Kondisi Umum Perkebunan Afdeling Rajamandala

Sistem penggajian dan tunjangan diatur berdasarkan status tenaga kerja tersebut. Gaji karyawan golongan IA, tenaga kerja harian lepas, dan tenaga kerja borongan ditetapkan berdasarkan upah minimum regional UMR yang berlaku. Sedangkan gaji dan tunjangan untuk pegawai golongan IB sampai IVD diberikan berdasarkan tingkat golongan sesuai dengan kesepakatan kerja bersama KKB. Pihak perkebunan menyediakan berbagai fasilitas dan jaminan sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan. Fasilitas yang diberikan perkebunan diantaranya berupa tempat ibadah, poliklinik, perumahan, taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan sarana olahraga. Di samping fasilitas tersebut, jaminan sosial juga diberikan pada kondisi dan waktu tertentu seperti tunjangan sakit, tunjangan hari raya, tunjangan hari tua, dan hak mendapatkan cuti tahunan, dan cuti panjang lima tahun sekali, dan tunjangan kematian.

5.3. Kondisi Umum Perkebunan Afdeling Rajamandala

Perkebunan Afdeling Rajamandala merupakan perkebunan afdeling dari perkebunan Cikumpay yang secara khusus ditanami dengan komoditas kakao. Secara geografis perkebunan Afdeling berada di desa Rajamandala Kulon, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung dengan batas wilayah sebagai berikut : Barat : Kecamatan Ciranjang Timur : Kecamatan Padalarang Utara : Bendungan Citara Selatan : Bendungan Saguling Perkebunan Rajamandala terletak pada ketinggian antara 220 – 375 meter di atas permukaan laut. Topografi tanahnya datar, bergelombang, dan berbukit dengan lereng yang landai dan curam. Jenis tanahnya bervariasi yaitu Lotosol, Regosol, Grumosol, Posdolik Merah Kuning, dan aluvial dengan derajat keasa- man berkisar antara pH 3,9 – 7. Suhu udara rata-rata di daerah perkebunan adalah 27,5º celcius dengan suhu minimum 23º celcius dan suhu maksimum 32º celcius. Kelembaban udara berkisar antara 70 – 80 persen dengan rata-rata 75 persen. Curah hujan rata-rata adalah 2453,05 mm per tahun dengan hari hujan 125,64 hari per tahun. Data curah hujan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Curah Hujan di Perkebunan Afdeling Rajamandala BLN 2004 2005 2006 2007 2008 2009 HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM Jan 11 2957 8 387 20 274 8 208 7 178 31 317 Feb 10 2845 10 452 15 261 14 245 14 250 10 155 Mar 8 235 9 344 9 129 6 56 5 131 12 253 Apr 9 2875 13 377 11 275 15 366 8 112 6 90 Mei 13 333 2 30 8 470 9 51 5 140 5 220 Jun 1 235 6 201 3 110 6 102 2 10 - - Jun 1 255 7 135 3 25 1 20 TTU - - - Agst 1 11 2 102 2 102 TTU - 9 15 - - Sept 3 66 5 174 5 174 1 25 3 10 - - Okt 3 445 6 199 3 80 10 225 12 154 - - Nov 11 188 9 200 10 136 18 287 19 280 - - Des 9 2215 14 965 17 342 15 196 11 211 - - 80 12660 91 3566 106 2378 103 1781 95 1491 64 1035 Sumber : Arsip Perkebunan Afdeling Rajamandala Keterangan: sampai dengan Mei 2009 TTU = Tak terukur Curah hujan dihitung dengan menggunakan alat yang berasal dari Badan Meteorogi dan Geofisika Jawa Barat. Adapun curah hujan yang tidak terukur TTU terjadi karena jumlah tetasan yang terdapat pada alat tidak dapat dihitung berdasarkan skala yang ada. Hal itu terjadi karena hari hanya mengalami hujan dengan curah yang kecil. Selain curah hujan, iklim juga salah satu faktor yang memengaruhi aktivitas budidaya. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidh-Ferguson, perkebunan Rajamandala termasuk tipe iklim B dengan perbandingan antara bulan kering dan bulan basah sebesar 17,5 persen. Daerah bertipe iklim B merupakan daerah basah dengan vegetasi hutan hujan tropika.

5.4. Luas Areal dan Tata Guna Lahan