Hasil uji homogenitas posttest peneliti sajikan dalam tabel 4.6 sedangkan perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
5
Tabel 4.6 Uji homogenitas
posttest
Data Posttest
N 70
F
hitung
1,24 F
tabel
1,764
Kesimpulan Homogen
C. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis statistik dalam penelitian ini menggunakan statistik uji-t, data yang digunakan adalah posttest kedua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebagai nilai hasil belajar. Sebelum dilakukan uji-t, terlebih dahulu menghitung standar deviasi S untuk posttest
kelompok eksperimen dan kontrol, lalu hitung varians masing-masing dengan mengkuadratkan standar deviasi S
2
. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t didapat t
hitung
= 18,58 dan t
tabel
= 1,9886 pada derajat signifikan 95 dengan taraf kebebasan 68 dk = n
1
+ n
2
– 2, dengan kriteria : H
= Menyatakan tidak adanya pengaruh model inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi
H
a
= Menyatakan adanya pengaruh model inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi.
Hasil uji hipotesis posttest peneliti sajikan dalam tabel 4.7 sedangkan perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
6
Tabel 4.7 Hasil uji hipotesis
posttest eksperimen dan kontrol
Data Posttest
N 70
t
hitung
18,85
t
tabel
1,9886
5
Lampiran 19, h. 147
6
Lampiran 20, h. 148
Keterangan
Tolak Ho
Kesimpulan
Terdapat pengaruh signifikan
D. Pembahasan
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan model inkuiri terbimbing, sedangkan variabel terikatnya adalah
hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi. Setelah pembelajaran diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen
sebesar 72,6 dan kelompok kontrol sebesar 60,8. Kelompok eksperimen dan kontrol berada pada distribusi normal, dari hasil uji hasil belajar, hal tersebut
terbukti pada hasil uji prasyarat menyatakan bahwa pada F
hitung
=1,24 sedangkan F
tabel
= 1,764 pada taraf signifikan 95. menunjukan L
hitung
L
tabel
pada taraf signifikan 95. Selain itu kedua kelompok ini juga bersifat homogen F
hitung
F
tabel
, terbukti berdasarkan hasil uji hasil belajar yang telah dilakukan
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t, pada taraf signifikan 95. Dari hasil perhitungan setelah diadakan treatment hasil
belajar, diperoleh nilai t
hitung
=18,58 dan t
tabel
=1,9886. Menunjukan t
hitung
t
tabel
atau 18,58 1,9886. Dengan demikian adanya perubahan yang signifikan pada kelompok eksperimen dibandingkan kelompok kontrol.
Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu pembelajaran di mana guru memberikan suatu tema permasalahan dan memberitahukan bahan-bahan dan
alat-alat yang dibutuhkan, tetapi tidak memberikan prosedur kerja. Kegiatan inkuiri terbimbing masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku
teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan dari guru.
Berdasarkan data hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri
terbimbing yang dilakukan oleh peneliti telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran dikelas. Hal ini terlihat peningkatan tiap tahap pembelajaran
setiap pertemuan. Pembelajaran dilakukan berdasarkan tahap-tahapan inkuiri terbimbing yaitu pertanyaan masalah, penyelidikan, kumpulkan data
eksperimen, merumuskan kesimpulan, serta komunikasi hasil. Tahap pertama siswa memusatkan perhatian pada masalah yang diajukan oleh guru. Masalah
tersebut salah satunya adalah demonstrasikan tentang pengaruh luas permukaan sentuhan terhadap laju reaksi dengan garam serbuk dan garam kristal dalam
air?. Setelah diberikan masalah guru memberikan waktu menyimpulkan hasil
demonstrasi sebagai hipotesis. Guru memberikan lembaran LKS berisi tugas pada masing-masing kelompok. Setelah diberikan masalah siswa mencoba
menyusun hipotesis yang dibimbing oleh guru dan menuliskan hipotesis yang dikemukakan kelas. Hipotesis juga di tuliskan di LKS yang diberikan guru.
Pada tahap ini siswa sangat antusias mengenai laju reaksi. Dalam merumuskan hipotesis awalnya siswa mengajukan suatu pertanyaan kemudian guru meminta
siswa mengajukan pertanyaan yang hanya dijawab “ya” atau “tidak”. Siswa
cukup antusias mengajukan pertanyaan-pertanyaan sementara siswa lainnya menjawab dan diperkuat oleh jawaban guru.dalam hipotesis ini siswa langsung
mengajukan hipotesis tanpa melalui pertanyaan dan guru hanya menjawab pertanyaan yang hanya dijawab “ya” dan “tidak”.
Setelah tahap hipotesis siswa merancang percobaan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi laju reaksi untuk mengumpulkan data. Dalam
percobaan ini siswa menentukan sendiri alat dan langkah kerja, sementara bahan di oleh guru. Setelah alat dan bahan disediakan sebelumnya dan siswa
sendiri yang mengambil alat tersebut. Pada tahap ini siswa sangat tertarik dan bersemangat karena hampir semua siswa melakukan semua percobaan. Dalam
kegiatan ini, terlihat siswa dapat mempergunakan alat sesuai dengan fungsinya serta dapat melakukan percobaan secara cermat. Selama kegiatan tersebut guru
membimbing siswa dalam merancang dan melakukan percobaan. Dari percobaan yang telah dilakukan, siswa mengumpulkan data dan
merumuskan penjelasan. Data-data yang diperoleh di tulis dalam LKS yang tersedia. Dalam mengisi LKS, siswa menuliskan hasil data percobaan dan
membandingkannya dengan hipotesis awal. Dari data yang diperoleh siswa mencoba merumuskan penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi. Perumusan penjelasan dilakukan dengan mengisi pertanyaan- pertanyaan yang ada dalam LKS. Dalam merumuskan penjelasan siswa tidak
mengalami kesulitan karena bekerjasama dalam kelompok, dibimbing oleh guru, serta mencari informasi dan teori-teori dari buku sumber. Perwakilan
kelompok siswa mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas. Guru memberikan kesempatan tiap kelompok lain untuk bertanya dan
menanggapinya. Serta guru mengomentari jalannya diskusi dan memberikan penguatan serta meluruskan hal-hal yang kurang tepat.
Pada tahap menyimpulkan seluruh materi laju reaksi melalui pertanyaan pertanyaan terlampir dalam LKS. Kemudian perwakilan kelompok untuk
menyimpulkan. Dari kegiatan ini, kemampuan siswa telah cukup meskipun kesimpulan yang dibuat belum terfokus. Sehingga, siswa dibimbing oleh guru
menyimpulkan materi laju reaksi yang telah dipelajari. Diakhir pembelajaran siswa dipersilahkan bertanya mengenai materi laju reaksi yang telah dipelajari.
Tanggapan siswa pada pembelajaran inkuiri terbimbing hasil wawancara dengan perwakilan siswa kategori tinggi, sedang dan rendah adalah rata-rata
paham mengenai proses pembelajaran inkuiri terbimbing. Serta pengalaman saat belajar berlangsung, rata-rata siswa kesempatan bertanya lebih luas dan
materinya lebih berkembang karena dapat saring informasi dengan teman- teman. Tanggapan siswa terhadap praktikum membuat lebih paham, adanya
LKS membantu dalam memahami konsep dan membimbing siswa untuk menemukan konsep sendiri. Tanggapan setelah pembelajaran inkuiri juga
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar kimia. Menurut siswa, dengan pembelajaran inkuiri terbimbing membuat mereka lebih aktif dalam
pembelajaran. Siswa bahkan menginginkan semua pembelajaran dalam semua bidang studi dilakukan dengan pembelajaran yang baru, sehingga mereka tidak
merasa jenuh saat belajar. Di samping alasan di atas, hal yang lain yang tidak kalah pentingnya juga
dalam pembelajaran inkuiri terbimbing adalah peran dari seorang guru. Peran guru pada saat proses inkuiri berlangsung adalah sebagai motivator sekaligus
pemberi arah. Tugas guru sebagai motivator adalah motivasi siswa dan