masalah –masalah terukur maupun masalah–masalah yang memerlukan pendapat
judgement. Perbedaan mencolok antara model AHP degan model pengambilan
keputusan lainnya menurut Permadi 1992 adalah terletak pada jenis inputnya. Model-model yang sudah ada umumnya memakai input yang kuantitatif atau
berasal dari data sekunder. Otomatis model tersebut hanya dapat mengolah hal-hal kuantitatif pula. Sementara itu Model AHP menggunakan persepsi manusia yang
dianggap “expert” sebagai input utamanya. Kriteria Expert dalam input utama AHP yang menjadi subjek, bukan
berarti memiliki kriteria orang yang harus jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya, akan tetapi kriteria expert disini menurut Permadi 1992 adalah
mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah
tersebut. Pengukuran hal-hal kualitatif pun sangat penting mengingat makin kompleksnya permasalahan di dunia dan tingkat ketidakpastian yang semakin
tinggi. Menurut Saaty 1993 mengenai aspek-aspek dalam AHP, menyebutkan
bahwa aspek kualitatif mendefinisikan persoalan dan hirarkinya dan aspek kuantitatif mengekspresikan penilaian dan preferensi secara ringkas dan padat.
Proses itu sendiri dirancang untuk mengintegrasikan dwi sifat ini. Proses ini dengan jelas menunjukan bahwa demi pengambilan keputusan yang sehat dalam
situasi yang kompleks, sehingga diperlukan menetapkan prioritas dan melakukan pertimbangan dapat dilakukan dengan menggunakan AHP.
2.9.2. Prinsip Kerja AHP
Dalam metode AHP menurut Saaty 1993 terdapat tiga prinsip pemecahan masalah, yaitu :
1. Menyusun hirarki Hirarki merupakan alat mendasar dari pikiran manusia yang melibatkan
pengidentifikasian elemen –elemen suatu persoalan, mengelompokan elemen–
elemen itu kedalam beberapa kumpulan yang homogen, dan menata kumpulan –
kumpulan ini pada tingkat yang berbeda. Pada prinsip ini perusahaan berusaha untuk menggambarkan atau menguraikan permasalahan atau realita secara hirarki.
Untuk memecahkan
permasalahan yang
kompleks maka
sebelumnya permasalahan terlebih dahulu didefinisikan. Lalu dilakukan pemecahan persoalan
yang utuh menjadi unsur –unsurnya, bahkan sampai tidak mungkin dilakukan
pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tersebut. Karena alasan ini maka proses analisis dinamakan hirarki. Secara umum
elemen yang digunakan pada hirarki adalah focus, forces, actors, objectives, dan scenario.
2. Menetapkan Prioritas Prinsip ini membuat penilaian tentang proporsional kepentingan relatif dua
elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap
prioritas elemen –elemen. Dengan kata lain proses ini adalah menentukan
peringkat elemen menurut relatifitas kepentingannya. Hasil dari penilaian ini akan disajikan dalam bentuk matriks Pairwise Comparison.
3. Konsistensi Logis Makna dari konsistensi terdiri dari 2 unsur. Pertama, objek
–objek yang serupa dapat dikelompokan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua,
menyangkut pada tingkat hubungan antara objek –objek yang didasarkan pada
kriteria tertentu. Dengan konsistensi logis maka menjamin bahwa elemen dikelompokan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan
kriteria yang logis. Kaitan antara metode AHP dengan penyusunan strategi promosi yang tepat
bagi perusahaan adalah untuk mendapatkan keputusan yang tepat melalui melihat faktor-faktor yang relevan dan berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi
yang akan dilakukan.
2.9.3. Langkah-langkah penggunaan AHP