H
1
:
1 2
rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran strategi REACT dengan
pendekatan Education Games lebih dari rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional. Kriteria pengujian perbedaan dua rata-rata H
diterima jika t’
hitung
t’
tabel
. Hasil uji perbedaan dua rata-rata uji satu pihak, pihak kanan dapat dilihat pada
Tabel 4.12 di bawah ini. Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Peningkatan
t
hitung
α t
tabel
kesimpulan Artinya
2,15 5
1,75 t
hitung
t
tabel
ada perbedaan signifikan
Berdasarkan Tabel terlihat bahwa t
hitung
= 2,15 dengan α = 5 diperoleh
t
tabel
= 1,75. Hal ini menunjukan bahwa t
hitung
t
tabel
. Jadi H ditolak yang berarti
rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran strategi REACT dengan pendekatan Education Games lebih baik
daripada rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
4.1.4.5 Analisis Angket Siswa
Angket diberikan pada akhir pembelajaran pada kelas eksperimen. Angket yang diberikan merupakan respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah
dilakukan pada kelas eksperimen yang menerapkan strategi REACT dengan pendekatan Education Games. Dari hasil angket respon siswa tersebut didapatkan
data bahwa respon siswa terhadap pembelajaran pada kelas eksperimen termasuk
kategori baik. Prosentasi hasil angket respon siswa untuk masing-masing tahap
pembelajaran pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut. Tabel 4.10 Hasil Kualifikasi Angket Respon Siswa
Tahap yang diamati Prosentase
a
Kualifikasi Relating
77,78 3,89
Baik Experiencing
75,33 3,77
Baik Applying
77,33 3,87
Baik Cooperating
75,33 3,77
Baik Transffering
74,33 3,72
Baik Education Games
74,00 3,70
Baik
Berdasarkan Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa respon siswa terhadap pembelajaran pada kelas eksperimen diperoleh data sebagai berikut. Pada tahap
Relating respon siswa termasuk dalam kualifikasi Baik, pada tahap Experiencing respon siswa termasuk dalam kualifikasi Baik, pada tahap Applying respon siswa
termasuk kualifikasi Baik ,pada tahap Cooperating respon siswa termasuk kualifikasi Baik , pada tahap Transffering respon siswa termasuk kualifikasi Baik,
dan pada Education Games respon siswa termasuk kualifikasi Baik, sedangkan pada keseluruhan proses pembelajaran dengan strategi REACT dengan pendekatan
Education Games respon siswa termasuk dalam kategori Baik. Perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.
4.2 Pembahasan
Pada pembahasan penelitian ini akan dijelaskan hasil dari penelitian. Pada penelitian ini dua kelas sampel mendapatkan perlakuan yang berbeda yaitu kelas
eksperimen mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan strategi REACT dengan pendekatan Education Games dan pada kelas kontrol diberikan perlakuan
pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan pada kelas kontrol pembelajaran
dilakukan oleh guru matematika SMP IT Bina Amal Semarang, Muzairin, S.Pd dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti.
Pada penelitian ini dilaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing dilaksanakan delapan kali pertemuan. Pertemuan pada
pembelajaran masing-masing dengan rincian satu kali pertemuan pre-test kemampuan berpikir kritis, empat kali pertemuan pembelajaran dengan
menggunakan model, satu kali pertemuan pembelajaran dengan education games, satu kali pertemuan post test kemampuan berpikir kritis, dan satu kali untuk
pendalaman. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran strategi REACT dengan
pendekatan Education Games dengan pendekatan Education Games yang mengkaitkan materi yang akan dipelajarai dengan contoh yang ada dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan mengkaitkan materi dengan contoh atau masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari maka rasa ingin tahu siswa akan dengan