42 a. Beijing Cuisine Northern Chinese Food, merupakan masakan bangsa
Mongolia dan Henan yang kaya akan gandum, roti dan daging bebek b. Cantonese Cuisine, merupakan masakan yang mengandung sangat sedikit
minyak dan kaya akan bahan masakan seperti daging, ikan, tumbuhan. c. Sichuan Cuisine, merupakan masakan dengan citarasa pedas
d. Huaiyang Cuisine, merupakan masakan dengan metode steam cooking
2.3. Penelitian Terdahulu
Lidia 2001 dalam penelitian yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Pola Waralaba dan Strategi Pengembangan Usaha Makanan Siap Saji Fastfood di CV
X”, melakukan analisa kuantitatif dan kualitatif untuk memberikan alternatif strategi pengembangan bagi CV X. Analisis kuantitatif yang dilakukan berupa
analisa profitabilitas, matriks IFE dan matriks EFE. Sedangkan analisis kualitatif berupa analisa pelaksanaan pola waralaba, dampak pola waralaba dan perumusan
strategi alternatif dengan metode SWOT. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, CV X berada pada kondisi persaingan yang sangat sulit, sehingga
strategi yang dipilih adalah strategi kombinasi, yaitu penggabungan strategi W-O dengan strategi lain untuk meningkatkan kemampuan bersaing. Adapun strategi
yang menjadi prioritas adalah peningkatan pengembangan karyawan, pemberian kepercayaan pada pewaralaba dan pembelian peralatan produksi.
Rudianto 2002 dalam penelitian yang berjudul “ Strategi Pemasaran Restoran Berbasis Preferensi Konsumen Studi Kasus Restoran Larisa, Bogor,
melakukan analisis matriks SWOT dengan menganalisa variabel kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mempengaruhi restoran. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Restoran Larisa berada pada pertemuan antara isu strategis
43 kekuatan dan peluang. Pada kondisi ini peneliti merekomendasikan strategi
progresif atau strategi yang berorientasi kepada pertumbuhan melalui peningkatan kapasitas produksi, pengembangan produk dan pasar. Dalam penelitian ini tidak
digunakan matriks IE dan QSPM sehingga tidak dapat diketahui secara mendalam posisi internal dan eksternal restoran, serta prioritas strategi yang akan dipilih
untuk pengembangan restoran. Desiranita 2004 dalam penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan
Bisnis Kecil pada Rumah Makan Saung Kiray” mengemukakan bahwa rumah makan tradisional Sunda yang dikelola secara kekeluargaan ini mengalami
keterbatasan jumlah karyawan SDM serta sistem pengelolaan usaha yang masih sangat sederhana. RM Saung Kiray memiliki karyawan sebanyak enam orang,
struktur organisasinya masih abstrak dan belum jelas, serta sistem pencatatan keuangan yang masih sederhana. Dalam memberikan kenyamanan pada
pengunjung, RM Saung Kiray menyediakan perpustakaan mini sebagai fasilitas. Analisis alternatif strategi pengembangan usaha dilakukan dengan analisis matriks
IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Melalui analisis faktor eksternal dan internal yang digambarkan dalam matriks IE, terlihat bahwa posisi usaha ini berada pada
tahap hold and maintain dengan strategi alternatif berupa strategi penetrasi dan pengembangan. Melalui analisis QSPM, alternatif strategi yang menjadi prioritas
adalah meningkatkan usaha promosi melalui pemasangan spanduk di lokasi strategis.
Luna 2005 dalam penelitian yang b erjudul “Analisis Strategi Pemasaran
Restoran dengan Metode SWOT Studi Kasus Restoran Raffles, Megamendung Bogor melakukan analisa faktor internal dan eksternal perusahaan serta
44 perumusan strategi dengan metode SWOT. Dalam penelitian ini dilakukan
pengujian kuesioner bagi para konsumen untuk mengetahui apa yang diinginkan konsumen dari restoran Raffles.
