumen dan investor untuk melakukan wait and see di dalam melakukan pembelian produk-produk Properti. Selain faktor-faktor ekonomi tersebut, kebijakan Bank Indonesia pada kuartal 3 tiga tahun 2013 mengenai Loan to Value LTV ratio mulai dirasakan imbasnya pada industri properti di tahun 2014. Di tengah kondisi tersebut, Perusahaan memiliki keyakinan penuh untuk tetap menjalankan beberapa strategi yang telah direncanakan pada tahun sebelumnya diantaranya: 1. Fokus pada Proyek-Proyek dengan Tingkat Pengembalian yang Cepat dan Margin yang Tinggi Proyek-proyek perumahan memiliki karakteristik tingkat pengembalian cepat dan bermargin yang tinggi. Dengan modal land bank yang besar terutama di daerah Bogor dan Sidoarjo, Perusahaan berupaya untuk memaksimalkan kapabilitas dan potensi keuangan yang dimiliki untuk mempercepat pembangunan masterplan kedua area besar tersebut. Di tahun 2014, Perusahaan telah menyelesaikan proses akuisisi PT MMS, yang menguasai aset lahan Sidoarjo. Dengan rampungnya proses tersebut, Perusahaan dapat mulai berfokus untuk mewujudkan masterplan lahan Sidoarjo menjadi proyek township terintegrasi dengan fasilitas pendukung yang lengkap. Sedangkan untuk area Bogor, proyek Bogor Nirwana Residence, yang dikenal sebagai salah satu Perumahan kelas menengah atas di Kota Bogor terus memiliki nilai jual yang semakin tinggi dengan menyimpan potensi pengembangan yang luas. The course of the Company’s business in 2014 was overshadowed by the challenging macro conditions. Indonesia’s economic growth slowed by 5.1 in 2014, compared to 2013 where growth was recorded at 5.78. This was caused by the global economic condition and the tight monetary policy of Indonesia, including the rise of the Bank Indonesia interest rate, which reached 7.75 in November 2014. Inflation was significantly high and reached 8.36, caused by the increase of the price of fuel and the presidential election which encouraged consumers and investors to take a wait and see approach in purchasing property products. In addition to these economic factors, the policy of Bank Indonesia in the 3rd quarter of 2013 on the Loan to Value LTV ratio began to provide an impact on the real estate industry in 2014. In the midst of these conditions, the Company remained fully confident to apply some of the strategies as planned in the previous year including the following:

1. Focusing on Projects with Quick Yields and High Returns

Housing projects provide quick returns and high margins. Owning large land banks, especially in the area of Bogor and Sidoarjo, the Company is seeking to maximize the existing capability and financial potential to accelerate the development of the master plan of those vast areas. In 2014, the Company completed the acquisition process of PT MMS, which controls the Sidoarjo land asset. With the completion of this process, the Company can now begin to focus on realizing the master plan to transform the land in Sidoarjo into an integrated township with complete supporting facilities. As for the land in Bogor, the Bogor Nirwana Residence project, known as an upper- middle class housing complex in the city of Bogor, continues to have a higher sales value with a vast potential for further development. Pembahasan Strategi 2014 2014 Strategy Overview PT Bakrieland Development Tbk Annual Report 2014 51

2. Peningkatan Recurring Income melalui ekspansi bisnis theme park

Selain berfokus pada proyek-proyek properti, Perusahaan juga mengembangkan performa theme park sebagai usaha peningkatan porsi penghasilan berulang recurring income. Dengan merek “Jungle” dan produk JungleFest dan The Jungle Water Park, Perusahaan mendapatkan dua manfaat utama sekaligus, yaitu sebagai sumber penghasilan berulang dan menjadi anchor facility serta crowd puller di proyek perumahan Bogor Nirwana Residence. Di tahun 2014, usaha ekspansi Perusahaan dalam bisnis theme park adalah penyelesaian akuisisi proyek JungleLand, sebuah wahana permainan terbesar Indonesia seluas 35 Ha di daerah Sentul, Jawa Barat.

3. Eksplorasi kota-kota potensial di luar

Jabodetabek Perusahaan meyakini bahwa pertumbuhan industri properti di Indonesia ke depan tidak hanya terpusat di Jabodetabek saja. Perusahaan menyadari bahwa setiap daerah memiliki karakteristik pasar dan kebutuhan yang berbeda-beda sehingga menuntut jenis produk properti yang berbeda pula. Untuk itu Perusahaan secara internal melakukan analisa mendalam pada daerah-daerah tersebut. Sebagai contoh Perusahaan meluncurkan produk condotel dan apartemen di Yogyakarta untuk menyasar market traveller, mahasiswa, serta orang tua mahasiswa. Hal itu karena lokasi proyek yang berada dekat dengan kawasan universitas dan pusat pemerintahan kota. Contoh lain, Proyek Perusahaan di Sidoarjo yang berupa township diharapkan dapat menangkap potensi Sidoarjo sebagai kota satelit utama Surabaya. Rencana itu didukung dengan fakta bahwa proyek Sidoarjo memilki lokasi yang strategis dan dekat dengan gerbang tol Surabaya-Gempol serta area pengembangan yang masih cukup luas.

2. The increase in recurring income through the theme park business expansion