Pengolahan Vertikal HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 20. Susunan bobot dan prioritas tujuan promosi yang ingin dicapai oleh BTN Syariah Cabang Solo Elemen tingkat 4 Tujuan Bobot Prioritas Menghadapi tingkat persaingan 0,380 1 Peningkatan penjualan produk KPR syariah 0,333 2 Memberikan informasi produk KPR syariah 0,287 3 Berdasarkan tujuan promosi yang ingin dicapai dalam penyusunan strategi promosi KPR BTN Syariah Cabang Solo, yang memiliki prioritas tertinggi adalah tujuan untuk menghadapi tingkat persaingan dengan bobot 0,380. Pada saat ini, perbankan syariah di Indonesia sedang pada masa “booming” dan banyak bank yang mulai merintis dan membuka pelayanan yang berfokus syariah sehingga akan meningkatkan persaingan. Hal ini yang mengharuskan BTN Syariah untuk lebih siap dalam menghadapi para pesaingnya. Sedangkan untuk tujuan kedua, yaitu untuk meningkatkan penjualan produk KPR Syariah memiliki bobot sebesar 0,333. Dengan adanya strategi pomosi yang disusun oleh perusahaan, diharapkan mampu meningkatkan penjualan produk KPR Syariah sesuai dengan target yang ingin diraih oleh BTN Syariah Cabang Solo. Tujuan yang menjadi prioritas terakhir adalah memberikan informasi produk KPR Syariah dengan bobot 0,287. Tabel 21. Susunan bobot dan prioritas aternatif yang dipilih oleh BTN Syariah Cabang Solo Elemen tingkat 5 Alternatif Bobot Prioritas Meningkatkan kegiatan publisitas dan Humas 0,224 1 Meningkatkan kegiatan pemasaran dan penjualan langsung 0,205 2 Meningkatkan kegiatan personal selling 0,197 3 Meningkatkan kegiatan periklanan 0,193 4 Meningkatkan kegiatan promosi penjualan 0,181 5 Berdasarkan alternatif yang dipilih perusahaan, yang memiliki prioritas utama adalah alternatif C, yaitu meningkatkan kegiatan publisitas dan humas 0,224. Kegiatan promosi melalui humas dan publisitas dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama dan mensponsori berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat Solo. Dengan adanya kegiatan publisitas dan humas ini, maka BTN Syariah Cabang Solo dapat membentuk presepsi positif masyarakat terhadap BTN Syariah Cabang Solo dan mendapatkan image positif dari masyarakat sehingga pada akhirnya mempermudah BTN Syariah dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat sekitar terhadap produk KPR Syariah maupun terhadap BTN Syariah. Alternatif lain yang prioritasnya dibawah alternatif C adalah alternatif E, yaitu meningkatkan kegiatan pemasaran dan penjualan langsung 0, 205. Kegiatan pemasaran dan penjualan langsung dilakukan untuk mempercepat BTN Syariah Cabang Solo dalam meraih target-target pasar yang potensial. Alternatif selanjutnya adalah alternatif D, yaitu meningkatkan kegiatan personal selling 0,197, alternatif A, yaitu meningkatkan kegiatan periklanan 0,193 dan yang terakhir adalah alternatif B, yaitu meningkatkan kegiatan promosi penjualan 0,181. Untuk lebih jelas mengenai hasil pengolahan vertikal dapat dilihat pada Gambar 11. Pemilihan Strategi Promosi KPR Syariah TP 0,264 AP 0,291 KK 0,114 SDM 0,215 BPL 0,116 KS 0,093 BM 0,279 RS 0,356 TM 0,272 MTP 0,380 IPS 0,287 A 0,193 B 0,181 C 0,224 D 0,197 E 0,205 PPP 0,333 Gambar 11. Hasil pengolahan vertikal pemilihan strategi promosi kredit pemilikan rumah KPR pada BTN Syariah Cabang Solo Keterangan : 1 Tingkat 1, Fokus : Pemilihan strategi promosi kredit pemilikan rumah KPR. 2 Tingkat 2, Faktor :Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi KPR. a. TP : Tingkat Persaingan b. AP : Anggaran Promosi c. KK : Karakteristik Konsumen d. SDM : Sumber Daya Manusia e. BPL : Bauran Pemasaran Lainnya 3 Tingkat 3, Aktor : Orang-orang yang berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi KPR. a. TM : Team Marketing b. RS : Retail Service c. BM : Branch Manager d. KS : Konsumen 4 Tingkat 4, Tujuan : Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan promosi KPR. a. IPS : memberikan informasi produk KPR syariah. b. PPP : peningkatan penjualan produk KPR syariah. c. MTP : menghadapi tingkat persaingan para pesaing 5 Tingkat 5, Alternatif : Alternatif strategi yang dapat dijalankan perusahaan. b. A : Meningkatkan kegiatan periklanan c. B : Meningkatkan kegiatan promosi penjualan d. C : Meningkatkan kegiatan publisitas dan humas. e. D : Meningkatkan kegiatan personal selling f. E : Meningkatkan kegiatan pemasaran dan penjualan langsung.

4.7. Hubungan dengan Product Life Cycle PLC

Siklus hidup produk product life cycle—PLC adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Kurva PLC gambar 12 umumnya dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap penurunan. 1. Tahap Perkenalan Introduction : Suatu periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu diperkenalkan ke pasar. Pada tahap ini tidak ada laba karena besarnya biaya-biaya untuk memperkenalkan produk. 2. Tahap Pertumbuhan Growth : Suatu periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang besar. 3. Tahap Kedewasaan Maturity : Suatu periode penurunan dalam pertumbuhan karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Laba stabil atau menurun karena peningkatan pengeluaran pemasaran untuk mempertahankan produk terhadap persaingan. 4. Penurunan Decline : Suatu periode saat penjualan menunjukkan arah menurun dan laba menipis. Gambar 12. Siklus hidup penjualan dan laba Kotler, 2000 Hubungan hasil penelitian ini dengan product life cycle PLC ini adalah bagi BTN Cabang Solo, produk KPR berada di tahap ketiga yaitu tahap kedewasaan, dimana produk KPR telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Sedangkan bagi BTN Syariah Cabang Solo, produk KPR Syariah berada di tahap awal yaitu tahap perkenalan dimana produk KPR baru diperkenalkan ke pasar. Alternatif yang diprioritaskan bagi BTN Cabang Solo sesuai dengan hasil pengolahan melalui metode AHP adalah dengan melakukan peningkatan pada kegiatan periklanan. Dengan melakukan kegiatan periklanan mampu menjangkau seluruh aspek atau lapisan masyarakat di seluruh wilayah kota Solo, sehingga BTN dapat mengkomunikasikan, menginformasikan serta mempromosikan keunggulan atau kelebihan produk-produk KPR BTN kepada masyarakat luas. Selain itu, kegiatan periklanan dapat meningkatkan nama BTN ke seluruh lapisan masyarakat di wilayah Eks Karesidenan Solo dan wilayah-wilayah disekitarnya. Dengan demikian, BTN Cabang Solo juga dapat mempertahankan bahkan meningkatkan brand image citra BTN di mata konsumen. Hal ini memang sedikit berbeda secara teori yang menyatakan bahwa pada saat produk mengalami tahap kedewasaan lebih kepada kegiatan membangun jaringan kepada