Fahrurozhi 2006 dalam penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Industri Kecil Tape Bondowoso di Kabupaten Bondowoso”
menganalisa faktor eksternal dan internal serta posisi perusahaan dengan metode matriks IE dan SWOT . Sedangkan untuk penetapan alternatif prioritas strategi
pengembangan menggunakan metode Analitycal Hierarcy Process AHP. Prioritas alternatif strategi yang disarankan adalah : 1meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan pada konsumen; 2 meningkatkan nilai tambah dan kualitas produk; 3 memperluas daerah pemasaran; 4 melakukan pengembangan dan
diferensiasi produk; 5 melakukan kegiatan promosi; 6 meningkatkan kualitas SDM, manajerial dan teknologi; 7 mengoptimalkan volume produksi perusahaan
dan 8 melakukan efisiensi biaya. Secara umum, penelitian ini memiliki tujuan yang hampir sama dengan
penelitian-penelitian terdahulu, yaitu mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perkembangan restoran dan menganalisa alternatif
strategi yang tepat bagi pengembangan usaha restoran. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah lokasi dan konsep restoran yang menjadi objek
penelitian. Dalam hal ini restoran yang menjadi objek penelitian adalah Restoran Rice Bowl yang memiliki konsep oriental semi fastfood. Selain itu lokasi restoran
yang berada di dalam sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota Bogor, yaitu Botani Square, juga mempengaruhi analisa alternatif strategi pengembangan yang
tepat bagi restoran.
20
No Judul Penelitian
Tujuan Metode dan Alat Analisis
1. Lidia
2001 Evaluasi Pelaksanaan Pola Waralaba dan
Strategi Pengembangan Usaha Makanan
Siap Saji Fastfood di CV X
1. Mempelajari
mekanisme dan
mengevaluasi pelaksanaan pola waralaba pada usaha makanan siap saji
2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal
3. Merumuskan strategi pengembangan usaha makanan siap saji CV X
a Analisa kuantitatif, berupa analisa profitabilitas, matriks IFE dan matriks EFE, b Analisa kualitatif,
berupa analisa pelaksanaan pola waralaba, dampak pola waralaba dan perumusan strategi alternatif
dengan metode SWOT
2. Desiranita
2004 Strategi Pengembangan Bisnis Kecil
pada Rumah Makan Saung Kiray 1.Menganalisis faktor eksternal dan
internal yang mempengaruhi 2.Memilih strategi pengembangan yang
sesuai dengan kondisi rumah makan Saung Kiray
Identifikasi faktor internal dan eksternal, analisis matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT,
dan QSPM
3. Luna 2005
Analisis Strategi Pemasaran Restoran dengan Metode SWOT Studi Kasus
Restoran Raffles, Megamendung Bogor Merumuskan strategi pemasaran bagi
Rstoran Raffles
dalam rangka
mempertahankan dan
meningkatkan posisinya agar dapat bersaing dengan
jasa boga lainnya 1. Brainstorming melalui Focus Group Discussion
FGD untuk menentukan atribut penilaian restoran oleh konsumen
2. Matriks IFE, EFE dan SWOT 4.
Fahrurozhi 2006
Strategi Pengembangan Usaha Industri Kecil Tape Bondowoso di Kabupaten
Bondowoso Merumuskan
alternatif strategi
pengembangan yang sesuai bagi industri kecil Tape Bondowoso
Analisis matriks IE dan matriks SWOT serta analisis prioritas strategi dengan Analytical Hierarcy Process
AHP
21
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1.
Konsep Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos” yang berasal dari kata “stratos” yang berarti militer dan “ag” yang berarti memimpin. Kata strategi
pada awalnya merupakan istilah dalam bidang kemiliteran bukan manajemen. Istilah strategi dalam bidang manajemen pertama kali diperkenalkan oleh Drucker
1955 yang didefinisikan sebagai semua keputusan pada sasaran bisnis dan pada cara untuk mencapai sasaran tersebut.
Secara umum, strategi dapat diartikan seba gai “sekumpulan pilihan kritis
untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan
memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis ideal berkelanjutan sebagai arah, cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan
yang ideal dari individu atau organisasi” Triton,2007.
3.1.2. Konsep Manajemen Strategis
Manajemen strategis merupakan kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan penerapan strategi yang didesain untuk mencapai
sasaran organisasi Pearce dan Robinson, 1988. Menurut Nawawi 2003, manajemen strategi merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada
jangkauan masa depan yang jauh visi, dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar