II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kredit
Berdasarkan  Undang-Undang  Nomor  10  tahun  1998  tentang  perubahan atas  Undang-Undang  Nomor  7  tahun  1992  tentang  perbankan,  yang  dimaksud
dengan  kredit  adalah  Penyediaan  uang  atau  tagihan  yang  dapat  dipersamakan dengan  itu  berdasarkan  persetujuan  atau  kesepakatan  pinjam  meminjam  antara
bank  dengan  pihak  lain  yang  mewajibkan  pihak  peminjam  untuk  melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Tujuan kredit  yang diberikan oleh suatu bank antara lain: Pertama, Turut menyukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan. Kedua,
Meningkatkan  aktivitas  perusahaan  agar  dapat  menjalankan  fungsinya  guna menjamin  terpenuhinya  kebutuhan  masyarakat;  dan  Ketiga,  Memperoleh  laba
agar  kelangsungan  hidup  perusahaan  terjamin  dan  dapat  memperluas  usahanya. Adapun  unsur-unsur  dalam  kredit  tidak  terlepas  dari  unsur  kepercayaan,  waktu,
tingkat risiko, dan unsur prestasi. Suyatno et al., 2007.
2.2. Perbankan
Perbankan  menurut  Undang-Undang  Republik  Indonesia  No.10  tahun 1998  adalah  segala  sesuatu  yang  menyangkut  tentang  bank,  mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Perbankan  Indonesia  menerapkan  azas  demokrasi  ekonomi  dengan menggunakan  prinsip  kehati-hatian  dalam  melaksanakan  kegiatan  usahanya.
Sementara  itu  dari  sisi  aspek  fungsi,  Perbankan  memiliki  fungsi  utama  sebagai penghimpun  dan  penyalur  dana  masyarakat  dengan  tujuan  untuk  menunjang
pelaksanaan  pembangunan  nasional  dalam  rangka  meningkatkan  pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan rakyat banyak
Undang-Undang No. 10 tahun 1998.
2.2.1. Perbankan Syariah
Perbankan  Syariah  adalah  segala  sesuatu  yang  menyangkut  tentang  bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
dan  proses  dalam  melaksanakan  usahanya  UU  RI  no  21  Tahun  2008.  Bank
Syariah  adalah  bank  yang  menjalankan  kegiatan  usahanya  berdasarkan  prinsip syariah  dan  menurut  jenisnya  terdiri  atas  Bank  Umum  Syariah  BUS  dan  Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS. Unit  Usaha  Syariah  yang  selanjutnya  disebut  UUS  adalah  unit  kerja  dari
kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor  atau  unit  yang  melaksanakan  kegiatan  usaha  berdasarkan  prinsip  syariah,
atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang  melaksanakan  kegiatan  usaha  secara  konvensional  yang  berfungsi  sebagai
kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah danatau unit syariah.
2.2.2. Perbankan Konvensional
Perbankan konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara  konvensional  dan  berdasarkan  jenisnya  terdiri  atas  Bank  Umum
Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat UU RI No 21 Tahun 2008. Bank  Umum  Konvensional  adalah  Bank  Konvensional  yang  dalam
kegiatannya  memberikan  jasa  dalam  lalu  lintas  pembayaran.  Sedangkan  Bank Perkreditan  Rakyat  adalah  Bank  Konvensional  yang  dalam  kegiatannya  tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2.3. Kartu Kredit
Kartu  kredit  credit  card  menurut  Triandaru  dan  Budisantoso  2007 adalah  alat  berbentuk  kartu  yang  diterbitkan  oleh  suatu  lembaga  keuangan  dan
dapat  digunakan  sebagai  alat  pembayaran  transaksi  pembelian  barang  dan  jasa yang  pembayaran  pelunasannya  dapat  dilakukan  oleh  pembeli  secara  sekaligus
atau  angsuran  pada  jangka  waktu  tertentu  setelah  kartu  digunakan  sebagai  alat pembayaran.  Dengan  mempunyai  kartu  kredit,  seseorang  dapat  melakukan
pembelian  barang  dan  jasa  pada  tempat-tempat  khusus  yang  menjalin  kerjasama dengan  perusahaan  kartu  kredit  yang  bersangkutan  tanpa  harus  menggunakan
uang tunai. Pembayaran pembelian dilakukan dengan cara menggesekkan kartu kredit
pada  perangkat  yang  sudah  disiapkan  oleh  penjual  barang  dan  jasa,  sehingga transaksi  pembelian  tersebut  tercatat  pada  alat  tersebut  dan  dapat  dicetak.
Pembayaran  atau  angsuran  oleh  pemilik  kartu  diberikan  secara  langsung  kepada perusahaan kartu kredit atau melalui pihak lain yang ditunjuk.
Secara  umum,  penggunaan  kartu  kredit  sangat  bermanfaat  bagi peningkatan  efisiensi  dan  keamanan  transaksi  dalam  jual  beli  Triandaru
Budisantoso, 2007
2.3.1. Kartu Kredit Syariah
Kartu  Kredit  Syariah  merupakan  Kartu  kredit  berbasis  syariah  yang memiliki  dasar  hukum  yang  digunakan  selain  mengacu  pada  Undang
–Undang Perbankan,  juga  kepada  UU  Perbankan  Syariah  dan  Fatwa  Dewan  Syariah
Nasional  DSN  Kalsum    Latif,  2009.  Adapun  mengenai  perbedaan  Kartu Kredit Syariah dengan Kartu Kredit reguler adalah dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2  Perbedaan Antara Kartu Kredit Reguler dan Kartu Kredit Syariah Hasanah Card
No  Unsur Pembeda
Kartu Kredit Reguler Kartu Kredit Syariah
Hasanah Card 1
Dasar Hukum
UU Perbankan UU Perbankan, UUPS, Fatwa
DSN 2
Penerbit Bank Konvensional
BNI Syariah bekerjasama dengan divisi Bisnis Kartu
3 Provider
Master Card dan Visa Master Card
4 Perjanjian
Berdasarkan Bunga Berdasarkan akad Kafalah,
Qard dan Ijarah 5
Ketentuan Penggunaan
Tidak dibatasi Hanya digunakan untuk
transaksi yang sesuai syariah 6
Fitur Cash advance, danaplus,
extra dana, smartspending, transfer balance, dan
executive lounge Fitur sama dengan kartu
kredit regular, yang membedakan cara penetapan
fee-nya
7 Pendapatan
Bank Annual fee, bunga atas
transaksi, Merchant fee, denda keterlambatan
Annual fee, Mountly Fee, Merchant Fee, biaya
penagihan, denda keterlambatan sebagai dana
social
8 Cash
Collateral Tidak diperlukan
Diperlukan untuk
kartu classic 10 dari limit kartu
Sumber: Seminar Masyarakat Ekonomi Syariah 2009.
2.3.2. Kartu Kredit Konvensional Reguler
Kartu  Kredit  Konvensional  Reguler  menurut  Kalsum  dan  Latief  2009 merupakan  kartu  kredit  yang  dasar  hukumnya  mengacu  kepada  Undang-Undang
Republik  Indonesia  tentang  Perbankan.  Adapun  pendapatan  yang  diberikan  oleh
kartu  kredit  syariah  dan  kartu  kredit  konvensional  terhadap  bank  disajikan  pada Tabel 3.
Tabel 3  Pendapatan Bank dilihat perbedaannya pada Kartu Kredit   Reguler dan Kartu Kredit Syariah Hasanah Card
No
Pendapatan dari Kartu kredit Reguler
Pendapatan dari Kartu Kredit Syariah Hasanah Card
1 Membership fee
Annual Fee Annual Membership Fee  Annual Fee berasal
dari akad Ijarah bersifat Fix 2
Bunga atas Nominal Transaksi
Monthly Membership Fee berasal dari akad kafalah, diberikan discount berdasarkan jumlah
transaksinya dalam bentuk cash rebate bersifat fix
3 Merchant Fee
Merchant  Fee  Berasal  dari  akad  Ijarah besarnya sesuai transaksi
4 Cash Advance Fee
Cash Advance Fee rusum sahb al Nuqu 5
Denda Keterlambatan Biaya keterlambatan: 1 Denda keterlambatan
menjadi dana sosial; 2 Biaya penagihan boleh diakui sebagai pendapatan tawidh
Sumber: Seminar Masyarakat Ekonomi Syariah 2009
2.4. Konsep Pemasaran
Konsep  pemasaran  adalah  berhubungan  dengan  pelanggan  yang menguntungkan  Kotler    Amstrong,  2002.  Pentingnya  pemasaran  dilakukan
menurut Kasmir 2005 adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran pun semakin penting dengan
semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Pemasaran juga dapat dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing dari waktu ke waktu yang semakin meningkat.
2.4.1. Pemasaran
Pemasaran  dalam  definisi  secara  luas  adalah  proses  sosial  dan  manajerial dimana  pribadi  atau  organisasi  memperoleh  apa  yang  mereka  butuhkan  dan
inginkan  melalui  penciptaan  dan  pertukaran  nilai  dengan  yang  lain.  Dalam konteks  bisnis  yang  lebih  sempit,  pemasaran  mencakup  menciptakan  hubungan
pertukaran  muatan  nilai  dengan  pelanggan  yang  menguntungkan.  Sehingga definisi pemasaran adalah suatu proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap  nilai  dari  pelanggan  sebagai  imbalannya  Kotler,  2006.  Dilain  sisi,
menurut  Shimp  2003  pemasaran  didefinisikan  sebagai  sekumpulan  kegiatan
dimana  perusahaan  dan  organisasi  lainnya  mentransfer  nilai-nilai  pertukaran antara mereka dengan pelanggannya.
2.4.2. Jasa
Definisi  Jasa  menurut  Kotler  2000  adalah  tindakan  atau  kegiatan  yang dapat  ditawarkan  oleh  suatu  pihak  ke  pihak  lain,  yang  pada  dasarnya  tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, produksinya tidak dapat dikaitkan  dengan  suatu  produk  fisik.  Produksi  jasa  bisa  berhubungan  dengan
produk fisik maupun tidak Tjiptono, 2008. Kotler dan Amstrong 2008 menyebutkan bahwa karakteristik khusus jasa
terdiri  dari  4  jenis:  Pertama  adalah  Tak  berwujud,  memiliki  pengertian  bahwa
jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar, atau dibaui sebelum membeli.
Kedua, Tak terpisahkan memiliki pengertian bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya. Ketiga, Variabilitas  yaitu kualitas jasa bergantung pada siapa,
kapan,  dimana,  dan  bagaimana  menyediakannya  jasa  tersebut.  Keempat,  Dapat musnah
yaitu jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan dikemudian
hari.
2.4.3. Pemasaran Jasa
Pemasaran  Jasa  menurut  Kotler  dan  Amstrong  2008  adalah  program pemasaran  yang  menjadi  pertimbangan  perusahaan  mengacu  pada  empat
karakteristik  khusus  jasa  yaitu:  tak  berwujud,  tak  terpisahkan,  variabilitas,  dan dapat musnah.
2.4.4. Bauran Pemasaran Jasa
Bauran  Pemasaran  marketing  mix  menurut  Kotler  2004  didefiniskan sebagai  seperangkat  alat  pemasaran  yang  digunakan  perusahaan  untuk  terus
menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Selanjutnya,  Kotler  2004  mengungkapkan  dalam  pemasaran  dikenal
dengan  istilah  Bauran  Pemasaran  marketing  mix  yang  merupakan  seperangkat alat  dalam  pemasaran  yang  digunakan  untuk  terus  menerus  mencapai  tujuan
pemasarannya  di  pasar  yang  menjadi  sasaran.  Menurut  Lovelock  dan  Wright 2005 menyebutkan bahwa bauran pemasaran jasa menjadi lebih kompleks yang
dikenal  dengan  sebutan  8P  yang  terdiri  dari  variabel  produk  product,  harga
price,  tempat  place,  promosi  promotion,  orang  people,  produktivitas  dan kualitas  productivity  and  quality,  bukti  fisik  physical  evidence  dan  proses
process. Adapun uraian pengertiannya adalah sebagai berikut: a.
Product  Produk.  Sebuah  produk  dirancang  untuk  memuaskan  kebutuhan konsumen.  Strategi  produk  meliputi  sejumlah  keputusan  tentang  kegunaan,
kualitas,  fitur,  merk  dagang,  model,  kemasan,  garansi,  desain,  dan  pilihan ragam  produk.  Keputusan  dalam  melakukan  perubahan  pada  karakteristik
produk mutlak diperlukan seiring dengan perputaran produk tersebut. b.
Price harga. Selain harga yang ditetapkan untuk sebuah produk yang dijual kepada  konsumen,  penentuan  harga  juga  mencakup  beberapa  kebijakan
manajemen mengenai  diskon, harga, kredit, periode pembayaran, pembayaran pemindahan dan sebagainya.
c. Place  tempat.  Menempatkan  produk  jasa  berarti  menyediakan  produkjasa
tersebut  pada  tempat  pasar  yang  tepat  dan  di  waktu  yang  tepat  pula. Pertimbangan  tempat  harus  menganalisis  mengenai  keputusan  dalam
penentuan  lokasi  dan  daerah  toko,  tingkat  inventarisasi  produk,  lokasi  ruang panjang produk, serta jenis pengiriman produk tersebut.
d. Promotion  promosi.  Promosi  bermaksud  untuk  dan  membujuk  target
konsumen  dalam  hal  ini  dari  produk  yang  dijual.  Penentuan  media  yang digunakan merupakan bagian penting dari sebuah promosi produk.
e. People  orang.  Orang-orang  dalam  organisasi    perusahaan  dikenal  dengan
karyawan  sebagai  unsur  bauran  pemasaran,  memahami  peranannya  serta sebagai kontak pelanggan dengan perusahaan.
f. Productivity and Quality Produktivitas dan Kualitas merupakan ukuran dari
pengubahan input jasa  menjadi  output  yang menambah nilai  bagi perusahaan. Adapun  kualitas  adalah  menggambarkan  sejauh  mana  suatu  jasa  dapat
memuaskan  pelanggan  dengan  memenuhi  kebutuhan,  keinginan,  dan  harapan mereka. Produktivitas dan kualitas adalah dua hal yang saling melengkapi dan
tidak  bisa  dipisahkan.  Pada  perusahaan  jasa,  aspek  produktivitas  memiliki peranan  dalam  menjaga  agar  biaya  tetap  terkendali  sedangkan  kualitas  sangat
berperan penting dalam diferensiasi produk dan bagi pembentukan loyalitas.
g. Phisycal  evidence  bukti  fisik.  Bentuk  fisik  dari  produk  yang  akan  dijual
meliputi  kondisi  ruangan,  bangunan,  suasana,  tempat  parkir  dan  sebagainya yang  akan  dilihat  oleh  konsumen  sebagai  kekuatan  tertentu  dari  produk  yang
akan ditawarkan. h.
Process  proses.  Proses  merupakan  keseluruhan  prosedur,  mekanisme  dan kebiasaan  sebuah  produkjasa  dibuat  dan  disampaikan  kepada  pelanggan,
termasuk  keputusan-keputusan  kebijaksanaan  tentang  keterlibatan  pelanggan dan persoalan-persoalan keleluasaan karyawan dalam pelayanan.
2.4.5. Segmentasi, Targeting dan Positioning STP
Proses  pemasaran  menurut  Morissan  2010,  terdiri  dari  empat  langkah yaitu: a Indentifikasi pasar, b Menentukan segmentasi pasar, c Memilih pasar
yang  akan  dijadikan  target,  d  Menentukan  positioning  produk  melalui  strategi
pemasaran.
a. Indentifikasi pasar
Identifikasi  pasar  sasaran  mencakup  kegiatan  untuk  mengelompokkan konsumen yang memiliki gaya hidup, kebutuhan dan kesukaan yang sama. Dalam
hal  ini,  pemasar  harus  mendapatkan  informasi  sebanyak  mungkin  mengenai kebutuhan  konsumen.  Semakin  banyak  informasi  yang  diketahui  pemasar
mengenai kebutuhan konsumen, maka akan semakin efektif tugas pemasar dalam melakukan program komunikasi pemasaran.
b. Segmentasi pasar
Segmentasi  Pasar  seperti  yang  dikemukakan  oleh  Smith  dalam  Angipora 2002  didefinisikan  bahwa  segmentasi  pasar  merupakan  pembagian  dari  pasar
secara keseluruhan dalam kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan dan ciri- ciri konsumen. Segmentasi memungkinkan organisasi jasa mampu menyesuaikan
teknis  penawaran,  operasi  atau  penggunaan  jasa  atau  pelayanan  yang  lebih  baik, serta  pelatihan  yang  ditawarkan  oleh  Supplier  dan  dengan  harga  yang  dapat
dipercaya. Variabel-variabel  yang  dapat  digunakan  untuk  menyegmentasikan  pasar
menurut Kotler 2004, terdiri dari segmentasi geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.
c. Target pasar
Target pasar targeting merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih  satu  dari  segmen  pasar  yang  akan  dimasuki  oleh  suatu  perusahaan.
Dalam memilih segmen mana  yang dijadikan sasaran, perusahaan dapat  memilih untuk  memusatkan  perhatian  pada  satu  segmen,  beberapa  segmen,  produk  yang
spesifik, pasar yang spesifik, atau seluruh pasar Kotler, 2004. Perlu diperhatikan bahwa perusahaan dalam memilih  pasar sasaran tidak lepas dari tanggung jawab
sosial karena penetapan pasar sasaran tidak hanya semata-mata untuk kepentingan perusahaan tetapi juga kepentingan mereka yang dijadikan sasaran.
d. Positioning
Positioning  adalah  tindakan  merancang  tawaran  dan  citra  perusahaan sehingga  menempati  suatu  posisi  yang  terbedakan  diantara  pesaing  di  benak
pelanggan  sasarannya  Kotler,  2004.  Perusahaan  membedakan  dirinya  dengan mengubah  karakteristik  umum  mempunyai  karakteristik  tertentu  yang  beda  dan
unik  industrinya,  sehingga  perbedaan  itu  menjadi  keunggulan  kompetitif.  Hasil akhir  dari  positioning  adalah  keberhasilan  penciptaan  suatu  usulan  nilai  yang
terfokus pada pasar, suatu pernyataan sederhana yang jelas mengapa pasar sasaran harus membeli produk itu.
Mengenai produk terkenal, menurut pendapat Ries dan Trout dalam Kotler 2004 berpendapat bahwa produk terkenal pada umumnya memiliki suatu posisi
tersendiri  di  benak  konsumen.  Dengan  memiliki  posisinya  masing-masing  akan sulit bagi pesaing untuk mencurinya.
2.5. Promosi
Promosi  merupakan  berbagai  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  perusahaan untuk  menonjolkan  keistimewaan
–keistimewaan  yang  dilakukan  dan  membujuk konsumen  sasaran  agar  membelinya  Kotler,  1997.  Sedangkan  dari  sudut
pandang lain, Schoell dalam Alma 2002 mengemukakan bahwa promosi sebagai usaha  yang  dilakukan  oleh  marketer,  berkomunikasi  dengan  calon  audien.
Dimana  komunikasi  disini  didefinisikan  sebagai  proses  membagi  ide,  informasi dan perasaan audien. Promosi dibagi menjadi dua bagian, yaitu promosi penjualan
trade  promotion  dan  promosi  konsumen  consumer  promotion.  Promosi penjualan  dilakukan  untuk  meningkatkan  penjualan  suatu  poduk,  sedangkan
promosi konsumen dilakukan untuk memberikan insentif kepada konsumen, agar tetap  setia  terhadap  suatu  produk.  Tujuan  utama  dari  promosi  adalah  agar
konsumen mengenal produk yang ditawarkan, setelah mengenal maka konsumen akan mempunyai suatu ketertarikan dan akhirnya konsumen tersebut memutuskan
untuk membeli produk atau barang ataupun jasa yang ditawarkan.
2.6. Bauran Promosi